Mohon tunggu...
Ali Azhari Siagian
Ali Azhari Siagian Mohon Tunggu... Guru - Guru/Tentor/Anak Kamar

aku suka menulis dan membaca, ku tulis apa yang menurutku layak di share dan di publikasikan, aku juga suka drama di dalam hidup dan itu bisa menjadi karya. (Dosa membuat kita dewasa ; Muhidin. M. Dahlan-Tuhan izinkan aku menjadi pelacur)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Perlukah Mencari Muka di Dunia Kerja

16 Juli 2024   19:29 Diperbarui: 16 Juli 2024   21:31 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dewasa ini banyak sekali tamatan baru atau istrilahnya dalam bahasa inggris  fresh graduated untuk mendapatkan pekerjaan, kehidupan yang layak, ekonomi mapan, dan terpandang yang penting it's me and im enjoyed with it tetapi mereka tidak memikirkan apa yang akan di hadapi kedepannya. 

Umur kita semakin bertambah dan seharusnya semakin dewasa dalam hal menyikapi kondisi dan keadaan saat ini yang terpenting ialah menjaga sikap, bukan mengambil keutungan demi kepuasan kita sendiri dan merugikan orang lain apalagi menjual nama orang lain ataupun istilahnya mengkambing hitamkan dan dalam politik Belanda yaitu Politik Adu Domba.

Sesuai judul yang saya angkat ialah ''Perlukah Mencari Muka di Dunia Kerja? sebelum saya menulis artikel ini, saya sudah melakukan reset terlebih dahulu untuk mendapatkan informasi positif dan negatif. 

Dengan membaca artikel ini, menurut saya mencari muka boleh dan dapat dilakukan namun dengan cara Positif yaitu dengan menampilkan Prestasi atau bahkan Karya bukan karya nyinyir dan menjatuhkan apalagi sampai melakukan menjual nama baik orang lain dan yang tak kalah penting ialah melakukan Body Shaiming atau ujaran kebencian, memang kebencian itu di ajarkan sedangkan cinta itu alami.

Menurut artikel yang sudah saya baca tentang karekter seseorang yaitu pencari muka ada kutipan positif  yang saya ambil yaitu   dibanyak kejadian memang cara tidak baik itulah yang cepat mendapat promosi. Alangkah lebih bijak jika kita bekerja semaksimal mungkin yang kita bisa, naik jabatan pasti bisa dicapai. 

Saya selama menjadi guru honorer disekolah negeri, saya tidak pernah melakukan ''Mencari Muka dengan atasan'' mulai dari pimpinan saya muslim, kristen dan muslim lagi. Saya dengan pribadi pendiam kecuali saya di panggil oleh atasan mengenai kinerja saya, pasti saya berbicara dengan sopan.  

Saya selalu berusaha untuk tidak mendekati atasan apalagi saling lewat melewati jalan yang sama, otomatis saya putar balik arah. Saya memang seperti itu dari dulu, sehingga saya kurang terkenal. Namun sayan terkenal melalui tulisan-tulisan saya biarlah orang mengenal saya hanya sebuah tulisan bukan dengan pribadi nyata.

Waktu kerja di medan.

Di posisi yang di promosikan di dunia  kerja, saya selalu mendapatkan label promosi rajin dan tekun, dari dulu saya kuliah sambil bekerja selalu di promosikan oleh owner hanya saja kadang saya yang melakukan penolakan secara halus.  

Promosi kerja itu saya dapatkan dari kepandaian saya dalam hal menggunakan Komputer, Bahsa Inggris dan menulis artikel maupun esay, saya selalu konsisten untuk menampilkan yang terbaik di tempat saya kerja, saya selalu totalitas dan hal kerja, bukan ada pimpinan baru saya bekerja itu namanya kerja mengakali atau kerja cari muka.

Saat itu saya sudah menjadi leader toko anak cabang, saya di percayakan oleh pimpinan untuk memimpin toko tersebut, dengan target penjualan sehari harus dua juta dan alhamdulillah memang selalu penjualan di atas dua juta, bukan itu saja, saya juga selalu menjadi tangan kanan atasan dalam hal interview anggota baru dan saya mendapatkan pengalaman meskipun dua tahun, saya juga pernah melakukan pemecatan karyawan karena karyakan melakukan pasar gelap istilahnya toko dalam toko.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun