Mohon tunggu...
Ali Iskandar
Ali Iskandar Mohon Tunggu... Lainnya - Pelayan Maszawaibsos

Peminat Sosial Humaniora, tinggal di Lumajang.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Saat Pilar Rumah Tangga Mulai Keropos

11 Juli 2024   02:43 Diperbarui: 11 Juli 2024   02:45 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Keluarga harapan atau dalam istilah pemahaman umum disebut sebagai keluarga sakinah mawaddah rahmah tidak lepas dari berdirinya pilar kokoh dalam rumah tangga tersebut.

Pilar rumah tangga, dalam buku fondasi keluarga sakinah terdiri dari 5 tonggak keadaan yang harus dipelihara setiap pasangan. Pertama adalah mitsaqan gholidzan atau ikatan yang amat kuat. Mitsaqan memberikan narasi kekuatan tautan ikatan hati kedua pasangan tersebut. iikat oleh hati yang terpaut satu sama lain. Tidak dapat putus atau lepas karena suatu sebab apapun. Terlebih diperkuat dengan ikatan pencatatan administrasi negara kedua pihak. 

Kedua, berpasangan. Telah menjadi kodrat bahwa pilar rumah tangga itu merasa berpasangan. Ibarat mur dan baut. Buliran keduanya merekatkan benda yang menempel padanya. 

Ketiga mempergauli dengan bijak. Relasi marital yakni hubungan antara suami dan istri tidak lepas dari adanya awal komunikasi positif intens dan intim dalam kesehariannya.  Komunikasi yang dilandasi dengan penuh kebijakan menghadirkan suasana tentram bersemangat yang mengarah kepada kemajuan kehidupan bagi setiap anggota keluarganya.

Keempat, musyawarah ini menunjukkan bahwa keluarga tidak dapat lepas dari dinamika konflik dalam rumah tangga.  Setiap keluarga pernah mengalami sesi ini. Bermusyawarah sudah menjadi iklim keseharian mereka saat menjalani hubungan bersama.

Kelima saling ridho atas kekeliruan yang telah diperbuat di masa lalu. Bukan berarti pasangan yang telah meridhoi kekeliruan yang telah diperbuat olehnya akan dapat diulang di lain waktu. Ridho lebih mengedepankan kerelaan hati untuk direspon oleh mereka yang keliru. Dengan tidak mengulanginya lagi serta berhati-hati.

Nah Bagaimana jika kelima pilar tersebut diabaaikan  ?.  Maka boleh jadi yang terjadi secara ringkas berikut ini :

Pertama merasa tidak memiliki pasangan. Sehingga ia merasa bebas untuk berkenalan dengan lawan jenis tanpa berlandaskan prinsip-prinsip syariah dalam berhubungan dengan lawan jenis. Komitmen keduanya kabur. Sekalipun masih memiliki catatan pernikahan. 

Kedua merasa bukan pasangan yang cocok untuk dirinya. Suasana hambar dalam berpasangan pertanda kondisi mur dan but dalam keadaan aus, maka perlu perbaikan. Suasana hubungan suami istri dalam keadaan labil. Ikatan hati mudah lepas. Jika tidak segera dipelihara akan lepas dan saling berjauhan.

Ketiga, komunikasi harmonis telah berlalu. Ungkapan positif dalam rumah tangga, terlebih ucapan motivatif telah menjadi barang langka. Posisinya tergantikan kata kata "kebun binatang" dan sikap tidak bersahabat.

Keempat, keputusan dijalankan secara sepihak. Sebab musyawarah bukan lagi mencari kebenaran. Sebaliknya memperoleh kemenangan secara manipulatif. Musyawarah menjadi peristiwa menakutkan dengan mengabaikan kepentingan pasangan dan kemajuan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun