Mohon tunggu...
Alia Nuraeni
Alia Nuraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Singaperbangsa Karawang

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Singaperbangsa Karawang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ujaran Kebencian Termasuk Liberasi Pers Bermedsos?

7 November 2023   23:10 Diperbarui: 7 November 2023   23:37 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang paling menyakitkan adalah ujaran kebencian yang dikombinasikan dengan hoax atau berita palsu. Penyebaran hoax yang semakin marak, tanpa ampun, dan tidak terbendung memiliki potensi untuk menimbulkan konflik di masyarakat dan memicu sentimen dasar, yang pada gilirannya dapat memperkuat radikalisme. Jika hoax digunakan untuk mencapai kepentingan politik, itu dapat menyebabkan kerusakan tatanan sosial.

Sekarang, pemburu kekuasaan menyebarkan banyak hoax bermotif politik. Mereka menanamkan keyakinan yang salah di kepala orang, membuat mereka percaya padanya, dan akhirnya membuat mereka merasa empati dan marah dan meminta dukungan publik atas peristiwa politik atau kemanusiaan yang sedang berlangsung. Terlebih di akhir tahun sekarang banyak sekali berita-berita maupun topik-topik yang bermunculan mengenai isu politik karena semakin dekat dengan Pemilu 2024. Semakin dekat dengan pemilu seringkali terjadi berbagai berita, statement, maupun ujaran-ujaran kebencian baik dalam bentuk penghinaan maupun penyebaran hoax yang akan saling menyerang pihak satu dengan pihak lainnya.

Mereka yang menyebarkan ujaran kebencian dan berita palsu selalu berlindung di balik gagasan demokrasi liberalisme, yaitu kebebasan berbicara tentang realitas sosial politik. Orang-orang memiliki kebebasan untuk menyuarakan pendapat mereka karena rakyat memiliki daulat atas diri mereka sendiri dan negara mereka. Mereka menyatakan pendapat negatif karena kebebasan berpendapat dan berekspresi bagian dari liberalisme yaitu memberikan kebebasan berbicara. Namun, hal tersebut salah karena liberalisme memang kebebasan individu akan tetapi kebebasan ini tidak tanpa batas, kebebasan ini memiliki keteraturan dan tanggung jawab. Oleh karena itu, ideologi ini masih mengandung keteraturan dengan kata lain, bebas bukan sebebas-bebasnya.

Literasi Media Digital Sebagai Sebuah Solusi

Agar liberalisme media sosial tidak mengganggu keamanan umum. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang media massa, termasuk literasi media dan literasi digital, adalah salah satu tindakan yang dapat diambil. Bawden mendefinisikan literasi digital sebagai kemampuan untuk berhubungan dengan informasi hipertektual, yang berarti membaca media komputer secara non-sekuensial. Ini memberikan pemahaman baru tentang literasi digital, yang berakar pada literasi komputer dan literasi informasi (Mauludi, 2019).

Salah satu tujuan utama dari diadakannya sebuah literasi digital yaitu untuk dapat memberi pengajaran tentang bagaimana pengguna media digital tidak hanya dijadikan sebagai sebuah objek yang dipenuhi dengan ribuan informasi secara pasif, tetapi juga dapat memiliki kemampuan untuk mengubah informasi yang didapatkan tersebut menjadi pengetahuan yang bermanfaat untuk dapat menganalisa dan menciptakan pengetahuan dengan cara yang inovatif dan kreatif dari berbagai sumber yang tersedia di internet. Literasi digital memungkinkan masyarakat untuk memahami fungsi media sosial secara luas.

Selain itu, masyarakat dapat menemukan informasi tentang masalah kesehatan, gizi, keluarga, dan lainnya yang dapat meningkatkan kualitas hidup. Mereka mempunyai sebuah kemampuan untuk dapat mengikuti dalam kehidupan bernegara dan politik dengan menyampaikan pendapat yang mereka punya dengan cara yang bijak dan baik tanpa melakukan provokasi, fitnah, atau mencemari reputasi orang lain. Di internet, masyarakat dapat berbagi pendapat, perspektif, dan ide yang baik melalui media sosial.

Alia Nuraeni, Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Singaperbangsa Karawang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun