MENJELAJAH Pulau Derawan, Berau, Kalimantan Timur kurang lengkap jika tidak mengunjungi Pulau Kakaban. Salah satu pulau terbesar dari beberapa pulau yang tersebar di sekitar Pulau Derawan. Luas Pulau Kakaban mencapai 774,2 hektar.
Pulau Kakaban menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara karena sebagian besar wilayahnya berupa danau berair payau. Jadi seolah-olah bagai kolam alam yang sangat besar.
Karena airnya payau, maka sangat cocok untuk tumbuh kembang ubur-ubur yang tidak menyengat. Ubur-ubur, diperkirakan hidup di sana sejak ribuan tahun yang lalu. Ubur-ubur terperangkap dan berevolusi menjadi ubur-ubur yang kita lihat sekarang.
Karena saya dan teman-teman blogger yang kebetulan jalan-jalan bareng ke derawan sudah tak sabar bermain-main dengan ubur-ubur, usai berenang di Gua Halo Tabung Pulau Maratua langsung meluncur menuju Pulau Kakaban.
Speedboat melucur kencang karena mendung sudah menggantung di atas awan. Akan tetapi, di tengah jalan speedboat melambatkan lajunya. Seekor ikan Pari Manta melintas di bawah speedboat.
Pari manta adalah spesies ikan pari berukuran paling besar di dunia. Jenis paling besar bisa tumbuh hingga mencapai 7 meter dengan berat lebih dari 2 ton. Tanpa berlama-lama semua mengabadikan pari yang berenang-renang nakal di antara deburan ombak.
Setelah puas, speedboat kembali meluncur dengan kecepatan penuh. Sempat kehujanan di tengah perjalanan, jadi speedboat ditutup terpal. Kurang lebih 30 menit kemudian speedboat merapat di pintu dermaga Pulau Kakaban.
Sebelum berjumpa dengan ubur-ubur saya dan teman-teman sempat makan siang terlebih dahulu di warung depak pintu masuk sambil menunggu gerimis berhenti dan pengunjung sepi.
Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga, semua masuk gerbang Pulau Kakaban setelah membeli karcis masing-masing Rp.20.000. Murah sekali, bukan? Hati-hati menginjak tangga masuk menuju Danau Kakaban karena licin.
Entah berapa puluh meter jalanan kayu yang melintang di atas tanah menuju Danau Kakaban, yang jelas, jalan itu dibuat dengan membelah hutan untuk memudahkan wisatawan.
Mata langsung terbuka lebar begitu tiba di dermaga Danau Kakaban. Danau berwarna hijau safir membentang luas itu benar-bener bikin tarik napas dalam-dalam. Beberapa jenak, dada saya sesak saking takjubnya dengan kuasa Allah yang satu ini.
Setelah memakai pelampung saya dan teman-teman blogger terjun ke Danau Kakaban dan benar-benar bercanda sepuasnya dengan binatang berkontur bening bagai agar-agar itu.
Ya Allah, ada rasa bahagia, haru, dan sebagainya bercampur aduk berkecamuk dalam dada. Kuasa Allah benar-benar tak ada kiranya. Merasakan bagaimana sepi sekaligus riuhnya hidup di dalam danau. Rasanya ingin selamanya tinggal di sana andai saja tak diajak pulang Bang Hasan yang mengantar kami selama di Derawan.
Ada berbagai macam ubur-ubur dapat ditemukan di Danau Kakaban. Tidak seperti ubur-ubur lainnya, ubur-ubur di sana tidak beracun dan menyengat. Tanpa perlu alat menyelam seperti snorkling pun kita bisa melihat ubur-ubur berenang cantik di tepian Danau Kakaban.
Kemudian ada Cassiopeia Ornata, ubur-ubur yang banyak terlihat di dasar danau dalam posisi terbalik. Tentakel ubur-ubur ini diarahkan menghadap sinar matahari supaya alga simbiotik yang berada di tentakelanya dapat berfotosintesis. Ukurannya antara 15 sampai 20 cm.
Selain itu, ada Mastigias Papua atau ubur-ubur totol, ubur-ubur yang paling banyak terlihat di danau. Ubur-ubur ini memiliki garis tengah lingkaran antara 1 sampai 20 cm.
Terakhir Tripedalia Cystophera, jenis ubur-ubur yang ukurannya lebih kecil. Jenis ini agak sulit ditemukan karena bentuknya yang lebih kecil dari pada tiga jenis ubur-ubur lainnya. Ukurannya agak kotak dan besarnya seluas jari telunjuk, antara 7 sampai 10 mm.
Karena keragaman dan adanya biota laut yang unik ini, Pulau Kakaban pada tahun 2004 lalu ditetapkan sebagai sebagai Kawasan Konservasi Laut Daerah melalui Keputusan Bupati Berau Nomor 70 Tahun 2004. Mau bercengkerama dengan ubur-ubur? Datang saja ke Danau Kakaban.Â
Artikel ini saya muat juga di blog saya alimuakhircom
@KreatorBuku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H