Mohon tunggu...
Aleeya El Maliky
Aleeya El Maliky Mohon Tunggu... Freelancer - Alia_Malik

Tugasku saat ini hanya belajar, Supaya gelasku terisi dengan ilmu sampai penuh. Kalau gelasku sudah penuh otomatis isinya akan melimpah airnya dan meluap disekitarku. Smoga istiqomah supaya bisa terus mengukir sejarah indah untuk banyak orang :-) :-) :-)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Give Away

4 Agustus 2021   11:13 Diperbarui: 4 Agustus 2021   11:32 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Viral. Sumber ilustrasi: PIXABAY/ktphotography

Lagi booming adanya ikoy-ikoy'an disosial media yang merupakan "Give away" istilah bahasa english yang berarti memberi secara gratis. 

Hal ini merupakan pemberian dengan cara permainan yang menyenangkan. Akan tetapi, saya memiliki pandangan dari kacamata yang berbeda terkait hal ini.

Pemberian secara gratis yang cuma-cuma, akankah lebih baiknya kita fokus sama masyarakat dipelosok negeri yang masih kekurangan sandang pangannya. 

Apalagi disaat pandemi, dimana banyak sekali orang-orang diluaran sana yang membutuhkan dana untuk bisa bertahan hidup ditengahnya suasana yang mencekam seperti saat ini.  

Jangankan untuk beli paket data internet, beli makan saja masih binggung mau pakai uang yang mana. Nahh sedangkan permainan ikoy-ikoy'an ini otomatis memakai internet, dan yang mengikuti permainan tersebut mampu beli pulsa. Jadi logikanya, beli pulsa saja mereka bisa apalagi untuk keperluan lainnya pastinya mampu mencukupi hidupnya kecuali memang banyak maunya.

Mampu dalam artian masih bisa makan yang layak, masih bisa bertahan hidup ditengah-tengah pandemi. Jika kita ketahui  banyak sekali diluaran sana sedang kekurangan sandang pangannya. Sebab PHK dimana-mana yang akhirnya banyak tulang punggung keluarga yang kehilangan pekerjaan sehingga kebutuhan kurang memadai. 

Susahnya mencari pekerjaan disaat kondisi yang belum stabil. Adanya PPKM dimana segala pekerjaan diluaran rumah juga terbatas yang akhirnya pendapatan menurun.

Kondisi di atas merupakan musibah bagi banyak orang, kabar buruk bagi semua bahwa nyatanya masih ada banyak masyarakat yang membutuhkan ringan tangan dari kami yang masih di anggap mampu oleh mereka. Akankah lebih baik memberikan yang bermanfaat pada orang-orang yang tepat pula. 

Bukan berarti tidak memberi kitanya pelit, gag mau, atau tidak peduli. Tapi disini saya tekankan bahwa dengan adanya ikoy-ikoy'an alias give away takut jika kedepannya malah mencetak generasi bermental meminta untuk generasi selanjutnya.

Bagiku, jika kalian ingin sesuatu berusahalah dan berjuanglah dengan proses yang baik maka keinginanmu akan terwujud walaupun terkadang memakan banyak waktu. Jangan meminta-minta keperluanmu pada orang lain yang belum kalian kenal. 

Bersyukur saja sama  tuhan masih diberi sehat dan akal yang jernih untuk berpikir, lantas baiknya mencari solusi bagaimana caranya biar bisa mendapatkan apa yang ingin dimiliki. Supaya tahu bahwa segala sesuatu itu tidak instan, perlu proses, usaha, dan perjuangan supaya kedepannya tidak lagi hidupmu mengantungkan sama orang lain melainkan harus kerja keras.

Ibaratnya:
Jika kamu memberi makan nasi kepada orang-orang, berarti kamu memberinya hanya saat itu saja. Tapi, lain cerita jika kamu mengajarkan mereka bagaimana caranya membuat nasi. Insya alloh kedepannya akan menjadi ladang bagi mereka untuk bisa hidup dengan sejahterah

Akan tetapi, permainan ikoy-ikoy'an ini bukan berarti tidak bagus, tetap menghibur disaat banyaknya berita bersliweran disosial media yang mengundang menurunnya imunitas ia memberikan hiburan bagi banyak orang. 

Namun, perlu adanya evaluasi supaya kedepannya untuk mengadakan permainan ini bisa melihat dulu dampak positif dan negatifnya supaya berjalannya permainan tidak ada lagi hal-hal yang mempengaruhi kejelekan. Baiknya, lanjutkan saja permainannya tetapi berikan sesuatu yang manfaat bagi mereka kenilai yang lebih positif.

Jika memang niatnya permainan ini untuk ladang sebagai shodaqah bagi sesama, masih banyak cara lain yang lebih pantas untuk melakukannya. Mungkin sampai sini isi luapan dari opini saya, kurang lebihnya mohon maaf .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun