Mohon tunggu...
Ali
Ali Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Menulis sebagai cara melatih skill

Selanjutnya

Tutup

Politik

Netralitas adalah Membela Rakyat

20 Januari 2024   14:52 Diperbarui: 20 Januari 2024   14:56 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Informasi tentang netralitas aparat dan penyelenggara pemerintah pada pemilu akhir-akhir ini semakin masif dan cukup berpengaruh kepada masyarakat. 

Mulai dari isu penggunaan uang negara dalam pemilu, kecondongan dalam mendukung salah-satu capres, menggerakkan lembaga negara sampai memanfaatkan program pemerintah untuk kepentingan pribadi.

Tindakan-tindakan ini uniknya malah ditunjukkan secara terang-terangan oleh mereka. Bukannya memberikan efek positif pada masyarakat, justru masyarakat akan menilai negatif terhadap hilangnya netralitas pejabat negara dalam pemilu. Ditakutkan, masyarakat akan menjadi apatis dan paling buruk melawan.

Berdasarkan informasi dari berbagai media, terdapat salah-satu menteri yang memberikan bantuan sosial dan mengatakan bahwa bantuan tersebut adalah bantuan presiden.

Bahkan, sang penerima diminta untuk berterima kasih pada Presiden dan sambil divideokan. Tindakan seperti inilah yang menunjukkan bahwa Netralitas hanyalah sebuah Formalitas.

Kasus lain lagi adalah kampanye dengan alat negara, seperti partai yang membuat video kampanye dalam kantor salah satu kementerian, penggunaan mobil, aparat dan lembaga negara untuk berkampanye. Kasus ini memberikan contoh hilangnya netralitas yang ada dalam pejabat publik.

Bukan cuman secara terang-terangan seperti kasus diatas, tapi juga mulai membuat intervensi, kriminalitas dan sikap "curang" dengan capres yang lain dan yang lebih parah adalah informasi hoax yang disebar oleh oknum tidak bertanggung jawab. Padahal, jargon pemilu saat ini adalah "Pemilu Riang Gembira".

Dimana riang gembiranya?

Politik riang gembira hanya jargon semata

dok.Pexels
dok.Pexels

Riang dan gembira seharusnya dicerminkan dengan tindakan dan penegakkan. Ketika pemilu, setiap pendukung dan yang didukung berhak melakukan kampanye atau tindakan apapun untuk mempromosikan capres mereka selagi tidak melanggar undang-undang dan aturan yang telah ditentukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun