Sebut saja misalnya ada Lampu Tenaga Surya untuk Cadangan karya Irsyad dan Faiz (kelas IX), Planet Friendly Make Up karya Qotrunnada (kelas IX), Gravitasi Pop Up Book Series karya Alya (kelas IX), dan portofolio lain yang semua bertemakan solusi untuk bumi.
Puncak Peacetival Welas Asih diisi penampilan Aa Teteh. Ada Aa Teteh kelas IX kali ini mementaskan pagelaran seni dengan tajuk HARA (Musik untuk Bumi), sementara kelas VIII mementaskan pagelaran The Spirit of Newsantara. Tema pementasan merupakan bagian dari projek Modul Indonesiaku.
Implementasi Kurikulum Merdeka yang dilakukan di Peaceantren Welas Asih bisa berjalan lancar selain karena dukungan pemerintah dengan membebaskan lembaga pendidikan menggunakan Kurikulum Merdeka sesuai kebutuhan, juga karena terjalinnya kerjasama dan dukungan yang maksimal antara siswa, guru, orangtua siswa, dinas pendidikan, dan Peacesantren Welas Asih.
Budaya Welas Asih
Dalam kehidupan sehari-hari, Peacesantren Welas Asih menerapkan budaya welas asih. Ada tiga pilar budaya pesantren yang diterapkan.
1. Disiplin Positif
Pada pilar disiplin positif, santri akan belajar merumuskan tujuan hidup dengan talent mapping dan life planning. Santri juga akan belajar menumbuhkan kedisiplinan tanpa hukuman.
2. Hubungan Reflektif
Hubungan reflektif berarti menerapkan pendidikan perdamaian dan anti-bullying. Pesantren memberikan perhatian pada kesejahteraan mental (wellbeingness) dengan Sosial dan Emosional Learning (SEL). Pesantren juga menerapkan kerja sama guru dan orang tua dengan collaborative parenting.