Mohon tunggu...
Ali Muakhir
Ali Muakhir Mohon Tunggu... Penulis - (Penulis Cerita Anak, Content Writer, dan Influencer)

Selama ini ngeblog di https://www.alimuakhir.com I Berkreasi di IG @alimuakhir I Berkarya di berbagai media dan penerbit I (cp: ali.muakhir@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengolah Sampah Dapur dengan Metode Kascing Ternyata Mudah dan Murah

6 Desember 2017   08:05 Diperbarui: 6 Desember 2017   10:28 3330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah Satu Cara Memanfaatkan Sampah Dapur Menjadi Kompos (Foto Ali)

Setelah wadah telah jadi, campur tanah, kompos, dan kotoran hewan, setelah itu diberi air. Usahakan kadar airnya hanya 55%. Cara mengecek kadar air cukup, ambil campuran tersebut lalu kepal, jika ada air sedikit keluar dari jari jemari berarti kadar airnya cukup. Akan tetapi, jika airnya keluar berarti airnya berlebihan.

Campuran tanah, kompos, dan kotoran yang telah siap tersebut kemudian masukan ke dalam wadah. Usahakan ketebalannya  tidak lebih dari 5 Cm. Setelah itu taburkan cacing tanah yang biasa. Cacing kalung. Kita bisa beli cacing di peternak cacing.

Cacing kan takut sama matahari, jadi dia akan turun ke bawah untuk menghindari matahari. Saat turun ke bawah itulah, dia makan campuran tanah, kompos, dan kotoran hewan.

Nah, setelah kenyang makan, setiap hari akan naik ke atas dan akan mengeluarkan kotorannya yang kita sebut Kascing. Bentuknya seperti meses atau remah-remah roti yang telah kita makan. Biasanya akan menggunung di atas tanah.  Itulah yang dipakai untuk pupuk. Kita bisa menjualnya dengan harga yang lumayan.

Kascing yang bisa kita panen setiap hari, beratnya setengah dari berat cacing yang kita tanam. Jadi kalau kita tanam 1 kilo, maka akan memanen setengah kilo. Kebayangkan, kalau nanam cacingnya 10 kilo bisa memanen 5 Kg. Kascing bisa dijual di dalam negeri kurang lebih dengan harga Rp.5000,- dan jika dijual di luar negeri seperti Malaysia bisa laku 5 Ringgit atau sekitar Rp.15.000,-. Kascing biasanya digunakan ketika akan menanam sayur-sayuran.

Selain informasi tentang Kascing, banyak informasi lain hasil inovasi yang dilakukan Balitbangpupr yang bermanfaat bagi masyarakat. Sebut saja misalnya Akuifer Buatan Daur Ulang Air Hujan atau ABDULLAH, bangunan khusus yang dibuat untuk penadah air hujan untuk wudhu.

Pemanfaatan Air Hujan (Sumber PUPR)
Pemanfaatan Air Hujan (Sumber PUPR)
Pemanfaatan Limbah Plastik (Sumber PUPR)
Pemanfaatan Limbah Plastik (Sumber PUPR)
Kemudian ada Bangunan Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan atau ABSAH, teknologi rumah sehat RISHA, plastik sebagai bahan campuran aspal, dan teknologi-teknologi lainnya. Teknologi yang sangat mudah diaplikasikan oleh masyarakat.

Zumba Demi Kesehatan (Foto Ali)
Zumba Demi Kesehatan (Foto Ali)
Pungut Sampah (Foto Ali)
Pungut Sampah (Foto Ali)
Acara yang dimulai sejak pukul 07.00 di Care Free Day Dago Bandung tersebut diawali dengan jalan kaki sambil memunguti sampah di sepanjang jalan. Mulai dari Gedung Sate hingga lokasi acara. Makin meriah dan sehat karena digoyang dengan zumba. Artikel ini dimuat juga di alimuakhir.com.

@KreatorBuku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun