Listrik dihasilkan oleh energi yang dikonversi dari bantuan bahan bakar yang berasal dari sumber daya alam yang ada di sekitar kita. Ada dua jenis bahan bakar untuk membuat energi listrik, yaitu energi terbarukan dan energi tak terbarukan.Â
Hasil listrik menggerakkan berbagai macam teknologi yang dapat kita temukan di sekitar kita. Komputer, motor, ponsel pintar, mesin cuci, blender, kereta api, dan papan iklan digital merupakan benda-benda yang membutuhkan energi listrik.
Namun, rata-rata dunia ini terbiasa menghasilkan energi listrik melalui bahan bakar yang tak terbarukan. Empat bahan bakar tak terbarukan ada fosil, batu bara, nuklir, dan gas alam. Batu bara sebagai bahan bakar paling banyak diproduksi di Indonesia sangat buruk bagi lingkungan.
Cara pengambilan batu bara dilakukan dengan mengeruk lempengan tanah yang mengandung mineral tersebut. Hal ini merusak alam yang asri demi mendapatkan unsur tersebut dalam hal pembuatan energi listrik.
Tidak hanya di Indonesia saja yang masih menggunakan bahan bakar tak terbarukan, bahan bakar ini masih diproduksi di berbagai belahan bumi. Lahan-lahan tanah di bumi dikeruk demi mendapatkan mineral batu bara atau fosil. Pohon-pohon menjadi tandus akibat dari eksploitasi kebutuhan manusia.
Jika kegiatan ini terus berlanjut, kelak stok bumi yang membutuhkan waktu jutaan tahun seperti bahan bakar fosil akan binasa dan alam menjadi berantakan.
Kita perlu lebih memerhatikan lingkungan. Jika kegiatan ini terus berlanjut, akan ada konsekuensi perubahan iklim untuk bumi.
Energi yang tidak seperti fosil dan batu bara bisa dilakukan lebih ramah lingkungan. Energi terbarukan merupakan energi yang dihasilkan menggunakan alam secara berkelanjutan. Pemanfaatan alam yang tidak pernah habis dan tidak merugikan alam.
Beberapa bahan bakar yang termasuk energi terbarukan adalah:
- Surya
- Air
- Angin
- Biomassa
- Panas bumi
- Ombak laut
Energi terbarukan menggunakan alam yang tidak pernah hilang begitu saja seperti halnya yang terjadi jika menggunakan batu bara, fosil, dan gas alam. Dengan bahan bakar seperti ini, dapat dipastikan ketahanan listrik terus berlanjut dan alam tidak rusak. Tentu saja dalam penataan energi listrik yang terbarukan perlu perhatian dengan tidak percuma menggunakannya.
Penempatan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar terbarukan juga perlu perhatikan aspek peletakannya. Misalnya, pembangkit listrik tenaga angin, sebaiknya tenaga ini tidak diletakkan dekat dengan peradaban karena tidak terekspos cukup angin. Lebih baik energi angin diletakkan di sekitar lembah pegunungan.
Ombak laut juga menjadi contoh perhatian tata letak yang pelu perhatian tepat. Tentu saja pembangkit tenaga listrik ombak laut tidak boleh diletakkan dekat pada pantai yang penuh pengunjungnya. Ombak laut dapat diletakkan di pantai yang jauh dari potensi turisme atau bisa juga diletakkan di tengah laut.
Jika semua orang mulai menggunakan energi dengan bahan bakar energi terbarukan, bumi kita akan menjadi lebih baik dan bumi bisa menjadi lebih bahagia tanpa eksploitasi besar-besaran. (RAS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H