Memang tak seindah pelangi
Sebentuk rindu yang kualami
Sebuah kerinduan yang mendalam
Tapi juga tak seburuk malam kelam
Kerinduan untukmu adalah ketidak abadian
Pesonamu terus merasuk dalam anganku
Seperti, tentang matamu yang menyejukkan penglihatanku
Seperti, tentang hidungmu yang selalu membuatku rindu
Seperti, tentang bibirmu yang senantiasa membelenggu mimpiku
Tentang keseluruhanmu adalah keanggunan dan apapun keadaanmu
Tak ada yang bisa mengubah hasratku untuk selalu menempatkanmu dalam keistimewaan
Kirana.... ( aku sebut kau demikian)
Biarkan cinta menjadi milik berdua
Menjadi Raja dalam jiwa
dan yang akan menuntun kita dalam kemengertian sebuah jalinan
*Sebuah puisi yang kutujukan untukmu
Sebuah kata hati yang terpendam dan kini terungkap dalam puisi dalam Kejujuranku
Sumberejo, Februari 2005
Sebuah catatan lawas lima tahun silam yang sampai saat ini masih tetap tertulis di buku sejarah kehidupanku. Yang mengingatkanku bahwa lima tahun yang telah berlalu aku telah mengalami yang namanya berfikir dan itu menandakan bahwa aku telah hidup lima tahun lalu. Telah menyesap sedikit sari pati kehidupan lewat sebuah lidah yang terasah. Saat menulis catatan ini aku baru menyadari bahwa sekarang aku juga berada di bulan yang sama, tapi di tahun yang berbeda.
Bulan yang sebagian orang menganggap sebagai bulan kasih sayang. Bulan yang di tandai dengan mengirimkan bunga mawar kepada pujaan hati atau sekedar hadiah sebagai wujud kasih sayang mereka. Ah buat ku kasih sayang bisa muncul tiap hari. Tidak harus menungggu selama satu tahun untuk merayakan kasih sayang kita kepada orang orang yang kita cintai. Kasih sayang tidak harus di artikan sebagai bunga mawar yang masih merah merekah atau sewujud hadiah mercy keluaran terbaru. Tentunya ini menurut pandanganku yang mungkin beda dengan kalian. Beda bolehkan???
Dan sekarang aku berdiri disini, di tanah yang pernah memerah darah dalam beberapa peperangan untuk menegakkan sebuah keyakinan dan akan cinta yang pernah membara di dada para syuhada...
Cinta yang hingga kini masih kurasakan dalam sendi sendi kehidupan masyarakatnya, tiap hari.
Madinah Munawwarah, Februari 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H