Mohon tunggu...
Ali Iskandar
Ali Iskandar Mohon Tunggu... Lainnya - Pelayan Maszawaibsos

Peminat Sosial Humaniora, tinggal di Lumajang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mabrur, Haji, dan Muharram

7 Juli 2024   07:12 Diperbarui: 7 Juli 2024   07:13 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Keempat, pakaian tidak berjahit. Bermakna bahwa semua sama dimata Allah SWT. Tidak ada status social yang melekat pada seseorang itu. Pakaian boleh jadi adalah topeng sementara yang tampak gagah, baik, mempunyai jabatan yang hanya melekat padanya. Dimata Allah pada hakikatnya adalah sama. 

Bahkan pakaian tanpa jahit menunjukkan bahwa ada perbedaan tipis antara penutup badan (baju) dengan tubuh manusia. Andaikan manusia tanpa baju maka segala keburukannya akan tampak. Al quran sendiri mengistilahkan tubuh yang tak berbaju dengan kata su' yang berarti buruk. Kesemuanya itu yang paling mulya dihadapan Nya adalah ketaqwaannya.

Kelima, wuquf, kumpul-kumpul, muhasabah, evaluasi diri sepanjang hari untuk refleksi kembali apa yang telah duilakukan selama hidup ini untuk kemudian apa yang akan diwujudkannya dikemudian hari. Yanmg paling penting adalah untuk menyelami apa hakikat diri. Dari mana dan akan kemana diri hendak melangkah. Perenungan ini merujuk pada sukma nurani untuk lepas dari sukma dzulmani. Wujudnya adalah kelak sesudah sampai dikampung halaman.

Euphoria pasca haji bukan hanya berbekal peci putih bersih dan oleh oleh haji yang dibawa dari tanah suci.  Itu hanya sebagai sedekah sekaligus do'a dan harapan dari para penyambut juga sebagai pengingat bahwa kami adalah membutuhkan petunjuk bagaimana dapat mencapai hidayah seperti anda.

Hijrah secara subtansi ialah meningkatnya bukti kualitas diri dari prilaku buruk kepada yang baik, dari yang baik menuju lebih baik. Dari yang lebih baik menuju kepada kesempurnaan walaupun pada hakikatnya manusia adalah tiada sempurna. Haji adalah hijrah spiritual kalbu manusia menuju qolbun salim setelah melewati pendidikan suci ibadah haji. Dikampung itulah mereka siap membuktikan peningkatan kualitas pribadi itu.

Terlebih sebulan berselang setelah merampungkan rangkain ibadah itu muharam menyongsong. Menyambut kehadiran mereka untuk membuktikan semangat perubahan itu. Muharam adalah momentum tepat untuk membuktikan spirit haji itu dikampung halaman. 

Di muharram sesuai dengan namanya yang berarti mulya atau media yang diharamkan untuk perbuatan jauh dari spirit reliji, tentu menjadi ladang basah implementasi makna haji. Khususnya adalah kesadaran ibadah social. 

Pada ranah  ibadah ini  tidak sulit menemukan keberadaan mereka. Begitu mudah menemukan mereka dimanapun tempat itu berada. Itu adalah lahan basah unntuk membuktikan kemabruran para haji. Masih dalam muharam khususnya juga merupakan hari raya bagi mereka yang yatim. Keberadaan mereka juga menjadi ladang kebaikan untuk meningklatkan kualitas diri spirit beragama para haji. 

Ada banyak kreativitas dalam spirit aktualisasi ibadah social itu. Pada ranah simbolik peringatan tersebut ditandai dengan santunan yatim secara serentak pada malam sepuluh muharam. Maupun kreativitas lain yang hasilnya adalah keberhasilan mereka dalam menggapai cita citanya.

Bila jamaah pada tahun ini tujuh puluh persen dari jumlah total tersebut berkesadaran penuh mengalokasi 2,5 persen dari pendapatannya untuk membutuhkan, tentu merupakan kenyataan bahagia bagi mereka. Setidaknya kontribusi alumnus masjidil haram mewujud pada ranah entasan kemiskinan.

Ibadah itu ditutup dengan aktualisasi diri berdimensi sosial yang mewujud dalam ibadah kurban. Tentu ini memberikan kesadaran penuh  bagi jamaah bahwa ia siap mendermakan yang terbaik dari materi yang dimilikinya sebagaimana Allah SWT berpesan bahwa kamu tidak akan mendapat kebaikan sebelum memberikan yang terbaik dari apa yang kamu cintai (QS. 4:39).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun