Mohon tunggu...
Ali Iskandar
Ali Iskandar Mohon Tunggu... Lainnya - Pelayan Maszawaibsos

Peminat Sosial Humaniora, tinggal di Lumajang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kambing, Kurban, dan Sidratul Muntaha

6 Juli 2024   04:55 Diperbarui: 6 Juli 2024   05:14 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Boleh jadi juga kacaunya kehidupan ini juga akibat dari kebanggaan nenek moyang kita dahulu yang bangga dengan banyaknya keturunan namun lalai dalam mendidiknya kedalam nauangan kedaimaian. Demikian juga harta simpanan, berharap bahwa dengannya dapat diwariskan kepada anak sehingga mereka kehidupannya dapat berlangsung nyaman, tentram dan damai. 

Namun kenyataannya banyak diantaranya yang berbuah konflik yang tak kunjung padam. Warisan adalah harta panas yang membakar siapapun yang mengharapkannya. Kendaraan semula penemunya beranggapan fungsinya adalah untuk memperpendek jarak tempat, mempersingkat waktu perjalanan, mempermudah seseorang untuk berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain. 

Tujuan mulia ini boleh jadi hangus berganti menjadi unjuk kekuatan keberhahsilannya untuk menguasai dunia. Selayaknya setiap muslim menjadi "kurban" atas syahwat yang ingin menguasai manusia, dengan cara berqurban, mendekat kepada Allah dengan cara berkurban. Tetapi kebanykana kita menjadi korban atas syahwat keserakahan mereka sendiri. Symbol kisah bapak orang saleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail mengajarkan demikian. Mereka berdua senantiasa berdoa kepada Allah agar keturunannya kelak menjadi keturunan yang pandai dalam menangkap symbol symbol kemewahan dunia melalui ritual haji dana ajaran berkurban dalam arti ber-qurban. 

Pesan sosial qurban adalah mendekatkan diri kepada Allah. Karena Allah sendiri adalah qoriib, dekat . 

Berkendara kambing ke Sidratul Muntaha.

Bila Nabi Muhammad diundang oleh Allah ke sidratul muntaha untuk menerima ajaran shalat, shalat pun telah menjadi rutinitas bagi umatnya. Shalat telah menjadikan umatnya untuk tunduk kepada syara' yang ditetapkan-Nya. Maka tidak heran pada zamannya kriminalitas personal seperti molimo telah banyak berkurang walaupun dengan perjuangan berat. Setelah perintah shalat terlaksana maka ada perintah berkurban, menyembelih hewan kurban, fa shalli lirabbika wankhar, maka tundukkan segala potensi materialismu kepada tuhanmu, selanjutnya berkurbanlah (QS. 108:1-2). Ritualnya adalah menyembelih kambing. 

Dengan berkurban itulah pada hakikatnya ia mi'raj ke sidratul muntaha, tempat tertinggi yang merupakan singgasana ilahi. Menurut Nurcholis Madjid sidratul muntaha adalah pohon sedra, pohon lotus dalam legenda yunani kuno, pohon hikmah yang menaungi siapapun yang ingin bernaung dibawahnya. 

Dalam "perjalanan" itu ia dapat menangkap hikmah yang luas dan tak terhingga bahkan tidak terfikirkan sebelumnya. Termasuk mereka yang bernaung adalah mereka yang menyembelih kambing, hewan kurban untuk ber-qurban, mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun