Mohon tunggu...
Ali Iskandar
Ali Iskandar Mohon Tunggu... Lainnya - Pelayan Maszawaibsos

Peminat Sosial Humaniora, tinggal di Lumajang.

Selanjutnya

Tutup

Love

Era Disrupsi: Temukan Jodoh Di Tangan Anda dan Beberapa Catatan Untuknya

1 Juli 2024   11:40 Diperbarui: 1 Juli 2024   12:10 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh


Kemajuan teknologi memudahkan semua orang. Ini berlaku bagi siapa yang mampu untuk memanfaatkannya. Tak terkecuali pada saat seseorang ingin mencari pendamping hidup. Teknologi digital menyediakan aneka fasilitas untuk kebutuhan tersebut. Tak perlu mencari jauh atau menemui seseorang yang dianggap mampu untuk mempertemukan dirinya dengan calon pasangan. Cukup dengan memutar jari untuk ditempel pada genggaman tangan anda, maka jodoh pun dapat diraih sesuai dengan keinginan.

Sedemikian mudah menemukan Jodoh di tengah era yang dipenuhi dengan aneka kesibukan pribadi, pekerjaan dan saat aktivitas lainnya. Namun hal itu juga tidak menjamin mereka untuk melangkah ke jenjang berikutnya. Setidaknya aneka fasilitas tersebut merupakan pintu awal untuk menemukan tambatan hati. Yang kemudian dapat diajak untuk memasuki gerbang episode kehidupan mereka berdua gerbang rumah tangga.

Menemukan Jodoh melalui laman digital bukan hanya menjadi pekerjaan orang kota. Tetapi sudah merangsek di wilayah pedesaan. Pengalaman ini setidaknya kami temukan pada beberapa pasangan yang menikah di Kantor Urusan Agama Kecamatan Padang kabupaten Lumajang Jawa Timur.

Dalam 2 bulan terakhir setidaknya ditemukan tiga pasangan yang memperoleh jodoh melalui handphone yang mereka miliki.

Rasa penasaran tersebut terjadi saat data yang ada. Berupa alamat calon pengantin yang jauh di ujung barat Pulau Jawa, Ibukota Jakarta maupun lokal satu provinsi dan satu kabupaten. Ada pula yang mereka bertemu jodoh tetapi aktivitas mereka yang berjauhan sama-sama menjadi tenaga kerja di luar negeri.  

Pada umumnya mereka menggunakan aplikasi Facebook untuk berkenalan dan melanjutkan hubungan ke jenjang serius. Berikutnya dari Facebook ada chemistry antara mereka berdua lalu tertentu berlanjut ke WA.

***

Tidak ada yang keliru tentang apa yang mereka lakukan. Trend masa kini dan teknologi komunikasi memang tidak bisa dilepaskan kebutuhan handphone. Bukan hanya prioritas pribadi tetapi adalah bagian dari diri yang tidak dapat diabaikan posisinya melebihi kebutuhan makan minum dan semacamnya. Bahkan bagi seorang bayi pun sudah bisa mengalami sindrom kebutuhan teknologi informasi ini.

Jodoh dan handphone ke depan menjadi tren utamanya bagi Gen Z, yakni mereka yang lahir di atas tahun milenial. Yang perlu menjadi kesadaran bersama adalah saat mereka memutuskan untuk hidup bersama. Beberapa prinsip yang dapat menjadi kesadaran mereka berdua saat meniatkan untuk menemukan jodoh melalui handphone adalah

Pertama, memperhatikan etika dalam hubungan lawan jenis.

Jangan sampai niat mereka untuk menemukan jodoh tersebut dibumbui dengan tindakan yang melanggar etika dan agama. Tidak dapat dipungkiri bahwa peluang kejahatan melalui teknologi digital mudah untuk dilakukan atas nama saling sayang dan suka. Mereka boleh jadi terbius oleh rayuan seorang sehingga mengeksplore perbuatan yang seharusnya dihindari oleh dirinya. Kecuali setelah mereka melaksanakan akad nikah.

Kedua, memperhatikan niatan awal saat mereka menemukan kecocokan antara mereka berdua. Tidak dapat dipungkiri pula pada saat seseorang mengenal tetapi bilamana keduanya memiliki niat yang tidak seimbang maka boleh jadi hubungan tersebut berakhir dengan petaka dibanding harapan untuk memperoleh berkah.

Bukankah pernikahan dengan niat yang tidak seimbang mengakibatkan kerugian di pihak salah satu mempelai. Entah itu ditinggalkan pada saat persiapan pernikahan sudah matang, ataukah ada argumen lain untuk menjadikan salah satu pihak sebagai korban.

Ketiga, memperhatikan latar belakang pasangan yang hendak dijadikan jodoh untuknya. Baik itu pendidikan, background orang tua, pekerjaan dan data pendukung lainnya.

Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran awal tentang seseorang yang hendak dijadikan sebagai pasangan dalam hidup nya.

Keempat, memperhatikan kemungkinan buruk yang akan terjadi pada saat mereka memperoleh pasangan yang dianggap cocok untuknya.

Persiapan mental itu untuk mengantisipasi akan peristiwa buruk yang tidak sejalan dengan harapannya. Bukankah saat ini banyak terjadi penipuan yang berawal dari hubungan digital seorang dengan seorang lainnya.

Kelima, mengutamakan kesederhanaan dalam prosesi nikah. Kesederhanaan khususnya dalam prosesi akad nikah sama dianjurkan oleh Islam.

Persyaratan nikah sebenarnya sangat mudah. Yakni dengan keterpenuhan syarat dan rukun nikah. Terkait dengan resepsi merupakan varian atas pengembangan dari konsep walimatul urusy dalam hukum Islam. Konsep walimatul ursy kini lebih banyak mengarah kepada adat kebiasaan yang sudah mentradisi di kalangan masyarakat.

Bagaimana menurut anda guys....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun