Mohon tunggu...
Ali NR
Ali NR Mohon Tunggu... Buruh - Penulis

Tetap semangat sampai tujuan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tuan dan Puan

26 Desember 2020   10:19 Diperbarui: 26 Desember 2020   10:23 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Wahai Tuan dan Puan bermata tajam
Lihatlah, telah kubuatkan bahtera yang megah
pada dermaga penantian.
Akupun telah memasang lampu-lampu kecil
sebagai penghias keindahan ketika kau labuhkan kapal layarmu kembali.

Dan bersama alunan nada sang wiyaga kita
'kan bernyanyi mendendangkan lagu penyejuk hati 'tuk mengikat erat tali kasih.

Kelap kelip lampu dari kapal para nelayan
yang bersandar pada dermaga, laksana bintang
pada angkasa raya. Lihatlah Tuan, aku telah menyiapkan hidangan lezat
pada hamparan daun lontar yang diracik khusus oleh Tuan koki nomor satu.

Wahai Tuan dan Puan bermata tajam,
bukankah sudah cukup lama kau berlayar,
mengarungi ombak dan badai pada lautan.

Kini sudah waktunya 'tuk menepi dan menghabiskan waktu yang tersisa, sebelum kita kembali melanjutkan perjalanan
pada lautan abadi. 

Disini kita 'kan menikmati dari setiap lagu dan mantra pemikat hati bersama para pemuja kebesaran Ilahi yang hakiki.

Tangerang 03 02 18

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun