Mohon tunggu...
Ali Muakhir
Ali Muakhir Mohon Tunggu... Penulis - (Penulis Cerita Anak, Content Writer, dan Influencer)

Selama ini ngeblog di https://www.alimuakhir.com I Berkreasi di IG @alimuakhir I Berkarya di berbagai media dan penerbit I (cp: ali.muakhir@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ternyata, Selama Ini Kehidupan Kita Dikelilingi Hasil Tambang

26 Januari 2019   08:10 Diperbarui: 26 Januari 2019   08:24 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil Pertambangan Dekat Dengan Kehidupan Kita (Foto Alee)

"Eh, baru nyadar, kalau hasil tambang dekat sekali dengan kehidupan sehari-hari kita," komen Widyaross pada salah satu postingan acara "Mining for Life" di Bandung, yang saya share di akun instagram.

"Kirain tambang cuma buat bahan bakar aja," komentar lain, komentar Mentionasi yang disertai imoji senyum.

Saya rasa bukan cuma WidyaRos atau Mentionasi yang baru sadar kalau sebetulnya, selama ini kehidupan kita dikelilingi hasil tambang. Saya pun sebelum tahu banyak tentang tambang sama seperti mereka, hehehe.

Tidak mengherankan karena sejak kecil informasi yang sering kita dengar tentang tambang kurang berimbang. Informasi yang saya dapat lebih banyak tentang pertambangan yang merusak lingkungan daripada manfaat tambang itu sendiri.

Parahnya, informasi tersebut hingga kini terus terjadi, terbukti saat ada survei mengenai "Apa yang ingin kamu ketahui tentang tambang?" dalam acara Mining for Life 19 Januari 2019 lalu. Dari beberapa pertanyaan yang diajukan, yang paling ingin diketahui pengunjung adalah dampak lingkungan dari penambangan.

Hasil Survei Tetap Mengejutkan (Foto Alee)
Hasil Survei Tetap Mengejutkan (Foto Alee)
Supaya apa yang dialami saya dan teman-teman tidak terus berlanjut, Indonesia Mining Association (IMA) menggelar acara Mining for Life tersebut di pelataran Museum Geologi Bandung, Jl. Diponegoro No.57 Bandung.

Dari Sendok Hingga BBM

Selama ini hasil tambang yang sering kita dengar dan gunakan, apa lagi kalau bukan Bahan Bakar Minyak (BBM), padahal jika kita mau tengok sebentar saja di dalam rumah, banyak sekali barang yang berasal dari bahan hasil tambang.

Ketika kita sedang makan, di depan kita ada sendok dan piring. Kita tidak sadar kalau sendok dibuat dari bahan hasil tambang, bisa dari plastik, perak, tembaga, stenles, baja yang kadang dilapisi emas atau (ini biasanya buat koleksi).

Piring juga sama, ada yang terbuat dari plastik, perak, tembaga yang juga kadang berlapis emas. Belum lagi dengan peralatan masak yang ada di dapur, peralatan rumah tangga seperti televisi, lemari, kulkas, meja kursi, jam tangan yang kita pakai, handphone, laptop, komputer, motor, mobil, perhiasan, dan barang-barang lainnya, semua berasal dari bahan hasil tambang.

Kursi Juga Berlapis dari Bahan Hasil Tambang (Foto Alee)
Kursi Juga Berlapis dari Bahan Hasil Tambang (Foto Alee)
Selain itu, manfaat tambang dalam kehidupan sehari-hari juga dapat diamati secara mudah dari produk mineral tembaga yang dimanfaatkan sebagai bahan dasar terbaik penghantar listrik (konduktor), produk batu bara yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik, aluminium untuk industri packaging, besi dan baja untuk industri infrastruktur, nikel sebagai bahan baterai isi ulang, termasuk emas dan perak, hingga minyak bumi yang merupakan bahan utama penghasil bahan bakar premium, minyak tanah, juga aspal sebagai produk turunannya.

Artinya, hidup kita selama ini memang benar-benar tidak pernah bisa lepas dari hasil tambang. Masalahnya, selama ini kita tidak peduli. Kita baru peduli ketika ada isu-isu negatif dari pertambangan.

Pertambangan Dukung Era Revolusi 4.0

Selain hasil tambang bermanfaat bagi masyarakat, ternyata bermanfaat juga bagi keberlangsungan negara kita. Pada pembukaan acara Mining for Life, Ketua IMA Ido Hutabarat mengungkapkan, berdasarkan data Kementerian Keuangan, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) atas sektor mineral dan batu bara pada Desember 2018 telah mencapai Rp46,6 triliun.

"Artinya lebih besar dari sektor-sektor lainnya," imbuh Ido.

Maka, sangat tidak adil jika sektor pertambangan lagi-lagi dikaitkan dengan isu kerusakan lingkungan. Padahal, setiap dibuka lahan pertambangan, secara otomatis secara perlahan-lahan pula dilakukan reklamasi secara bertahap. Sehingga, lingkungan tetap terjaga seperti sedia kala.

Acara Mining for Life yang diadakan selama satu hari tersebut diadakan karena dari fakta bahwa Indonesia dikenal sebagai negara kaya sumber daya alam, khususnya di sektor pertambangan. Begitu besarnya potensi sektor pertambangan di Indonesia, hingga sektor ini menjadi salah satu penyumbang utama Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di APBN.

Acara Pembukaan Mining for Life di Depan Museum Geologi Bandung (Foto Alee)
Acara Pembukaan Mining for Life di Depan Museum Geologi Bandung (Foto Alee)
Konfrensi Pers di Dalam Museum (Foto Alee)
Konfrensi Pers di Dalam Museum (Foto Alee)
Acara digelar untuk mendekatkan dunia pertambangan dengan keseharian kehidupan masyarakat.

"Kami berharap acara ini bisa memberikan gambaran positif mengenai pertambangan melalui peran dan praktik-praktik pertambangan yang benar dan berkelanjutan (sustainable and good mining practice)," pungkas Ido.

Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sukmandaru mengemukakan, revolusi industri pertambangan telah membawa peradaban kehidupan masyarakat saat ini, era Revolusi Industri 4.0.  Hampir seluruh aspek dalam kehidupan sehari-hari dipermudah dengan keberadaan elemen yang dihasilkan oleh tambang.

Industri pertambangan juga mampu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat di sekitarnya secara signifikan karena tingginya penyerapan sumber daya manusia dalam industri pertambangan.

Eksploitasi dan Reklamasi Dilakukan Berbarengan

Sekretaris Jenderal IMA Tony Wenas mengungkapkan jika selama ini banyak pihak yang menilai industri tambang sebagai kegiatan eksploitasi lingkungan semata.

Padahal, kegiatan eksplorasi dan eksploitasi selalu dilakukan bersamaan dengan kegiatan pengelolaan lingkungan seperti reklamasi. Apa yang diupayakan pun mampu memberikan manfaat ekonomi langsung dari penjualan komoditas tambang.

Selain itu, dapat memberikan manfaat utilitas produk yakni mineral tambang yang dihasilkan akan menjadi bahan dasar bagi pembuatan berbagai produk yang digunakan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Masyarakat perlu mengetahui secara berimbang bahwa untuk dapat melakukan aktivitas pertambangan, perusahaan wajib tunduk pada rangkaian prosedur pertambangan berkelanjutan yang diawasi ketat oleh pemerintah.

"Prosedur tersebut disusun dan diterapkan sesuai dengan standar internasional yang berlaku di seluruh dunia," tegas Tony Wenas.

Jika melihat peraturan, berbagai perusahaan tambang justru memiliki komitmen tinggi dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar, sayangnya belum banyak dikenal dan dipahami masyarakat. Publik lebih familier dengan beberapa aktivitas pertambangan yang dikelola secara tidak bertanggung jawab.

Acara Mining for Life selain diramaikan dengan informasi tentang pertambangan juga diisi dengan serangkaian acara menarik seperti pameran foto, seni instalasi, dan video informatif mengenai praktik pertambangan yang baik dan bertanggung jawab, kompetisi media sosial, kompetisi vlog stand-up comedy, diskusi bersama para CEO perusahaan tambang dengan pimpinan media massa, kompetisi karya jurnalistik, dan hiburan musik yang menghadirkan band ternama.

Pengunjung Bisa Foto-Foto di Sini (Foto Alee)
Pengunjung Bisa Foto-Foto di Sini (Foto Alee)
Pengunjung Anak-Anak Bisa Mewarnai pada Wall (Foto Alee)
Pengunjung Anak-Anak Bisa Mewarnai pada Wall (Foto Alee)
Wall Informasi Pertambangan (Foto Alee)
Wall Informasi Pertambangan (Foto Alee)
Panggung Hiburan (Foto Alee)
Panggung Hiburan (Foto Alee)
Pada hari yang sama, sebagai puncak acara, panitia mengundang 18 jurnalis dari berbagai daerah di Indonesia yang menjadi pemenang dalam tiga kategori utama pada Lomba Karya Jurnalistik IMA, yaitu berita media cetak, media online, dan foto. Total hadiah yang diberikan mencapai Rp 102 juta.

IMA untuk pertama kalinya menyelenggarakan Lomba Karya Jurnalistik dengan tema Mining for Life (Tambang untuk Kehidupan) sebagai upaya untuk mengapresiasi rekan media yang selama ini telah memberikan pemahaman komprehensif terhadap masyarakat mengenai peran tambang dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Menarik sekali, kan? Semoga saja tahun-tahun mendatang ada lomba lagi, siapa tahu kita jadi salah satu pemenangnya, hehehe.

Ali Muakhir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun