Mohon tunggu...
Ali Anshori
Ali Anshori Mohon Tunggu... Freelancer - Ali anshori

Bekerja apa saja yang penting halal. Hobi olahraga dan menulis tentunya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kasus Setyo Novanto, Apa Mungkin Presiden Dulu Kayak Gini?

18 November 2015   21:39 Diperbarui: 18 November 2015   22:17 1367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sepandai-pandai tupai meloncat akhirnya jatuh juga. Peribahasa tersebut cocok untuk mengistilahkan prilaku tak terpuji Setyo Novanto yang selama ini sering melontarkan kritik pedas kepada presiden terkait masalah apapun. Dia yang selama ini selalu berkoar-koar bagai orang paling baik akhirnya terkuak juga seperti apa tindak tanduknya.

Setyo Novanto dikabarkan telah meminta saham sebesar 20% kepada bos PT Freeport dengan mencatut nama Presiden dan Wapres sebagai penerimanya untuk memuluskan renegosiasi perpanjangan kontrak PT Freeport. Apa mungkin presiden melakukan hal itu, karena sebelumnya telah memberikan syarat cukup banyak kepada PT Freeport jika ingin memperpanjang kontrak.

Melihat sepak terjang Setyo Novanto yang kerap melancarkan “serangan” kepada presiden bukan kritikan. Saya menjadi antipati denganya. Bahkan persoalan remeh temehpun akan dikritik dengan cara tak lazim.

Apalagi setelah melihat rekam jejaknya dalam beberapa kasus, yang pernah diperiksa oleh lembaga hukum beberapa kali sepertinya pencatutan nama presiden dan wapres untuk memuluskan renegosiasi perpanjangan kontrak PT Freeport yang dilakukannya tak bisa dielak lagi. Takkan mungkin bos PT Freeport asal sebut untuk persoalan seperti ini, karena menyangkut urusan orang banyak.

Hal seperti ini mungkin sudah menjadi rahasia umum bagi kalangan tertentu, contohnya dalam beberapa kejadian, dimana ada anggota DPR yang meminta THR kepada sejumlah perusahaan saat dekat dengan hari raya. Dan masalah seperti ini juga sudah sering mencuat ke permukaan. Ibarat pepatah tak ada asap kalau tak ada api.

Namun, sekarang muncul pertanyaan, Apa tujuannya Setyo Novanto melakukan tindakan seperti itu? Berani benar dia membawa-bawa nama presiden untuk meminta jatah kepada freeport, atau jangan-jangan presiden yang dulu memang melakukan hal demikian? Seperti yang saya katakan dari awal, tak ada asap kalau tak ada api.

Namun, muncul lagi pertanyaan kedua. Apa mungkin Setyo Novanto sengaja melakukan demikian karena ingin menjatuhkan nama presiden? Coba merenung sejenak kira-kira menurut pembaca seperti apa? sebab saya sendiri tidak bisa menjawab. Bisa jadi satu diantara kedua pertanyaan itu ada benarnya dan bisa  jadi salah semua.

Untuk saat ini kita tunggu saja seperti apa kelanjutan kasus ini, sebab mentri juga sudah melaporkannya kepada  kepada Mahkamah Kehormatan Dewan dan kapolri sendiri sudah menganggap pencatutan itu sebagai penipuan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun