4. Tidak menyampaikan hal yang tidak diketahui
Tertulis dalam firman Allah, "Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya." (Al-Isra' 36)
Penceramah tidak dibenarkan menyampaiakan sesuatu yang tidak ia kuasai. Mengajarkan ilmu agama haruslah berhati-hati. Karena jika apa yang disampaikan adalah hal yang salah, kemudian diikuti ummat, maka doa jariyah semankin bertumpuk bagi penyampainya.Â
 5. Menyampaikan ilmu dengan lemah lembut
Allah berfirman, "Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu." (Ali Imran 159)
Lalu dalam firmannya yang lain, "Pergilah kalian berdua kepada Fir'aun, karena dia benar-benar telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut."(Thaha 43-44)
6. Menghindari perdebatan
Sesuai dengan firman Allah, "Dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang terbaik." (An-Nahl 125). Jika ada kesalahan dan kekeliruan atau perbedaan pendapat, hendaklah diselesaikan dengan cara yang baik.
Ketika berdakwah harus sampai pada kesimpulan yang diinginkan. Jangan sampai dialihkan oleh pertanyaan atau sanggahan pendengar hingga dakwahnya keluar dari tujuan utamanya. Seperti kisah dakwah Nabi Musa kepada Fir'aun. Walaupun Fir'aun hendak mengalihkan dakwah beliau dengan berbagai pertanyaan, tapi Nabi Musa tetap fokus dengan tujuan utamanya.
7. Memiliki semangat yang tinggi dan kesabaran
Dalam berdakwah, hendaknya memilikikesabaran. Entah itu sabar menghadapi tantangan yang datang daripihak luar dalam berdakwah, maupun tantangan dari jemaah sendiri. Penceramah harus bersabar dan tidak henti-hentinya menyampaikan kebaikan kepada umat. Allah berfirman, "Saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."(Al-Ashr 3)