Inilah “Bom” nya Orang Melawi
Satu jam sebelum bom meledak di Jakarta dan membuat heboh seluruh Indonesia, saya dan kawan-kawan di kabupaten Melawi, salah satu kabupaten yang ada diujung Kalimantan Barat bercerita juga bercerita soal bom. Namun kisah bom ini tidak seheboh seperti di Jakarta, justru sebaliknya lucu.
Kata kawan saya tadi, baru-baru ini ada warga Melawi yang ditahan polisi saat hendak meninggalkan bandara gara-gara “bom” (dia tidak menyebutkan bandara mana). Kala itu ada warga Melawi yang hendak mengajak temannya cepat-cepat meninggalkan bandara, menggunakan bahasa daerah. “bom cepat sikit nenak tedudi”
Polisi yang mendengar percakapan warga Melawi itu langsung mengambil tindakan dan mengamankannya. Tentu saja mereka kebingungan kenapa bisa ditangkap polisi padahal mereka merasa tidak pernah melakukan kejahatan apapun.
Usut punya usut polisi itu salah sangka. Polisi mengira warga Melawi tadi hendak mengebom bandara setelah mendengar percakapan warga Melawi tadi. Percakapan yang saya maksud adalah “Bom cepat sikit nenak tedudi” jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia artinya “ayo cepat sedikit nanti ketinggalan”.
Bom adalah bahasa sehari-hari yang dipergunakan masyarakat Melawi. Artinya “ayo” contohnya “Bom kita kinun” artinya “ayo kita ke sana” contoh lainnya “bom kita angkat” artinya “ayo kita berangkat”
Kata bom ini sejatinya bukan hanya dipergunakan masyarakat Melawi saja, namun juga masyarakat Kabupaten Sintang. Sedangkan di daerah lain seperti Kapuas Hulu, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Landak lebih umum dengan kata “Boh” artinya “ayo”
Penggunaan kata “bom” oleh masyarakat Melawi dan Sintang ini sejatinya hanya untuk mempersingkat kosakata. Idealnya memang menggunakan kata “boh dengan imbuhan am “Boh AM”. Contoh lainnya “aok am” atau “kituk am” kemudian disingkat dengan “Kitum” yang artinya “Sini” Namun pada kata “aok am” penyebutannya tidak disingkat seperti kata-kata “boh am” yang menjadi “bom” namun tetap “aok am”.
Selain masyarakat Melawi masyarakat Kabupaten Ketapang dan Kayong Utara juga menggunakan kata “am” dalam beberapa percakapannya. Seperti “Aok Am” (Aok + Am) artinya “ya” atau “Yok+Am” yang kemudian disingkat menjadi “Yum” artinya “ayo”. Adalagi kata-kata “sembarang hari+M“ oleh masyarakat Melawi dan Ketapang penyebutannya menjadi “Mbarang Arim” atau “sembarang ari am”.
Hehehe inilah sedikit pengetahuan yang saya bisa tulis di sini. Kebetulan saya pernah tinggal di beberapa daerah ini sehingga sedikit tahu mengenai bahasa daerah masyarakatnya. Semoga artikel ini bermanfaat.
Oh ya pesannya kita boleh saja mencintai bahasa daerah bahkan harus dicintai, namun jangan sampai lupa ketika kita berada di luar usahakan menggunakan bahasa Indonesia, karena kita adalah warga negara Indonesia. Tidak masalah menggunakan bahasa daerah asalkan berada di antara orang-orang satu daerah. Supaya tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Di Pontianak sendiri bom sudah menjadi makanan warga. Namun bukan bom yang bisa meledak sebab bom yang satu ini adalah makanan dengan nama "bom". Makanan ini terbuat dari ubi yang sudah ditumbuk kemudian dikepal sebesar kepalan anak kecil, selanjutnya digoreng untuk menikmati makanan bom biasanya dicocolkan dengan cabe, rasanya makin maknyos. Hehehe salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H