Mohon tunggu...
Alia Fathiyah
Alia Fathiyah Mohon Tunggu... Freelancer - A mom of 3- Writerpreneur, Getpost.id- IG: @aliafathiyah Twitter : @aalsya - Email: alsyacomm@gmail.com - visit : https://www.aliaef.com - Youtube: VLOG AAL

A mom of 3- Writerpreneur

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Sarung Batik Al Hazmi, Multifungsi juga Multigaya

20 November 2021   21:03 Diperbarui: 20 November 2021   21:10 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Assalamualaikum,

Memakai sarung adalah hal yang lumrah untuk masyarakat Indonesia. Bisa dibilang sarung itu multifungsi meski selama ini dikenal sebagai salah satu perangkat untuk sholat, terutama bagi pria. Selain untuk sholat, sarung bisa digunakan sebagai selimut ketika tidur, bisa sebagai alas tidur atau untuk perempuan bisa digunakan sebagai mukena. Nggak percaya? Saya waktu kecil diajari ibu saya menggunakan sarung untuk mukena. Jadi saat itu mukena saya kotor dan sedang dicuci. Ketika mau sholat, hanya ada sarung. Lalu ibu saya mengambil dua sarung. Satunya untuk bawahan, dan satu lagi untuk mukena menutup kepala hingga setengah badan layaknya mukena. Jadi ibu saya meletakkan sarung ke kepala saya lalu dililitkan ke atas kepala dan ujungnya diselipkan di wajah. Selesai. Tanpa peniti.

Dan ketika saya dewasa saat tidak ada mukena, misal ketika sedang bepergian dan sholat di masjid saya tidak menemukan mukena, saya menggunakan dua sarung. Atau ketika di rumah saat mukena belum kering ketika dicuci, saya mencari dua sarung. Nah, kini lantaran saya tidak punya anak perempuan, sarung dipakai oleh anak saya untuk sholat. Bahkan anak saya yang kedua, yang pernah menjadi santri, sarung itu bisa dibilang sebagai barang wajib dipakai sehari-hari. Bukan saja untuk sholat tapi juga untuk aktivitas sehari-hari oleh santri.

Lantaran di rumah lebih banyak anak lelaki, koleksi sarung saya lumayan banyak dengan berbagai motif, bahan dan tipe. Ada yang bahannya kaku, keras dan lembut. Bahkan dalam sehari, bisa sampai 5 sarung tergeletak di rumah untuk siap dipakai. Yah, namanya anak lelaki, tinggal ambil saja sarung dari deretan baju bersih lalu ditaruh saja sembarangan sehabis selesai dipakai. Atau sarung jadi sering dicuci lantaran anak sering membawanya untuk tidur. So, saya memang membutuhkan sarung yang banyak di rumah.

dokpri
dokpri
 
Untuk saya pribadi jika menemukan sarung dengan motif unik dan bahan yang adem, biasanya saya buat untuk tunik atau blus. Saya tinggal mencari tukang jahit lalu mencari model baju yang saya inginkan. Tak lama kemudian sarung itu berubah wujud menjadi atasan. Bahkan bisa digunakan untuk kondangan yang dipadukan dengan rok atau kain. Atau jika saya menemukan sarung yang motifnya bagus untuk celana kulot, saya juga membawanya ke tukang jahit. Alhasil koleksi baju saya terbilang banyak  hasil modifikasi sarung, heheh. 


Sarung Batik Kudus Al Hazmi.
Baru-baru ini saya mengenal sarung Al Hazmi asal Purwosari, Kudus. Jujur saya baru mengetahui ada sarung dengan merk Al Hazmi ini. Tanpa diduga saya langsung jatuh cinta sama kainnya yang lembut dan adem. Saya memang pecinta bahan adem dan pikiran saya langsung tertuju dengan model baju yang menjadi incaran selama ini. Sepertinya akan saya bawa ke tukang jahit.

"Ini bagus banget motifnya, bahannya adem lagi. Aku mau jahit kemeja, aku nggak punya batik," tiba-tiba si sulung langsung meraih sarung yang saya pegang. Wah ada persaingan yang tak seimbang antara ibu dan anak ini. Tapi namanya emak-emak pasti bisa mendapatkan apa yang diinginkan, pastinya saya yang menjadi pemenangnya, Lol.

dokpri
dokpri

Motif batiknya berbeda dari yang selama ini pernah saya lihat. Dengan motif batiknya yang menarik, dan tentu berdasarkan pada kearifan lokal yang ada di kota Kretek itu. Sarung Al Hazmi memiliki beberapa motif batik pilihan khas asal Kudus.

Di antaranya, untuk sarung batik printing Motif Kedung paso (Sebuah Dukuh di Desa Demangan), Salur kretekan, Parijotho, Cengkeh wuwungan, Gurdo Menara, Kepangan (anyaman), Rumah Gedek, Sidomukti kretekan, Parijotho, Kopi Muria, Dokar krangkeng (alat transportasi), Kapal landas (Sampokong), Wuwungan (Raja Kenteng Rumah Adat Kudus), Toh Watu (slendang jaman dulu digunakan acara lamaran), Lerek Kedung Paso (desa Demangan) dan Argo Muria (Hasil Bumi Muria).

Kebetulan saya tertarik dengan motif batik Kedung Paso  yang dibuat dalam tiga  warna, bahan yang digunakan merupakan kain jenis katun primisima yang berkualitas dan nyaman untuk dipakai sehari hari. Sarung Al Hazmi motif lerek kedung paso ini berukuran 220 x 115 cm, bahannya nyaman banget, tidak panas dikulit dan mudah perawatannya.

Kekuatan sarung Al Hazmi ini adalah dari bahan kain katun halus primisima, anti luntur serta tidak mudah kusut. Juga memiliki warna pekat nampak elegan dan tersedia berbagai corak  juga warna pilihan. Batik Al Hazmi tersedia dalam jenis batik cap dan batik tulis.

Semoga Bermanfaat

Alia Fathiyah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun