Mohon tunggu...
Jhon Qudsi
Jhon Qudsi Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Media Sosial

Eksistensi suatu peradaban di bentuk oleh tulisan yang melahirkan berbagai karya i buku

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Tambang dari Pemerintah untuk Ormas?

12 Juni 2024   20:10 Diperbarui: 12 Juni 2024   20:11 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemberian izin tambang oleh pemerintah kepada organisasi masyarakat (ormas) telah menjadi topik yang kontroversial dan memicu perdebatan di berbagai kalangan. Pada dasarnya, keputusan ini menimbulkan pertanyaan mengenai transparansi, akuntabilitas, dan dampak lingkungan serta sosial yang ditimbulkan. Dalam kolom ini, kita akan mengkritisi dan menganalisis kebijakan tersebut dari berbagai sudut pandang.

Transparansi dan Akuntabilitas

Salah satu kritik utama terhadap pemberian izin tambang kepada ormas adalah kurangnya transparansi dalam proses pemberian izin. Pemerintah sering kali dianggap tidak terbuka dalam mengungkapkan alasan dan pertimbangan di balik keputusan tersebut. Proses yang kurang transparan ini menimbulkan kecurigaan adanya praktik korupsi dan kolusi antara pihak pemerintah dan ormas penerima izin.

Akuntabilitas juga menjadi isu penting. Ormas yang menerima izin tambang harus bertanggung jawab atas kegiatan mereka dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Namun, sering kali tidak ada mekanisme yang jelas untuk memastikan bahwa ormas tersebut benar-benar mematuhi aturan dan regulasi yang ada. Kurangnya pengawasan dan penegakan hukum dapat mengakibatkan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan dan tidak bertanggung jawab.

Dampak Lingkungan

Pemberian izin tambang kepada ormas juga menimbulkan kekhawatiran serius terkait dampak lingkungan. Tambang, terutama tambang besar, memiliki potensi merusak ekosistem lokal, menyebabkan deforestasi, polusi air dan tanah, serta mengancam keberlangsungan flora dan fauna setempat. Banyak ormas yang mungkin tidak memiliki kapasitas teknis dan keahlian untuk mengelola tambang secara berkelanjutan dan minim dampak negatif terhadap lingkungan.

Isu ini diperparah dengan minimnya pengawasan dari pemerintah. Ketika izin diberikan kepada ormas tanpa adanya pengawasan yang ketat, risiko kerusakan lingkungan meningkat. Pemerintah seharusnya memastikan bahwa setiap kegiatan pertambangan dilakukan sesuai dengan standar lingkungan yang ketat dan berkelanjutan.

Dampak Sosial

Selain dampak lingkungan, kegiatan tambang juga memiliki dampak sosial yang signifikan. Pemberian izin tambang kepada ormas dapat memicu konflik sosial, terutama jika ormas tersebut tidak memiliki dukungan dari masyarakat lokal. Konflik dapat timbul akibat perebutan lahan, perbedaan kepentingan, dan ketidakadilan dalam pembagian manfaat ekonomi dari kegiatan tambang.

Selain itu, kegiatan tambang sering kali tidak memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat lokal. Seringkali, keuntungan ekonomi lebih banyak dinikmati oleh pihak-pihak luar sementara masyarakat setempat harus menanggung dampak negatif dari kegiatan tersebut. Hal ini bisa memperdalam ketimpangan sosial dan ekonomi di daerah-daerah pertambangan.

Rekomendasi Kebijakan

Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut, ada beberapa rekomendasi kebijakan yang bisa dipertimbangkan:

1. Transparansi dalam Proses Pemberian Izin:

Pemerintah harus meningkatkan transparansi dalam proses pemberian izin tambang. Informasi mengenai alasan dan pertimbangan di balik keputusan pemberian izin harus disampaikan secara terbuka kepada publik. Selain itu, proses konsultasi dengan masyarakat lokal juga harus dilakukan secara menyeluruh dan transparan.

2. Peningkatan Pengawasan dan Penegakan Hukum: 

Pemerintah harus memperkuat mekanisme pengawasan dan penegakan hukum terhadap kegiatan tambang yang dilakukan oleh ormas. Pengawasan yang ketat dan sanksi yang tegas terhadap pelanggaran akan membantu mencegah kerusakan lingkungan dan dampak sosial yang negatif.

3. Pembangunan Kapasitas Ormas:

Sebelum memberikan izin tambang, pemerintah harus memastikan bahwa ormas tersebut memiliki kapasitas teknis dan keahlian yang memadai untuk mengelola tambang secara berkelanjutan. Program pelatihan dan pendampingan teknis bisa diberikan untuk meningkatkan kapasitas ormas dalam hal ini.

4. Keterlibatan Masyarakat Lokal:

Masyarakat lokal harus dilibatkan dalam setiap tahap kegiatan tambang, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kepentingan dan hak-hak masyarakat lokal terjaga, serta untuk meminimalisir konflik sosial yang mungkin timbul.

5. Pendekatan Pembangunan Berkelanjutan:

Setiap kegiatan tambang harus dilakukan dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan. Ini berarti bahwa kegiatan tersebut harus direncanakan dan dilaksanakan dengan mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan masyarakat, serta memastikan bahwa sumber daya alam dikelola dengan cara yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Secara keseluruhan, pemberian izin tambang kepada ormas merupakan kebijakan yang memerlukan perhatian dan pengawasan yang serius. Transparansi, akuntabilitas, dan pengawasan yang ketat adalah kunci untuk memastikan bahwa kegiatan tambang tidak merusak lingkungan dan membawa manfaat nyata bagi masyarakat lokal. Dengan pendekatan yang tepat, kegiatan tambang bisa menjadi sumber pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun