Mohon tunggu...
Ali Muakhir
Ali Muakhir Mohon Tunggu... Penulis - (Penulis Cerita Anak, Content Writer, dan Influencer)

Selama ini ngeblog di https://www.alimuakhir.com I Berkreasi di IG @alimuakhir I Berkarya di berbagai media dan penerbit I (cp: ali.muakhir@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dakwah Hijau Ala Masjid As-Shiddiq

24 Oktober 2021   14:30 Diperbarui: 24 Oktober 2021   14:32 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan cara mengubah lahan kecil menjadi lahan produktif, secara tidak langsung mengajak masyarakat makin peduli pada tanaman dan lingkungan. Jika semua orang melakukannya dijamin dunia akan semakin hijau, sehat, dan menyehatkan.

Beberapa waktu lalu Menteri BUMN, Erik Thohir meninjau kebun organik Kelompok Tani Buruan SAE As-Shiddiq. Erik Thohir sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan pengurus masjid dan warga sekitar. Konsep tersebut diharapkan bisa diterapkan di masjid-masjid lain, bahkan jika memungkinkan di tempat-tempat ibadah umat beragama lainnya.

Kemudian, tanpa sungkan Erik Thohir ikut memanen sawi yang ditanam di plastik polybag sebagai ungkapan kebanggaan terhadap inisiatif dan kreativitas pengurus masjid dan warga di sana.

Erick berencana menerapkan program Buruan SAE di setiap masjid BUMN yang ada di seluruh Indonesia. Program ini dinilai sangat positif dan membuktikan peran masjid sebagai penggerak perubahan. Tidak hanya perubahan rohani, melainkan juga perubahan jasmani melalui dakwah hijau.

Pada saat yang bersamaan, Erick meninjau lahan milik salah satu BUMN di sekitar komplek yang diserahkan kepada Kelompok Tani Buruan SAE As-Shiddiq untuk di kelola menjadi lahan hijau seperti yang dilakukan di lingkungan masjid.

Menteri BUMN Erick Tohir Mengapresiasi Kelompok Tani Buruan SAE As-Shiddiq Bandung (Foto Dok.Pri)
Menteri BUMN Erick Tohir Mengapresiasi Kelompok Tani Buruan SAE As-Shiddiq Bandung (Foto Dok.Pri)

Upaya Mendukung Net-Zero Emissions

Belakangan ini, Net-Zero Emissions atau Nol-Bersih Emisi mejadi isu international. Meskipun telah muncul sejak 2008, istilah Net-Zero Emissions mendapat sorotan karena Konferensi Tingkat Tinggi Iklim di Paris pada 2015 mewajibkan negara industri dan maju mencapai nol-bersih emisi pada 2050.

Sebetulnya, secara alamiah manusia dan dunia pasti memproduksi emisi. Bayangkan, manusia bernapas menghasilkan karbon dioksida (CO2). Jika dikalikan jumlah manusia sebanyak 7,8 miliar, emisi karbon dari napas manusia saja berkontribusi 5,8% terhadap volume emisi karbon tahunan.

Lantas apa yang dimaksud dengan nol-bersih emisi? Tidak lain dan tidak bukan adalah karbon negatif. Bagaimana emisi yang diproduksi manusia baik secara alamiah atau pun industri bisa diserap sepenuhnya sehingga tidak ada yang menguap hingga ke atmosfer.

Emisi yang diproduksi secara alamiah akan terserap oleh pohon, laut, dan tanah. Melalui reaksi kimia yang kompleks, pohon, perairan, dan tanah memproses emisi karbon itu dalam siklus fotosintesis. CO2 yang bercampur dengan zat dan gas lain akan membentuk reaksi kimia yang melepaskan karbon dan oksigen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun