Mohon tunggu...
Ali Iskandar
Ali Iskandar Mohon Tunggu... Lainnya - Pelayan Maszawaibsos

Peminat Sosial Humaniora, tinggal di Lumajang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membuktikan Mabrur Pak Haji

8 Juli 2024   11:21 Diperbarui: 8 Juli 2024   11:24 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bila dibanding dengan kuota negara lain, Indonesia termasuk negara yang mendapat kuota jamaah calon haji yang besar. Ini merupakan pertanda baik bila didukur dari efektifitas kontribusi mereka dalam perbaikan akhlak bangsa. 

Betapa tidak seorang haji adalah orang yang telah mendidik diri dengan kesadaran penuh dikawah candradimuka via perjalanan suci dititik lokasi yang menjadi syarat dan rukun haji. Tempat tempat itu menjadi pusat pendidikan spiritual mereka untuk mereduksi keserakahan duniawi yang melewati ambang batas kewajaran. 

Berhaji merupakan aktifitas ibadah. Keberadaannya merupakan rukun, pondasi islam yang harus dipenuhi setiap muslim tanpa kecuali dengan tiga syarat dasar yakni sehat jasmani ruhani, cukup materi dan lancar transportasi. Hanya saja waktu pelaksanaannya ditentukan pada bulan tertentu saja yaitu bulan dzulhijjah. 

Euphoria pergi haji bukan hanya bermodal lancar materi, lancar transportasi dan sehat jasmani belaka. Tetapi ada syarat spiritual lain yang mengharus para calon jamaah haji membiasakan diri dalam olah spiritual dengan menghindarkan diri dari budaya negative oral (lisan) yakni kebiasaan bicara kotor (rafats), banyak bicara minim kerja (fasiq), dan suka bertengkar (jidal). Karena ketiga kebiasaan buruk ini menjadi santapan sehari hari dalam kehidupan kita. Dari pagi hari selepas bangun tidur sampai tidur kembali. 

Bukannya mengawali hari dengan kalimah thoyyibah tetapi umpatan umpatan lisan hati kepada siapapun yang tidak sependapat dengan kehendak nafsunya. Baik itu keluarga, tetangga, teman kerja sampai berita berita yang dilihat melalui Koran maupun televisi. Rinci saja berapa kali dalam sehari hati hati ini mengumpat atau membicarakan perihal buruk tentang orang lain. 

Sungguh tidak gampang mencegah kebiasaan buruk lidah tak bertulang ini dengan menggantinya dengan perilaku baik. Bangsa kita telah mendapat suguhan menarik kelancaran bersilat lidah para pesohor negeri. Bagaimana mereka berkelit dari ragam tanggungjawab profesi dan sosialnya. 

Seolah ini menjadi budaya yang biasa dilakukan oleh siapapun baik itu pegawai, pengusaha, pekerja bahkan para penganjur kebaikan. Maka pantas bilamana negeri ini terpuruk dalam kubangan krisis multidimensi. Anehnya kita menutupi kepecundangannya dengan ragam alasan oral yang menempatkan dirinya sebagai yang superior dalam kegagalannya itu. Boleh jadi diantara mereka itu adalah mereka para jamaah haji. 

Makna haji mabrur. 

Kata "mabrur" berasal dari bahasa arab yang artinya mendapatkan kebaikan atau menjadi baik. Kata ini berasal dari kata "barra", berbuat baik atau patuh. Dari kata ini diperoleh kata "birrun, al birru" yang berarti kebaikan (Al Asfahani, 1980:34). 

Jika dikaitkan dengan haji, sering diartikan dengan ibadah haji yang diterima Allah SWT. Dengan kata lain haji mabrur adalah haji yang mendapatkan kebaikan atau haji yang pelakunya menjadi baik. Ritual haji memberikan banyak pelajaran bagi pelakunya selepas menunaikannya. Inilah yang menjadikan mereka selaras dengan makna diatas. Yakni memberikan efek baik selepas haji dan tiba ditanah air. 

Pelajaran dari perjalanan ibadah itu memberikan kesan spiritual sehingga spirit itu menyulut mereka sepanjang sisa hidupnya mengabdikan pada ranah sosial dinegeri asal. Ya, haji merupakan ibadah aksi dan lisan. Ibadah gerak dan do'a. Artinya mengajak para jamaah itu senantiasa bergerak tanpa kenal putus asa diiringi dengan doa serta disempurnakan dengan evaluasi diri. Ibadah itu ditutup dengan aktualisasi diri berdimensi sosial yang mewujud dalam ibadah kurban. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun