Kuliah Umum Pascasarjana UIN Walisongo Semarang
IQRA'
Baca, Diskusi, Tulis
(ILMUWAN ISLAM INDONESIA-EVALUASI UNTUK AKSI
Prof Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra)
Indonesia yang menikmati penyebaran di abad 13, negara dengan pemeluk agama Islam terbesar, memiliki kerajaan Islam besar belum menyumbangkan Ilmuwan Muslim yang berkiprah dan ikut mengubah dunia. Bidang pengetahuan, sain, seni masih mengekor pada pemikir Islam negara lain. Dibanding dengan ilmuwan dunia barat, muslim Indonesia jauh tertinggal.
Berdirinya PTKIN dan PTKIS baik sekolah tinggin,institut maupun universitas diberbagai wilayah belum memberi kontribus yang signifikan terhadap perkembangan pengetahuan dan kemanfaatan bagi umat Indonesia khusunya dan dunia umunya. Artinya perguruan tinggi hanya mencetak pekerja dibidang keagamaan tidak ilmuwan Islam.
Akar masalahnya adalah keterbukaan pikiran dan hati setiap muslim. Islam dianggap mengalami kejumudan dan tidur panjang dalam buaian karya-karya klasik salaf sholihin. Membaca kitab salaf seakan merasa dicukupkan tanpa melihat kondisi sosial yang berkembang. Saat ini, harus disadari bahwa ilmu pengetahuan dan perkembangan dunia saat ini tersimpan rapi dalam tulisan-tulisan jurnal online-offline, buku ilmiah di perpustakaan barat dan timur dalam bahasa inggris, jerman, prancis, cina, korea, jepang dan arab.
Iqra' wahyu pertama yang turun adalah peringatan pentingnya membaca dan membaca. Pesan ini seakan memudar seiring perkembangan zaman dan pesatnya perkembangan dunia barat. Ilmuwan Muslim diam, menikmati dan tertidur dalam pesatnya tekhnologi dan pengetahuan yang tersaji di jurnal-jurnal bertafar internasioanal dan perpustakaan mewah penuh fasilitas di perguruan tinggi barat.
Iqra' seolah menjadi inspirasi dunia barat dengan membuat perpustakaan penuh dengan manuskrip sejarah kuno, buku referensi utama, buku terbaru yang tersusun dalam katalog rapi yang dibuka 24 jam, nyaman dan menu makanan dengan diskon harga 50% dibanding harga di kantin. Fasilitas ini menjadikan perpustakaan tempat favourit dan sekaligus pusat peradaban karena menajdi ajang bertemuanya seluruh civitas akademika dari mahasiswa, dosen dan guru besar. Diskusi dan tranfer knowlede menjadi lazim dan membudaya yang secara langsung berefek pada peningkatan kualitas civitas akademik.
Iqra' juga berujud menjadi open jurnal system (OJS) yang bisa diakses seluruh umat manusia via jalur internet. Pengetahuan secara tidak langsung menjadi terkumpul, terseleksi, terkodifikasi dan terstruktur dalam jurnal sesuai levelnya. Secara internasional terangkum dalam scopus, level nasional terkelompok dalam sinta. Akademisi menunjukkan gensi dan kemampuan ilmiahnya dengan mempublish karyanya dalam jurnal terakreditasi internasional dan nasional.