Mohon tunggu...
Ali Iskandar
Ali Iskandar Mohon Tunggu... Lainnya - Pelayan Maszawaibsos

Peminat Sosial Humaniora, tinggal di Lumajang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kaitan Surat Waqi'ah dengan Penghijauan dan Energi

29 Juni 2024   15:29 Diperbarui: 29 Juni 2024   15:58 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali kita tidak menyadari bahwa pemakaian energi itu tidak memiliki dampak apapun bagi kehidupan kita. Sebaliknya bahwa kita adalah membutuhkan energi. Saat tidak membutuhkannya lalu kita seringkali menyia-nyiakannya. Tanpa disadari pula dengan tanpa perencanaan, kita sering bepergian dengan menggunakannya. Energi itu terbatas. Kita sering tanpa memperdulikan dengan abaikan perencanaan yang matang. Sehingga  pada akhirnya kita sering berbuat sia-sia menghabiskan waktu serta energi tanpa memperoleh maksimal atas manfaat yang kita lakukan pada hari ini.


Kita masih memakai energi terlalu boros dibandingkan dengan manfaat yang kita peroleh. Demikian yang disampaikan salah satu presiden kita dulu mendengar pernyataan itu, terlintas dalam benak saya bahwa ada surat yang paling sering dibaca oleh kita yakni surat Yasin dan surat al Waqiah. Sayang kita hanya membacanya tanpa menghayati maksudnya. Kita  hanya berharap manfaat dari kedua surat itu untuk memenuhi ambisi kita. Namun sebagian dari kita membacanya bukan untuk tujuan yang sesuai. Padahal rezeki yang kita peroleh itu senantiasa berkembang walaupun kita tidak mempedulikannya.


Pada hakekatnya kedua surat diatas Waqiah dan Yasin itu membahas tentang pohon hijau atau energi yang diperoleh melalui proses fotosintesis. Demikian menurut Quraish Shihab dalam karyanya Lentera Hati (2007: 178). Yakni proses penggabungan secara biokimia oleh tumbuh-tumbuhan dengan menggunakan cahaya matahari pohon hijau adalah klorofil atau zat hijau daun. 

Dalam  istilah ilmuwan bias saja itu lebih cepat karena zat itu tidak hanya terdapat pada daun tetapi juga seluruh pohon yang berwarna hijau. Dalam surat Yasin ayat 80 Allah menegaskan Dia menjadikan untuk kamu pohon hijau maka serta merta kamu dapat membakar darinya. Surat  al-Waqiah itu setelah ayat 73 itu menanyakan Siapa pencipta pohon itu apakah Allah atau manusia. Ditegaskan Dia yang menjadikan untuk kamu pohon hijau maka serta merta telah kamu dapat membakar darinya. Dalam  surat al-Waqiah ayat 73 setelah menanyakan Siapa pencipta pohon hijau itu ?

 Apakah Allah ataukah manusia ditegaskan bahwa pohon itu adalah energi manusia. Ditegaskan pohon hijau itu kami jadikan sebagai peringatan beserta bahan bakar untuk dimanfaatkan yang berjalan dan berdiam diri di tempatnya.


Apakah ia dimanfaatkan untuk kepentingan yang jelas kebenarannya ?.  Tidak satu pun manusia yang berjalan pun baik laki atau perempuan maupun tidak memakai motor. Baik di darat laut udara yang pasti tidak menggunakan energi demikian pula yang diam ditempat.


Akan tetapi Bagaimana dengan peringatan itu. Ayat itu  tidak menjelaskan tetapi ketika selama membicarakan tentang air dinyatakan bahwa air tawar itu dapat peroleh menjadi air panas. Hanya karenanya kita tidak mau mengungkapnya.


Mensyukuri sesuatu adalah menggunakannya dengan lancar serta sesuai dengan tujuan yang  diciptakan Tuhan. Yang pasti ia enggan disalahkan dengan tidak mempersiapkan sumber daya alam yang memadai. Padahal Dia telah menganugrahkan ilmu segala yang kamu butuhkan Jika kamu menghitung nikmat Allah kamu tidak akan mampu menghitungnya sesungguhnya manusia sangat aniaya lagi sangat kufur (QS 14: 34).


Sumber daya alam yang melimpah tidak dapat dihitung banyaknya, atau katakanlah tidak terbatas. Jika manusia merasakan keterbatasannya maka itu karena dua kesalahan mereka yakni sikap aniaya dan sifat sikap kufur. Boleh jadi ia bersikap aniaya terhadap sumber daya sumber daya alam dengan cara memboroskan atau menyia-nyiakannya juga terhadap orang yang atau makhluk lain dengan cara mengambil posisi mereka ketika tiada. Sehingga mengakibatkan tak ada pemerataan. Sedangkan kekufuran antara lain berarti ia tidak mengolah sumber daya alam itu sehingga tidak tampak kepermukaan bukanlah kufur berarti menutupi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun