Dilansir dari laman Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menjelaskan bahwa stunting merupakan kondisi anak gagal tumbuh baik fisik, maupun otaknya. Dihubungkan dengan manultrisi dan infeksi kronis (non endokrin). Stunting merupakan bagian dari perawakan pendek. Namun tidak semua anak berpostur pendek adalah stunting, bisa jadi karena faktor genetik.
Stunting juga dikaitkan dengan rendahnya akses air dan sanitasi penduduk, rendahnya pendidikan orang tua, pola asuh yang salah serta kurangnya tenaga kesehatan sehingga orang tua tidak teredukasi dengan baik.
Kenapa anak bisa stunting? Stunting itu berawal dari kurangnya nutrisi anak sejak di dalam perut. Banyak orang tua yang saking sibuknya lalu mengabaikan makanan sehat dan disiplin dalam mengkonsumsi makanan bergizi. Itulah sebabnya dalam masa kehamilan sangat penting memperhatikan gizi anak.
Jika saat hamil sering mual dan muntah yang dikhawatirkan gizi pada anak berkurang, dr Endah Citra Resmi Sp.A (K) dalam pemberian materi saat Danone Digital 2021 menjelaskan makanlah dengan menyicil. Artinya jika waktunya jam  makan jangan terlalu banyak, dicicil misal dalam waktu 2 jam tiga kali makan dengan porsi kecil.
Efek stunting bisa menetap seumur hidup dan mempengaruhi generasi selanjutnya. Anak-anak dengan stunting mengalami gangguan belajar di sekolah serta berpenghasilan rendah saat dewasa juga mengalami hambatan untuk berperan di masyarakat.
Stunting yang terjadi di Indonesia terbilang cukup mengkhawatirkan. Dilansir dari laman Kemenkopmk.go.id berdasarkan data studi Statistik Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada 2019, prevalensi stunting di angka 27,7 persen. Sedangkan pada Data World Bank tahun 2020 menunjukkan prevalensi stunting Indonesia berada pada urutan ke 115 dari 151 negara di dunia.
Alergi Susu Sapi
Apa hubungannya stunting dengan alergi susu sapi? Ada tentunya. Anak yang mengalami alergi susu sapi juga bisa menyebabkan anak terkena stunting. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat angka kejadian alergi susu sapi mencapai 2-7,5 persen dengan kasus tertinggi pada usia awal kehidupan. Pada umumnya gejala alergi ini bermanifestasi pada saluran pernafasan, kulit serta saluran pencernaan.
Alergi susu sapi yang menyebabkan stunting biasanya pada gejala berat seperti anemia, BAB darah yang terus menerus serta bermasalah pada usus sehingga mempengaruhi anak untuk tumbuh kembang. Meski presentasinya kecil tapi orang tua sebaiknya melakukan penanganan sejak dini.
Saya sempat bertanya kepada seorang teman yang anaknya mengalami alergi susu sapi untuk kebutuhan artikel ini. Anaknya yang pertama terdeteksi alergi susu sapi setelah selepas ASI dan mencoba minum susu formula. Baru hitungan menit reaksinya langsung terlihat dengan BAB sebanyak 20 kali. Langsung dibawa ke dokter yang didiagnosa kalau anaknya alergi susu sapi lalu diganti dengan susu soya agar kebutuhan nutrisinya tetap terjaga. Setelah usia 5 tahun anaknya pun bisa minum susu sapi.
Semoga Bermanfaat