Banyak sekali dai/penceramah/ustadz atau apapun namanya, yang menyampaikan ilmu agama kepada para jamaahnya dengan masing-masing gaya penyampaian yang khas. Beberapa ustadz dekenal dan bahkan diidolakan oleh para pendengar ceramahnya dengan penuh kecintaan, karena mereka merasa begitu nyaman dengan cara penyampaian dakwah yang dilakukan oleh sang guru.
Berdakwah dan menyiarkan ajaran Islam bukanlah hal yang mudah. Banyak hal yang harus dimiliki, dikuasai, dan diamalkan oleh sang Pendakwah. Selain tentunya ilmu agama yang jauh harus sudah lebih mumpuni sebelum Ia mengajari para jamaahnya. Ia pun harus memiliki kepribadian yang benar-benar menjadi teladan bagi para jamaahnya. Karena tidak sedikit para penceramah yang ternyata belum bisa mengamalkan apa yang disampaikan dan diajarkan kepada jamaahnya.
Namun, kembali lagi kepada konsep bahwa tidak ada orang yang sempurna. Jika berdakwah hanya boleh disampaikan oleh orang yang sempurna akhlaknya, maka sampai sekarang mungkin dakwah Islam tidak akan pernah tersyiarkan, karena tidak ada dai/ustadz/penceramah yang benar-benar sempurna.
Tetapi, terlepas dari itu semua, ada syarat-syarat  yang harus dipenuhi oleh seorang penceramah agama. Sudah barang tentu harus sesuai dengan Al Qur'an. Berikut ini beberapa syarat dakwah dalam Al Qur'an.
1. Mengajak hanya kepada Allah, tidak kepada yang lain (madzhab, partai, golongan, dll.)
Tujuan berdakwah adalah menyampaikan kebenara. Menyampaikan ajaran Isalam yang benar tanpa dicampuri tujuan untuk mengajak umat kepada golongan tertentu. Berdakwah itu murni untuk menegakan ajaran islam.
2. Menyebarkan hikmah dan nasehat yang baik.
Allah berfirman, "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pengajaran yang baik." (An-nahl 125). Mengajarkan agama dengan seruan yang keras, pemaksaan hanya akan memunculkan keterpakasaan. Bukankah tujua dakwah adalah mmebuat jamaah mampu beribadah dengan keihlasan kepada Allah Subhanahu wataala?
3. Memiliki keyakinan dan kemampuan meyakinkan dalam berdakwah
Dijelaskan di dalam ayat, "Katakanlah (Muhammad), 'Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku, mengajak kepada Allah dengan yakin'," (Yusuf 108). Orang yang mengajak kepada kebaikan harus meyakini bahwa jalan yang sedang ditempuhnya adalah jalan kebaikan. Sekaligus harus mampu menjadikan orang yang diajak merasa yakin bahwa itu adalah sebuah kebaikan.