Mohon tunggu...
Lili Wahyudi
Lili Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hamba Allah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memilih Teman

3 Februari 2020   16:26 Diperbarui: 3 Februari 2020   16:37 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada satu fenomena yang ramai di media sosial yaitu toxic friend. Diama dua kata itu mengandung arti "teman yang meracuni".

Berhubungan dengan itu, semua orang tentu tidak terlepas dari sebuah hubungan pertemanan. Baik di tempat kerja, di lingkungan tempat tinggal, teman sekolah yang masih terjalin dengan baik, maupun yang terikat pertemanan karena urusan tertentu. Sesama pembisnis, atau bahkan mungkin karena memiliki kesenangan dan hobi yang sama.

Dalam pertemanan, tentunya kita memiliki harapan bahwa teman kita tersebut bisa menjadi teman curhat dan mampu memberikan pengaruh positif tentunya. Namun ada kalanya para "toxic friend" ini malah memberi pengaruh buruk. Alih-alih mengajak kita kepada kebaikan, ia malah membuat kehidupan semakin runyam.

Misalkan saja, ia selalu menjadi penghambat saat kita akan melakukan kebaikan. Sering membuat maslah atau menjadikan masalah yang sudah ada semakin runyam. Menyita waktu dan perhatian, selalu ingin menang sendiri, bahkan tidak jarang mereka yang bermuka dua, menjadi hama dan menghancurkan hubungan pertemanan itu sendiri.

Dari sisi agama berteman dengan yang baik itu sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad Shallahu alaihi wasallam. Nabi Shallallahu alaihi wasallam, mewanti-wanti kepada umatnya, agar lebih panda dalam memilih lingkungan dan memilih teman. Karena teman kita lah yang menentukan baik buruknya kita.

Sebuah pendapat mengatakan, jika kita ingin mengetahui siapa diri kita sebenarya, maka lihatah siapa yang ada di sekeliling kita. Siapakah teman-teman terdekat kita. Teman-teman paling dekat kitalah yang sangat memberi pengaruh pada pencapaian kita, baik di dunia maupun di akhirat.

Jika seseorang ingin mengetahui baik buruknya dalam beragama, maka lihatalah dengan siapa ia berteman. Lihatlah dengan siapa ia bergabung? Nabi berpesan, agar mencari teman yang bisa mengantarkan kita untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa taala.

Agama diturunkan oleh Allah kepada manusia berfungsi untuk menuntun setiap sisi kehidupan manusia itu sendiri. Maka sebaik-baiknya manusia adalah ia yang menggunakan agama sebagai tuntunan, tidak terkecuali dalam hal cara mencari teman.

Delapan kelompok yang jika bergaul dengannya maka akan mengakibatkan delapan perkara yang berbeda pula:

  • Orang yang bergaul dengan orang yang kaya, maka akan mengakibatkan ia mencintai kehidupan dunia
  • Orang yang bergaul dengn orang yang fakir, akan mengakbatkan timbulnya rasa syukur, maka ia pun ridho atas pemberian Allah
  • Orang yang bergaul dengan para wanita, akan mengakibatkan kebodohan dan bertambahnya syahwat
  • Orang yang bergaul dengan penguasa, akan bertambah kesombongan dan kekerasan hatinya
  • Orang yang bergaul dengan anak-anak, akan bertambanhya senda gurau
  • Bergaul dengan orang-orang fsik, maka akan mengakibatkan keberanian untuk beruat dosa dan tidak segera brtobat dari dosanya
  • Bergaul dengan para ulama dan orang berilmu, akan bertambah ilmunya dan senantiasa memelihara diri dari perbuatan dosa.
  • Bergaul dengan orang-orang salih, maka ia akan bertambah kecintaannya kepada ketaatan.

Demikian pedoman agama yang mengatur bagaimana berteman dengan teman yang baik. Teman yang baik bisa mengantarkan kita untuk mendapatkan ridho Allah bahkan bisa menjadi penolong kita di yaumil kiamah kelak. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun