Mohon tunggu...
Ali Iskandar
Ali Iskandar Mohon Tunggu... Lainnya - Pelayan Maszawaibsos

Peminat Sosial Humaniora, tinggal di Lumajang.

Selanjutnya

Tutup

Love

Mustahil Musyawarah hasilkan Solusi terbaik Problematika Suami Istri.

11 Juli 2024   12:51 Diperbarui: 11 Juli 2024   12:51 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Menarik untuk dikulik tentang relasi marital. Suami istri adalah laki laki dan perempuan dua insan yang bersatu dalam mahligai rumah tangga. Masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Keunikan itu akan semakin tegas saat mereka menyatu ke dalam hubungan pernikahan. Bukankah kita sering memperoleh berita terkait perselisihan antar keduanya yang tak kunjung berakhir.

Hampir semua teori mengatakan perselisihan rumah tangga dapat selesai melalui jalur musyawarah. Villa jalur tersebut masih belum memuaskan maka tingkat berikutnya pada konsultasi keluarga bila Masih belum selesai maka Kemanakah keduanya memperoleh solusi atas persoalan yang mereka hadapi.

Dalam buku Bahagiakah rumah tangga kita ?. Ditulis bahwa tidak ada problematika rumah tangga yang tidak dapat diselesaikan. Istilah Hakam adalah wakil dari keluarga dari dua pihak. Al Quran menyebut demikian. Namun hal ini juga bukan solusi akhir sebelum melangkah ke jenjang pengadilan agama.

Mencari Kemenangan Apa Kebenaran ?.

Bagaimana saat suami istri bermusyawarah ?. Ini yang patut menjadi pertanyaan. Sebab musyawarah yang dilakukan oleh suami istri, pada umumnya, mereka lebih bernafsu untuk menumpahkan seluruh potensi yang ada dalam diri kepada lawan bicaranya. Terlebih kedua belah pihak saling menumpahkan "air bah" atau unek-unek tersebut tanpa jeda. Mereka saling bersahutan dengan volume tinggi meskipun jarak mereka teramat dekat. Inilah yang menarik untuk dibahas. Apakah mereka sedang memanggil atau berbicara dengan orang yang berjarak puluhan kilometer ?. Sekalipun faktanya mereka saling berhadapan dan hanya sebatas 1 cm.

Dengan teriakan tersebut, mungkinkah mereka memperoleh solusi. Ada baiknya jika sepasang suami istri kembali bertanya kepada diri. Apa hakikat mereka berdua menggunakan istilah musyawarah untuk memperoleh solusi atas problematika yang mereka alami berdua.

Hanya Mulut Yang Berfungsi.

Musyawarah hanyalah sebuah istilah agar mereka dikatakan sebagai keluarga Samara saat problematika mendera. Sejatinya yang mereka cari justru kemenangan atas apa yang mereka katakan sebagai Musyawarah tersebut. Jelas ini bukanlah win-win solution yang mereka harapkan pada sesi episode kehidupan mereka berdua berikutnya.

Untuk memperoleh kebenaran dan kemenangan bersama maka suami istri penting untuk mengedepankan empat anggota tubuh beserta fungsinya masing-masing secara bersamaan.

Pertama menempatkan hati sebagai media untuk berpijak sebelum mengajak pasangan bermusyawarah. Mempertanyakan kembali apa tujuan mereka berdua musyawarah dengan pasangan. Apakah ditunggangi dengan kepentingan manipulatif. Ataukah untuk mencari kebenaran dan kemenangan bersama.

Kedua, mulut untuk bersuara. Komunikasi batin tidak berlaku bagi siapapun. Tidak mungkin seseorang mengetahui maksud hati dan pikiran tanpa disampaikan. m
Mulut sebagai perantara, untuk didengar dan dipikirkan oleh lawan bicaranya. Maka bicara lah ...

Ketiga adalah telinga. Sejak dulu telinga berfungsi untuk mendengar perkataan dari penyampai pesan. Yang pasti saat mereka berdua berbicara bersamaan tentu telinga tidak berfungsi secara maksimal. Yang terjadi adalah kesalahpahaman yang memperuncing masalah. Hehe ..

Keempat, pikiran. Tentu akal menjadi pisau analisis atas apa yang didengar. Untuk kemudian dipikirkan lalu dipautkan dengan tujuan awal musyawarah yang terletak di dalam hati itu. Selanjutnya merespon apa yang telah disampaikan oleh komunikan awal.

Keempat perangkat musyawarah yang melekat pada anggota tubuh di atas berperan penting untuk menghasilkan putusan terbaik atas problematika yang mereka berdua hadapi. Membersamakan keempat fungsi perangkat musyawarah di atas jelas membahayakan kehidupan keluarga. Dan berdampak buruk bagi episode kehidupan keluarga mereka. Terutama terhadap tumbuh kembang mental putra-putri mereka.

Sebaliknya memfungsikan keempat perangkat musyawarah di atas secara bergantian, dengan niat yang tulus religius membuahkan kemajuan dalam kehidupan rumah tangga mereka berdua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun