Mohon tunggu...
Ali
Ali Mohon Tunggu... -

Saya seorang pengamat dan penikmat budaya dan seni serta berkecimpung juga di dunia metafisika. Situs menarik : http://amalanhikmah.com/ http://batubertuah.com/ http://tasbihasmaulhusna.com/ http://gelangbertuah.com/ http://kecubungasmara.com/ http://batucinta.com/ http://terapikristal.com/ http://terapiair.com/ http://aktivasicakra.com/ http://pranaherbal.com/ http://www.batudelima.com/ http://cincinbatucombong.com/ http://ilmukekayaan.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rahasia Tradisi Malam Keramat Satu Syuro

13 Oktober 2015   12:10 Diperbarui: 13 Oktober 2015   12:10 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan hal yang biasa lagi bagi orang Jawa yang selalu mengkoar-koarkan istilah malam satu syuro. Ya, tahun ini, tepatnya nanti malam, tanggal 13 Oktober 2015 memang waktunya malam satu syuro. Sudah sangat kental masyarakat Jawa dengan tradisi malam satu syuro yang dianggap keramat.

Ya, bertepatan dengan tahun baru hijriah, kalender Jawa pun seakan disamakan dengan Islam kejawen sehingga tahun baru hijriah ini dianggap sakral atau keramat. Orang-orang Jawa pada masa lalu, selalu melakukan ritual tertentu saat menyambut tahun baru hijriah ini. Bahkan, hingga sekarang pun masih melakukan tirakat atau ritual tertentu.

Memang, tahun baru hijriah tak semeriah tahun baru Masehi yang diselenggarakan begitu sangat marak. Karena tahun baru hijriah hanya golongan tertentu, yaitu orang muslim saja. Terlebih lagi hanya sebatas orang-orang jawa. Namun, di sisi lain, tahun baru hijriah ada sisi keramat atau sakral.

Bukanlah dianggap salah secara mutlak jikalau orang-orang Jawa yang beragama Islam melakukan ritual atau tirakat di tempat-tempat tertentu seperti bersemedi, bertapa, mandi di Sendang (sungai keramat) atau tempat keramat dengan tujuan untuk menyucikan diri dan jiwa.

Bahkan, banyak juga orang yang melakukan bacaan wirid dengan tujuan agar Allah selalu memberikan keberkahan-Nya kepada kita. Selain itu, agar terhindar dari segala macam bahaya yang mengancam. Memang, malam satu syuro diyakini oleh masyarakat Jawa sebagai malam keramat.

Bahkan, kepercayaan orang-orang Jawa bagi siapa yang memiliki benda pusaka, maka “dikumbah” sebagai langkah perawatan benda pusaka tersebut. Misalnya saja keris, pedang, golok, dan sebagainya. Semua benda pusaka “dikumbah” agar terasah kesaktiannya dan tetap sakti mandraguna.

Biasanya, untuk mencuci benda pusaka digunakan minyak khusus. Biasanya minyak non-alkohol. Namun, tahukah Anda bahwa minyak nonalkohol pun bisa dijadikan sebagai sarana spiritual tersendiri. Misalnya saja untuk kekayaan, mahabbah (pengasihan), keberuntungan, penyembuhan, keselamatan, kecerdasan, dan sebagainya.

Pasalnya juga, malam satu syuro merupakan malam sakral yang sangat baik digunakan untuk melakukan ritual-ritual khusus. Banyak sekali mitologi yang beredar di masyarakat bahwa malam satu syuro memang malam keramat yang harus digunakan sebaik-baiknya. Begitulah kepercayaan dan keyakinan masyarakat Jawa pada umumnya.

Ada juga yang menggelar selamatan dan ada yang beri’tikaf di masjid dan lain sebagainya. Tentu saja hal itu tujuannya untuk kebaikan. Mungkin saja, sahabat kompasianer memiliki cerita masing-masing di daerahnya sendiri-sendiri berkaitan dengan malam satu syuro?

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun