Bukan hal yang biasa lagi bagi orang Jawa yang selalu mengkoar-koarkan istilah malam satu syuro. Ya, tahun ini, tepatnya nanti malam, tanggal 13 Oktober 2015 memang waktunya malam satu syuro. Sudah sangat kental masyarakat Jawa dengan tradisi malam satu syuro yang dianggap keramat.
Ya, bertepatan dengan tahun baru hijriah, kalender Jawa pun seakan disamakan dengan Islam kejawen sehingga tahun baru hijriah ini dianggap sakral atau keramat. Orang-orang Jawa pada masa lalu, selalu melakukan ritual tertentu saat menyambut tahun baru hijriah ini. Bahkan, hingga sekarang pun masih melakukan tirakat atau ritual tertentu.
Memang, tahun baru hijriah tak semeriah tahun baru Masehi yang diselenggarakan begitu sangat marak. Karena tahun baru hijriah hanya golongan tertentu, yaitu orang muslim saja. Terlebih lagi hanya sebatas orang-orang jawa. Namun, di sisi lain, tahun baru hijriah ada sisi keramat atau sakral.
Bukanlah dianggap salah secara mutlak jikalau orang-orang Jawa yang beragama Islam melakukan ritual atau tirakat di tempat-tempat tertentu seperti bersemedi, bertapa, mandi di Sendang (sungai keramat) atau tempat keramat dengan tujuan untuk menyucikan diri dan jiwa.
Bahkan, banyak juga orang yang melakukan bacaan wirid dengan tujuan agar Allah selalu memberikan keberkahan-Nya kepada kita. Selain itu, agar terhindar dari segala macam bahaya yang mengancam. Memang, malam satu syuro diyakini oleh masyarakat Jawa sebagai malam keramat.
Bahkan, kepercayaan orang-orang Jawa bagi siapa yang memiliki benda pusaka, maka “dikumbah” sebagai langkah perawatan benda pusaka tersebut. Misalnya saja keris, pedang, golok, dan sebagainya. Semua benda pusaka “dikumbah” agar terasah kesaktiannya dan tetap sakti mandraguna.
Biasanya, untuk mencuci benda pusaka digunakan minyak khusus. Biasanya minyak non-alkohol. Namun, tahukah Anda bahwa minyak nonalkohol pun bisa dijadikan sebagai sarana spiritual tersendiri. Misalnya saja untuk kekayaan, mahabbah (pengasihan), keberuntungan, penyembuhan, keselamatan, kecerdasan, dan sebagainya.
Pasalnya juga, malam satu syuro merupakan malam sakral yang sangat baik digunakan untuk melakukan ritual-ritual khusus. Banyak sekali mitologi yang beredar di masyarakat bahwa malam satu syuro memang malam keramat yang harus digunakan sebaik-baiknya. Begitulah kepercayaan dan keyakinan masyarakat Jawa pada umumnya.
Ada juga yang menggelar selamatan dan ada yang beri’tikaf di masjid dan lain sebagainya. Tentu saja hal itu tujuannya untuk kebaikan. Mungkin saja, sahabat kompasianer memiliki cerita masing-masing di daerahnya sendiri-sendiri berkaitan dengan malam satu syuro?
Situs terkait: http://amalanhikmah.com/ situs resmi yang membahas tentang amalan hikmah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H