Mohon tunggu...
Aleeya El Maliky
Aleeya El Maliky Mohon Tunggu... Freelancer - Alia_Malik

Tugasku saat ini hanya belajar, Supaya gelasku terisi dengan ilmu sampai penuh. Kalau gelasku sudah penuh otomatis isinya akan melimpah airnya dan meluap disekitarku. Smoga istiqomah supaya bisa terus mengukir sejarah indah untuk banyak orang :-) :-) :-)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Crab Mentality

10 Juli 2021   13:07 Diperbarui: 10 Juli 2021   13:09 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dari sini kita bisa mengambil hikmahnya bahwa sifat-sifat seperti ini merupakan bagian dari sifat tidak terpuji. Kepiting itu lezat ketika dimakan, tapi jangan sampai memiliki mental kepiting yang dampaknya merugikan orang lain. Karakter seperti ini memasuki sifat negatif, tetapi dapat dijadikan sebagai sifat positif jika tujuannya untuk memotivasi diri. 

Jika melihat dari kacamata sosiologi ini fenomena dimana mental kepiting merupakan syndrome yang terkadang muncul, tetapi ada juga bawaan memang karakternya. Disisi lain, dalam kacamata psikolog yaitu fenomena psikologis seseorang dimana mental kepiting ini tidak akan mematahkan secara fisik tetapi bisa saja mematahkan semangat. Mereka tidak membunuhmu tetapi membunuh mimpi mimpimu. Ternyata ada yang jauh lebih tajam dari pisau yaitu mental kepiting seseorang yang dampaknya merugikan orang lain tanpa ia sadari.

Fenomena seperti ini sering terjadi pada manusia, contohnya: iri terhadap kesuksesan teman, prilaku mengkritik dengan tujuan untuk menjatuhkan, meremehkan orang lain, bahkan memanipulasi orang lain. Jika kita sadari bahwa mental kepiting akan menghasilkan hubungan yang tidak sehat dalam sebuah hubungan keluarga, pertemanan, rekan kerja, maupun dibanyak lingkaran kelompok lainnya, sebab tidak akan menguntungkan bagi siapapun. 

Adapun sebuah kritik terhadap kesuksesan dan kebahagian orang lain tidak akan bisa mengubah situasi kita akan seperti mereka yang ada membuang waktu dengan sia-sia untuk sesuatu yang kurang bermanfaat. Pola pemikiran orang bermentalkan kepiting ini akan sangat melelahkan sebab jika kita melihat diluaran sana akan ada banyak orang-orang yang lebih kaya, pinter, dan lebih beruntung takdir serta nasibnya dari orang lain. Oleh karena itu, mengapa kita perlu adanya menahan diri dan bersikap lapang dada atas skenario tuhan yang sudah diberikan supaya bisa mengatasi mental kepiting ini tidak akan bergejolak tanpa batas waktu.

Terkait hubungannya dengan mental kepiting, pernah tidak kalian menemui seseorang atau menemukan seseorang yang tidak suka melihat kesuksesan kita? Kemudian IRI bahkan cemburu hingga dengki dengan pencapaian yang sudah kita diraih? bisa dipastikan semua orang akan menjawab pernah. Bila diketahui kita hidup tidak selalu dikelilingi oleh orang-orang baik salah satunya akan dipertemukan dengan orang yang memiliki mental kepiting. Hal ini akan terjadi tumbuh kembang kurang maksimal yang disebabkan adanya komentar menjatuhkan sampai melukai harga diri kita. 

Petakilannya manusia, mental kepiting bisa dibilang layaknya seperti IRI pada kesuksesan orang lain. Ketika ada satu orang yang sukses, maka dia gag terima bahkan bekerja sama dengan orang-orang yang belum sukses untuk mengagalkan satu orang sudah lebih dulu sukses. Namun hal ini bisa saja terjadi disegala kondisi bukan hanya iri pada kesuksesan tapi dalam dunia pendidikan, pekerjaan, dan sosial mediapun bisa saja terjadi. 

Sebab mental kepiting ini sebagian bawaan karakternya dan sebagain bermunculan secara tiba-tiba. Sebagai manusia biasa tidak bisa mengkontrol sepenuhnya terhadap karakter seseorang tetapi berusaha menjadikan suasana netral sepenuhnya supaya bisa memaksimalkan pertemenan dan silaturahim tetap berjalan semestinya tanpa adanya huru hara sedemikian rupa.

Mental kepiting bisa juga berawal dari rasa insecure yang berlebihan sehingga membuat hati bergejolak sehingga membuat iri melihat sesuatu terlihat lebih baik. Sebab konon ceritanya "Rumput tetangga jauh lebih hijau jika kita meliriknya", kalimat seperti ini banyak sekali terlontarkan dari beberapa pengakuan orang-orang disekitar. 

Apalagi untuk saat ini banyak sekali aplikasi media sosial yang menggunakannya bukan sebatas bisnis saja melainkan ajang pamer dibalik caption nitip kenangan hari ini. Euforia disegala momen pun saling posting disetiap sosial media masing-masing. Hal seperti ini terkadang membuat sebagian orang teropsesi ingin seperti mereka, iri dengan segala postingannya sehingga menimbulkan bermunculannya mental kepiting tanpa ia sadari. 

Kemudian hidup ditengah-tengah masyarakat tanpa disadari banyak sekali cuitan yang bergema untuk saling membedakan atas apa sudah diraih, dimiliki, bahkan status sosial pun sering sekali dijadikan bahan omongan setiap harinya.

Kalau berpikir lebih realistis sebenarnya akan selalu ada orang yang jauh lebih baik dari kita. kalau terus menerus berusaha untuk menarik orang lain untuk menjadi selevel dengan kita maka akan lelah sendiri. Makanya kenapa kita harus mengenali diri sendiri dahulu supaya kita paham dengan potensi diri atas keahliannya masing-masing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun