Mohon tunggu...
Ali Anshori
Ali Anshori Mohon Tunggu... Freelancer - Ali anshori

Bekerja apa saja yang penting halal. Hobi olahraga dan menulis tentunya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bukan Fogging, Ini Cara Ampuh Basmi DBD Ala dr Sien

4 Desember 2015   08:10 Diperbarui: 5 Desember 2015   03:34 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Petugas Kesling di kabupaten Melawi saat melakukan fogging (dr Sien)"][/caption]Ternyata fogging tidak lagi efektif untuk membasmi nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD), apalagi pada musim penghujan seperti sekarang ini, semprotan asap hanya akan larut bersama air.

Menurut kepala puskesmas Nanga Pinoh dr Sien Setiawan, fogging hanya akan menjadi sia-sia jika tidak dibarengi dengan gerakan pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan penaburan abate.

Sien mengatakan, sudah 5 tahun dirinya melakukan penelitian tentang fogging, melakukan pemetaan fogging ,pemetaan kasus DBD dan pengamatan terjadinya kasus DBD ditempat lokasi yang sudah difogging sebelumnya. Termasuk mengamati populasi nyamuk dan jentik di sekitar tempat fogging.

Ternyata setelah dua hari pasca fogging , muncul nyamuk - nyamuk kecil dengan jumlah yang lebih banyak dari sebelumnya. Bahkan setelah difogging kasus DBD baru pun masih bermunculan di lokasi sekitar fogging

Ternyata tidak semua nyamuk mati terkena asap fogging . Nyamuk yang mati hanya di pusat asap fogging saja, sedangkan di sekitar pinggir pusaran asap, nyamuk - nyamuk hanya pingsan , bisa terlihat di lantai masih meloncat-loncat ,sedangkan sebagian besar nyamuk beterbangan melarikan diri, berpindah ke rt / rw tetangga lokasi fogging.

“Sehingga di minggu berikutnya kita bisa melihat munculnya kasus baru DBD di komunitas tetangga area yang sudah difogging minggu sebelumnya. Penelitian di beberapa negara juga membuktikan bahwa fogging secara sporadis tidak efektif,” jelasnya .

Kenapa kasus DBD tidak bisa hilang di tempat focus DBD yang sudah difogging? karena saat difogging, jentik - jentik nyamuk tidak mati . Pada saat suatu tempat di fogging ,masyarakat masih banyak yang tidak mau melakukan PSN sehingga jentik - jentik nyamuk yang ada di tempat sampah ,penampungan air hujan ,masih bisa berkembang.

“Sehingga 2 hari selanjutnya pasca fogging bermunculanlah nyamuk kecil yangg sudah bermetamorfosis dari jentik,” katanya .

Satu nyamuk dewasa yang mati saat fogging sudah punya keturunan 100 - 300 telur yang masih aman berkembang di sampah - sampah yang ada airnya termasuk di rawa - rawa di bawah rumah panggung

Hanya butuh waktu 8 - 12 hari telur berubah jadi jentik - kepompong - nyamuk. Selama 5 tahun dinkes selalu melakukan fogging di Nanga Pinoh Kabupaten Melawi, tetapi kasus DBD semakin meningkat setiap tahun.

[caption caption="Kerja bakti membersihkan tempat yang menjadi sarang nyamuk yang dilakukan oleh puskesmas dan ormas di Melawi (dr Sien)"]

[/caption]

DBD 91 Kasus

Kasus DBD di Kabupaten Melawi terus melonjak, sampai dengan 3 Desember tercatat ada 91 kasus 3 diantaranya meninggal dunia. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya kasus DBD mengalami kenaikan drastis.

Pada tahun 2014 hanya 43 kasus DBD dengan 2 orang meninggal. Kepala puskesmas Nanga Pinoh, Sien Setiawan mengatakan, maka itu cara yang paling efektif memberantas DBD adalah menggerakkan seluruh pejabat, aparatur, Tokoh masyarakat, anggota DPRD.

Semua lapisan masyarakat untuk kerja bakti massal serentak 1 minggu sekali selama 1 bulan . Jika ini bisa dilakukan maka populasi jentik / nyamuk bisa ditekan seminimal mungkin. Jadi solusi menanggulangi wabah DBD adalah kerja bakti masal serentak PSN + gerakan 3 M + abate. seminggu sekali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun