Mohon tunggu...
Ali Muakhir
Ali Muakhir Mohon Tunggu... Penulis - (Penulis Cerita Anak, Content Writer, dan Influencer)

Selama ini ngeblog di https://www.alimuakhir.com I Berkreasi di IG @alimuakhir I Berkarya di berbagai media dan penerbit I (cp: ali.muakhir@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cara Peacesantren Welas Asih Melahirkan Santri yang Berkualitas dan Kompetitif

2 April 2023   16:57 Diperbarui: 2 April 2023   17:07 1572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Design for Chage Menjadi Habbit (Foto Dokpri)

Peacesantren Welas Asih, berawal dari salah satu program Peace Generation atau PeaceGen yang diadakan setiap bulan Ramadan. Peacesantren pertama kali di adakan di Bandung sekitar tahun 2000-an kemudian tahun-tahun berikutnya menyebar di berbagai kota, bahkan hingga 20 kota di Indonesia.

PeaceGen didirikan Irfan AmaLee (seorang penulis) dan Eric Lincoln (seorang konselor masalah remaja asal Amerika) pada tahun 2007. Sebuah komunitas yang mengajarkan perdamaian pada anak-anak muda melalui buku sederhana yang berisi 12 Nilai Dasar Perdamaian yang ditulis oleh mereka berdua.

PeaceGen berkomitmen menyebarkan perdamaian dengan cara-cara yang ceria dan menyenangkan melalui media kreatif.

Setelah program-program perdamaian yang diadakan PeaceGen berjalan beberapa tahun di berbagai propinsi di Indonesia bahkan menyebar ke berbagai negara, PeaceGen merasa perlu memiliki lembaga pendidikan yang kelak menjadi laboratorium untuk menguji bahan-bahan PeaceGen sebelum disebarkan di tempat-tempat lain.

Lantas lahir Peacesantren Welas Asih, lembaga pendidikan berbasis pesantren yang terletak di Griya Sanding Indah, Sukarasa, Samarang, Garut. Welas asih dalam bahasa Inggris berarti Compation atau kasih sayang, sedang dalam bahasa Arab berarti Rahmah.

Ruang Kelas yang Bersih dan Nyaman (Foto Dokpri)
Ruang Kelas yang Bersih dan Nyaman (Foto Dokpri)

Peacesantren Welas Asih menjadi tempat belajar para peacemaker dan changemaker seperti Rasulullah saw., yang diutus menjadi welas asih untuk semesta alam.

Peacesantren Welas Asih saat ini membuka jenjang pendidikan tingkat SMP dan SMA. Meski lahir dari program PeaceGen, peserta didik atau santri yang nyantri di sana tidak hanya belajar dan mengimplementasikan 12 Nilai Dasar Perdamaian saja. Sebagai lembaga pendidikan, santri juga belajar mata pelajaran sebagai mana layaknya lembaga pendidikan pada umumnya dengan modul pembelajaran yang diambil dari Kurikulum Merdeka.

Mata Pelajaran di Peacesantren Welas Asih dibagi menjadi tiga rumpun, yaitu Tauhid (Aqidah, Ibadah, Quran, Matematika, dan Sains), Akhlak (Hadist, Sirah, Sosial, dan Seni), Ilmu Alat (Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Komunikasi, Literasi, Teknologi Informasi, dan Olahrga).

Tidak hanya mata pelajaran saja yang diterapkan di Peacesantren Welas Asih, melainkan juga pendidikan berbasis life skill dengan penekanan 21'st Century Skills, yaitu literasi, kompetensi, dan karakter. Tujuan utamanya untuk melahirkan santri yang berkualitas dan kompetitif.

Selain itu, pendidikan di Peacesantren Welas Asih didesain untuk membekali Aa Teteh (sebutan untuk santriwan dan santriwati) dalam menghadapi dan memecahkan masalah dalam kehidupan nyata. Aa Teteh belajar berbasis proyek untuk memecahkan masalah (project/problem based learning).

Design for Chage Menjadi Habbit (Foto Dokpri)
Design for Chage Menjadi Habbit (Foto Dokpri)

Dengan metode design for change, Aa Teteh belajar mengenali masalah (feel), menggagas solusi (imagine), mengeksekusi solusi (do), dan membagikan solusi (share) kepada masyarakat.

Contoh proyek yang pernah dilakukan Aa Teteh saat belajar tentang Islam Ramah Lingkungan. Aa Teteh berkunjung ke tempat pembuangan sampah Pasir Bajing Garut dan Bank Sampah Hade Jaya, kemudian menggagas berbagai solusi dari proses daur ulang sampah hingga mengeksekusinya.

Setelah melakukan kunjungan, mereka berbagi pengalaman (share) di acara Sharing Day yang diadakan sebulan sekali. Aa Teteh membagikan pengalaman dan solusi yang telah dirumuskan kepada teman-teman, orangtua, dan penduduk sekitar.

Proyek dari awal digarap bersama  Aa Teteh dengan Abah Ambu (sebutan untuk Ustadz dan Ustadzah) sehingga mereka belajar bagaimana berorganisasi dalam sebuah tim dan bagaimana tampil di depan umum.

Belajar Bisnis

Selain proyek-proyek yang dijalankan Aa Teteh, implementasi Kurikulum Merdeka lain yang diterapkan untuk menghadapi dan memecahkan masalah dalam kehidupan nyata, Peacesantren Welas Asih menerapkan pola pendidikan mutahir. Salah satunya, Aa Teteh dididik agar bisa menjalankan perusahaan atau belajar bisnis sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

Hingga saat ini ada enam (6) perusahaan di Peacesantren Welas Asih. Perusahaan yang didirikan dari hasil pengamatan, assesment, dan proposal bisnis yang dibuat para santri. 

Ada perusahaan WA-FARN (Welas Asih Farm) yang bergerak di bidang pertanian dan peternakan. WA-FARM tidak hanya bergerak di agrobisnis, tetapi juga memanfaatkan peternakan dan perkebunan sebagai wahana eduwisata. Tujuannya untuk membangun kesadaran anak muda untuk lebih menghargai kelestarian alam dan sumber pangan.

Kemudian ada WASI (Welas Asih Science Insider) yang bergerak di bidang penerapan sains. Produk yang dikeluarkan antara lian handwash, sabun, lilin, paket pembelajaran sains praktis, dan sebagainya. WASI saat ini mengelola planetarium yang menjadi wahana edukasi sains masyarakat.

Satu-satunya Planetarium yang Berbentuk Unik (Foto Dokpri) 
Satu-satunya Planetarium yang Berbentuk Unik (Foto Dokpri) 

WATACEE (Welas Asih Training Cencer), perusahaan yang focus mengemas dan memasarkan potensi alam dan kekayaan pengetahuan yang dimiliki Peacesantren Welas Asih. Melalui berbagai training, eduwisata, dan event organizing.

WATECH (Welas Asih Technology), perusahaan layanan produk kreatif digital seperti videografi, fotografi, desain, pengelolaan media sosial, dan zoom streaming. Saat ini WATECH mengelola studio multimedia Peacesantren Welas Asih yang telah dilengkapi beragam alat produksi.

Studio Multimedia (Foto Dokpri)
Studio Multimedia (Foto Dokpri)

CERO WORD, perusahaan yang memegang semua hak produksi merchandise dan pakaian di Peacesantren Welas Asih. CERO WORD memiliki visi lingkungan dengan mendaur ulang pakaian bekas menjadi fashion dan merchandise yang layak jual.

SCRABBLE Publisher, perusahaan penerbitan, literary agen, dan distribusi buku. SCRABBLE membantu Aa Teteh dan keluarga besar Peacesantren Welas Asih menerbitkan buku. Hingga kini SCRABBLE telah menerbitkan 7 judul buku.

Salah Satu Judul Buku yang Telah Terbit (Foto Dokpri)
Salah Satu Judul Buku yang Telah Terbit (Foto Dokpri)

Aa Teteh di tingkat SMA diwajibkan memilih salah satu bidang bisnis sesuai dengan minat, bakat, dan kesukaannya. Setelah itu, mereka akan mengembangkannya di bidang perusahaan yang dipilihnya.

Perusahaan-perusahaan tersebut dijalankan Aa Teteh dengan Abah Ambu sebagai mentornya. Perusahaan-perusahaan tersebut selain menjadi ajang mengembangkan kemampuan para santri, juga bermanfaat bagi lingkungan di sekitarnya.

Hingga saat ini perusahaan-perusahaan tersebut terus berproses. Hasil usaha yang dijalankan lantas ditampilkan dalam rangkaian Peacetival Welas Asih (agenda rutin tahunan). Aa Teteh menggelar hasil usahanya di acara Market Day  dengan berjualan kaos, sabun ramah lingkungan, lilin, aroma therapi, edutainment, content digital, dan penerbitan buku.

Pada Peacetival Welas Asih tahun 2022 lalu Peacesantren Welas Asih menggelar Awarding Day dengan Tema 101 Solusi untuk Bumi. Aa Teteh ditantang untuk membuat solusi sederhana untuk menyelesaikan masalah yang mereka temukan dalam bentuk portofolio. Dari ajang sederhana ini terkumpul puluhan portofolio.

Sebut saja misalnya ada Lampu Tenaga Surya untuk Cadangan karya Irsyad dan Faiz (kelas IX), Planet Friendly Make Up karya Qotrunnada (kelas IX), Gravitasi Pop Up Book Series karya Alya (kelas IX), dan portofolio lain yang semua bertemakan solusi untuk bumi.

Pagelaran Seni dengan Projek Modul Indonesiaku (Foto Dokpri)
Pagelaran Seni dengan Projek Modul Indonesiaku (Foto Dokpri)

Puncak Peacetival Welas Asih diisi penampilan Aa Teteh. Ada Aa Teteh kelas IX kali ini mementaskan pagelaran seni dengan tajuk HARA (Musik untuk Bumi), sementara kelas VIII mementaskan pagelaran The Spirit of Newsantara. Tema pementasan merupakan bagian dari projek Modul Indonesiaku.

Implementasi Kurikulum Merdeka yang dilakukan di Peaceantren Welas Asih bisa berjalan lancar selain karena dukungan pemerintah dengan membebaskan lembaga pendidikan menggunakan Kurikulum Merdeka sesuai kebutuhan, juga karena terjalinnya kerjasama dan dukungan yang maksimal antara siswa, guru, orangtua siswa, dinas pendidikan, dan Peacesantren Welas Asih.

Bergotong Royong Menjaga Kebersihan (Foto Dokpri)
Bergotong Royong Menjaga Kebersihan (Foto Dokpri)

Budaya Welas Asih

Dalam kehidupan sehari-hari, Peacesantren Welas Asih menerapkan budaya welas asih. Ada tiga pilar budaya pesantren yang diterapkan.

1. Disiplin Positif

Pada pilar disiplin positif, santri akan belajar merumuskan tujuan hidup dengan talent mapping dan life planning. Santri juga akan belajar menumbuhkan kedisiplinan tanpa hukuman.

2. Hubungan Reflektif

Hubungan reflektif berarti menerapkan pendidikan perdamaian dan anti-bullying. Pesantren memberikan perhatian pada kesejahteraan mental (wellbeingness) dengan Sosial dan Emosional Learning (SEL). Pesantren juga menerapkan kerja sama guru dan orang tua dengan collaborative parenting.

3. Belajar Efektif

Belajar efektif berarti mengemas metode belajar yang menyenangkan dengan game based learning. Peacesantren Welas Asih menggabungkan Kurikulum Merdeka dengan keterampilan abad 21. Dengan Kurikulum Merdeka Peacesantren Welas Asih makin Merdeka Belajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun