Mohon tunggu...
Alia Machmudia
Alia Machmudia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Owner Lovalia Art Blora

Happy Mother and Entrepreneur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hari Ibu, Mari Bangkitkan Semangat Pelajar Putri IPM

22 Desember 2015   12:40 Diperbarui: 22 Desember 2015   12:40 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal tersebutlah sesungguhnya yang mendasar perjuangan para pendekar perempuan seperti R.A Kartini, Rohana Kudus, Nyai Ahmad Dahlan dan sederet nama tokoh hebat lainnya. Perjuangan mereka bukan untuk membebaskan kaum perempuan dari norma-norma Agama, melainkan untuk mengembalikan kaum perempuan pada fungsi dan posisinya sebagaimana yang sudah diatur dalam Islam.

Mereka begitu prihatin melihat kondisi kaum perempuan pada masanya, yang mengalami diskriminasi yang luar biasa. Bukan hanya tidak memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan tetapi juga tidak memiliki hak sedikit pun dalam menentukan arah kehidupannya. Berkembang pemahaman di masyarakat saat itu bahwa bagi perempuan hanya ada istilah “syuargo nunut nerako katut”. Artinya nasib perempuan tergantung pada ayah dan suaminya, kalo mereka ke syurga maka perempuan ikut ke syurga dan kalau Ayah dan suaminya ke neraka mereka pun ikut ke neraka. Sebuah pemahaman yang lagi-lagi bertentangan dengan kaidah Islam.

Islam menempatkan perempuan pada posisi yang setara dengan kaum pria sehingga mereka bisa saling membantu dalam mengisi kehidupan ini. Masing-masing memiliki karakteristik  berbeda yang bisa menjadi potensi untuk saling menguatkan dan mendukung satu sama lain. Sekarang tinggal bagaimana para muslimah memanfaatkan kesempatan yang sudah diberikan untuk berkiprah dalam kancah kehidupan ini sebagai bekal kehidupan yang abadi, di akherat nanti. Nah, IPMawati… sudah siapkah berkiprah untuk negeri?

Jangan sampai peghapusan bidang IPMawati membuat kita lalai dalam mengawal permasalahan IPMawati. Karena selalu ada ruang istimewa bagi para IPMawati meski tanpa sebuah bidang khusus. Mari kuatkan lagi budaya pendidikan khusus IPMawati agar semakin kuat karakter sebagai IPMawati. Yuk mari berawal dari Hari Ibu ini kita gelorakan kembali semangat IPMawati di seluruh aspek dan bidang. Mari kita tingkatkan kepedulian dan respon terhadap permasalahan pelajar putri, serta permasalahan perempuan pada umumnya. IPMawati cerdas, IPMawati shalihah, IPMawati menawan hati , eaa … :D

Semoga momen hari ibu pada bulan ini dimaknai secara esensi dan  spirit yang melatar belakanginya. Bukan sekadar seremonial tahunan yang  hanya bersifat simbolik semata. Selamat Hari Ibu! Mari Beramal dan berdharmabhakti membangun Negara … ^_^

 

IPMawati Alia Machmudia

Anggota Bidang Advokasi PW IPM Jawa Tengah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun