“ Yang kita butuhkan dalam hidup ini hanyalah sedikit dan selebihnya untuk pamer”, begitulah ungkapan dalam film Forrest Gump yang dibintangi oleh pemain legendaris Hollywood, Tom Hanks.Ungkapan ini begitu sederhana tapi begitu sarat makna. Banyak sekali orang mengejar materi, melebihi yang dia butuhkan, tanpa menyadari bahwa sebenarnya yang dia butuhkan dalam hidup ini adalah kebersahajaan dan kebahagiaan.
Semua manusia pada dasarnya menginginkan kebahagiaan. Hanya orang-orang yang tidak waras jiwanya yang menginginkan kesengsaraan. Berbagai cara ditempuh untuk mencapainya. Ada yang mencarinya dengan kekayaan dunia dan ada juga yang mengejarnya melalui agama.
Kita sepakat bahwa sebenarnya kunci kebahagiaan bukanlah materi. Orang-orang yang mengagungkan kekayaan materi sebagai sumber kebahagiaan, jiwanya akan selalu resah dan gelisah karena manusia tidak akan pernah merasa puas dengan kekayaan yang dia miliki. Orang bijak pernah mengatakan, “Seandainya manusia diberikan satu gunung emas, maka dia akan meminta dua gunung emas lagi”.
Dalam buku “Simplify Your Life”, Elaine St.James menyatkan bahwa sepanjang sejarah orang-orang bijak dalam setiap kebudayaan besar, kehidupan sederhana adalah kunci kebahagiaan. Seperti yang diajarkan agama bahwa sumber kebahagiaan adalah hati nurani. Hidup dengan kemewahan disertai prilaku boros tentu saja bertentangan dengan nurani, apalagi di sekeliling kita ada sebagian orang yang kurang mampu.
Arti Kesederhanaan
Hidup sederhana bukan berarti hidup miskin dan serba kekurangan, apalagi hidup dalam kemelaratan dan kesengsaraan. Sederhana adalah hidup yang tidak berlebihan, proporsional dan memiliki prioritas mana yang harus didahulukan. Banyak orang miskin tapi budaya hidupnya boros. Membeli sesuatu yang tidak begitu dibutuhkan padahal ada kebutuhan yang lebih penting merupakan sifat yang tidak sederhana, misalnya mempriotaskan membeli rokok dua bungkus sehari daripada membayar biaya anaknya di sekolah.
Setiap orang, kaya ataupun miskin , sebenarnya bisa hidup sederhana. karena setiap manusia di muka bumi ini memiliki nurani. Prilaku boros dan melakuakan sesuatu yang tidak ada gunanya merupakan tindakan yang bertentangan dengan nurani. Dengan begitu orang yang sederhana akan selalu menerima dengan rela apa yang ada, berlaku adil dan bersyukur atas setiap rezeki yang diberikan dengan menggunakannya pada sesuatu yang memiliki manfaat dan nilai.
Setiap agama mengajarkan umatnya untuk hidup sederhana. Agama Islam misalnya mengajarkan kita untuk makan dan minum secukupnya dengan tidak berlebihan (al-A'raf, 31). Begitu pula Agama Kristen menyatakan bahwa kemewahan atau kemegahan akan membawa kekhawatiran (Matius 6:25-34).
Setelah menyadari akan manfaat kesederhanaan di dalam kehidupan sehari-hari, maka kita akan bertanya tentang bagaimana hendaknya kita memupuk sifat kesederhanaan dan menjalani hidup secara sederhana?
Menjadi sederhana tidaklah mudah. Di tengah era modernisasi ini, pola hidup yang cenderung hedonis seakan sudah menjadi budaya dan seringkali manusia tergoda untuk tenggelam dalam keagungan materi. Perlu kesadaran diri dan kemauan yang kuat untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari- hari. Karena hidup sederhana seringkali dipandang sebelah mata.
Setidaknya ada dua hal penting dalam mengaplikasikan sifat kesederhanaan dalam hidup. Pertama, megontrol hawa nafsu yang selalu berkecambuk dalam diri kita. Dalam ajaran Islam, kita selalu diingatkan agar kita mengontrol hawa nafsu untuk tidak berprilaku berlebihan dalam melakukan apapun. Ini adalah karena hawa nafsulah yang selalu menjeruskan manusia ke kancah kebinasaan, seperti yang digambarkan dalam Surah Al-Mukminun :71.