Mohon tunggu...
Ali Azhari Siagian
Ali Azhari Siagian Mohon Tunggu... Guru - Guru/Tentor/Anak Kamar

aku suka menulis dan membaca, ku tulis apa yang menurutku layak di share dan di publikasikan, aku juga suka drama di dalam hidup dan itu bisa menjadi karya. (Dosa membuat kita dewasa ; Muhidin. M. Dahlan-Tuhan izinkan aku menjadi pelacur)

Selanjutnya

Tutup

Diary

Uneg-uneg

21 Juni 2023   08:09 Diperbarui: 21 Juni 2023   08:15 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

HILANGKAN NEPOTISME ITU

Saya malakoni tulis menulis sejak waktu kuliah, biaya hidup yang harus di penuhi dan berulang-ulang. Akhirnya aku mencari sebuah pekerjaan freelance yaitu menulis, selain menulis aku juga memiliki pekerjaan bulanan yaitu sang penjaga warnet atau warung internet. Selain aktif menulis di sosial media, aku juga sering mengirim artikel ke berbagai media cetak dan akhirnya tidak satupun yang mau menggubris emailku atau memang tidak layak diterbitkan dan kesalnya aku kepada redaksi, pihak redaksi tidak ramah tidak memberitahu bahwa artikel di tolak, redaktur membisu dan aku berharap penuh saat itu dan tak kunjung mendapatkan titik terang dalam pencairan sebuah karya. Setelah lulus kuliah, aku menjatuhkan lamaran kesetiap perusahaan -- perusahaan dan sekolah negeri maupun swasta, bahkan aku mengirim email lamaran itu dari lulus kuliah sampai tahun 2020 tidak bekerja. Di awal tahun 2021 aku mendapatkan pekerjaan sebagai guru disekolah negeri itupun aku mengeluarkan uang 1.500.000 sebagai uang masuk untuk mengajar. Aku membayarnya, karena ini kesempatan untukku agar aku bisa PNS. Tetapi, itu tidaklah mudah, alih-alih aku harus pandai bermain peran di belakang layar atau mencari muka agar ditambah jam mengajar, disekolah dibayar perjam yang kudapatkan hanyalah 55.000/jam. Aku limpahkan 12 jam x 55.000. beda halnya dengan yang pandai mencari muka, menggunakan orang dalam, atau dekat dengan pimpinan maka dia akan sejahtera di lingkungan sekolah.  Tolong, kalian yang memiliki jabatan, berikan kesempatan kepada yang bukan saudara kalian hilangkan Nepotisme itu BAPAK/IBU.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun