Mohon tunggu...
Ali Anshori
Ali Anshori Mohon Tunggu... Freelancer - Ali anshori

Bekerja apa saja yang penting halal. Hobi olahraga dan menulis tentunya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Eks Gafatar akan Kembali ke Kalimantan

29 Januari 2016   06:25 Diperbarui: 29 Januari 2016   08:33 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah curahan hati seorang dokter yang menangani pengungsi eks gafatar di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat beberapa waktu lalu. Selain memberikan pelayanan kesehatan dokter yang dikenal dengan nama Sien Setiawan itu juga menyempatkan diri melakukan “wawancara” kepada para pengusngsi eks gafatar. Terlpas apakah yang disampaikan eks gafatar tersebut benar atau tidak.

Sie mengungkapkan, saat pertama merawat pengungsi gafatar di tempat pengungsian eks kantor dispora .malam itu tanpa disadari air mata batinnya menetes didalam dada . Saat memasuki ruangan pengungsi , terasa aura / atmosfir / " roh " penderitaan , kesengsaran yang begitu lama telah dialami para pengungsi.

Ruangan lebih banyak terisi oleh anak-anak , remaja, ortu lansia. Ada orang tua yang demam menggigil, ada yang diabetes, ada juga wanita hamil yang sakit mengeluarkan cairan ketuban (disertai flek darah).

Demikian juga ditempat pengungsian aula pendopo , sangat terasa campur baur aura kepasrahan , kebingungan , kepahitan ( " bitterness " ) , kelelahan .
mayoritas pengungsi adalah wanita, anak-anak .

Dari wawancara, mayoritas masih baru beberapa bulan tiba di Melawi Kalbar , masih belum memahami ideologi gafatar . mayoritas mereka adalah " korban "iming-iming kehidupan sejahtera dalam kelompok tani.

Mayoritas pengungsi adalah juga "korban" diskriminasi pembangunan di Jawa. Mereka tersisihkan secara ekonomi sosial di Jakarta, Jabar, Jateng , Jatim dan Lampung serta Palembang. banyak juga diantara mereka adalah korban penggusuran pemukiman pinggir kali Ciliwung Jakarta. pedagang kaki lima di Jawa , dll.

Karena sudah "hopeless" (kehilangan pengharapan) di Jawa , maka saat ada aktivis gafatar menawarkan janji kehidupan ekonomi yang lebih baik, diberikan sebidang tanah di Kalbar , diberi uang transport dan jaminan cukup makanan sambil menunggu hasil panen berhasil.

Ditambah dengan fasilitas infrastruktur yang serba gratis (camp perumahan, kesehatan gratis, infrastruktur pengolahan pertanian gratis) serta komunitas sosial yang kompak penuh perhatian, maka banyak yang terpikat untuk ikut bergabung , ikut "hijrah" ke tanah pengharapan.)

80 % pengungsi adalah "korban", maka itu jika kita menjalin komunikasi dengan mereka ,maka terasa aura "pasrah", ketidakberdayaan, kepahitan, begitu lama mereka telah menderita di jawa.

Saat mereka terusir dalam suasana "terpaksa", saat mereka didatangi oleh "oknum" warga tertentu yang menawar murah barang berharga (motor, sapi, dll) dengan harga yang sangat miring, saat seng , kayu, alat pertanian di rumah mereka dijarah. Mereka hanya bisa pasrah, tidak ada air mata yang keluar dari mata jasmani pengungsi, karena air mata jasmani mereka sudah "kering" . tapi "roh"/jiwa mereka yang menangis, begitu kuat aura kesedihan, aura" kepahitan" saat keberangkatan mereka menuju Pontianak. ada 200 orang pengungsi yang kami obati (dari total 900 an pengungsi Melawi).

Umumnya menderta penyakit gatal-gatal, batuk pilek, sakit maag, diare karena stress + kurang tidur, hipertensi dan ada 4 wanita hamil. Bagaimana dengan aktivis gafatar?

Saat para aktivis di wawancara oleh polres, tampak terasa aura/"roh" kebohongan,aura "kepalsuan".

Di dalam tas aktivis ditemukan buku ideologi teologi 3 agama. Aktivis bisa terbaca, aura/ "roh"/psikologinya lain dan berbeda jauh dengan mayoritas " korban" pengungsi, aktivisnya hanya sekitar 20 % saja dan 80 % pengungsi adalah "korban". saat sampai kembali di jawa, 80 % korban tidak akan mau lagi kembali ke Kalimantan karena telah mengalami trauma psikologi yang berat, kepahitan yang dalam.

Tapi para aktivis gafatar akan berusaha kembali ke Kalimantan .karena salah satu konsep ideologi gafatar menyatakan bahwa suatu saat dimasa depan, pulau Jawa akan tenggelam dan pulau Kalimantan adalah "tanah pengharapan", "tanah perjanjian".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun