SETELAH menempuh perjalanan darat dari Kota Bandung kurang lebih 10 jam, saya dan temen-temen Kompasianer Bandung (KBandung) akhirnya tiba juga di Kota Cilacap, Jawa Tengah. Padahal, biasanya hanya ditempuh kurang lebih 5-6 jam. Long weekand membuat jalanan sangat padat.
Saya dan teman-teman KBandung kemudian menelusuri jalanan Kota Cilacap yang masih lengang. Setelah beberapa kali tanya arah menuju Teluk Penyu akhirnya tiba juga di parkiran Teluk Penyu.
Suasana pagi di Teluk Penyu ramai oleh para wisatawan dan warga yang sedang berolah raga pagi. Dari kejauhan saya lihat spanduk dan umbul-umbul sepanjang jalan Teluk Penyu. Ternyata, hari itu sedang ada Ibu Menteri Badan Umum Milik Negara (BUMN), Ibu Rini Soemarno yang akan bersihkan pantai di Teluk Penyu bersama warga.
Sebelum bergabung dengan wisatawan dan warga, saya bersihkan badan terlebih dahulu di kamar mandi umum yang disewakan untuk para wisatawan, bukan apa-apa, supaya badan lebih segar. Soalnya hampir seharian terjebak di dalam kendaraan, hehe.
Peduli Kampung Nelayan
Selama ini, Teluk Penyu dikenal sebagai salah satu destinasi wisata bahari andalan Kota Cilacap Jawa Tengah. Sebagai obyek wisata andalan, pantai yang terletak kurang lebih 15 menit dari Terminal Bus Cilacap tersebut harus dijaga kebersihannya agar wisatawan betah berwisata ke sana.
Sebagai salah satu bentuk wujud kepedulian, Pertamina pada ulang tahunnya yang ke-59 berinisiatif mengajak warga Cilacap untuk membersihkan Teluk Penyu dari sampah. Setelah badan bersih dan lebih segar, saya dan KBandung pun bergabung dengan warga.
Sepanjang jalan, beberapa warga saling membantu menanam pohon di taman sepanjang Teluk Penyu. Pohon supaya membuat taman di Teluk Penyu makin rimbun dan asri.
Alhamdulillah, acara belum dimulai, jadi saya dan KBandung bisa ikut menyaksikan acara dari awal. Mulai dari menyanyikan lagu Indonesia Raya, sambutan dari Bupati Cilacap, dan sambutan para Dirut BUMN yang ikut serta bersama Ibu Meteri.
Pada ulang tahun Pertamina yang ke-59 yang jatuh pada tanggal 10 Desember, Pertamina merayakannya bersama perusahaan lain di bawah Kementerian BUMN yang kebetulan hari ulang tahunnya berdekatan antara Bulan Nomber dan Desember. Mereka kemudian bersinergi merayakan bersama-bersama dengan bersih-bersih pantai secara serempak pada 11 Desember 2016.
Selain Teluk Penyu di Cilacap, pantai yang dibersihkan antara lain Pantai Kampung Bugis, Tanjung Uban, Kepulauan Riau. Pantai Mutiara Hijau, Balongan, Jawa Barat. Pantai Grand Watu Dodol, Banyuwangi, Jawa Timur, dan Kampung Atas Air, Balikpapan, Kalimantan Timur.
“Sebagai BUMN yang memiliki banyak fasilitas operasi di area pantai atau laut, Pertamina memiliki tanggung jawab lebih untuk ikut memberdayakan masyarakat nelayan di sekitar wilayah operasinya,” ungkap Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto pada saat memberikan sambutan.
Pada Program Pemberdayaan dan Pembersihan Pantai Kampung Nelayan kali ini tidak hanya bersih-bersih pantai, program aksi BUMN untuk Negeri ini juga memberikan bantuan berupa beasiswa kepada 100 pelajar SD, SMP, SMA, sarana tangkap ikan untuk 10 kelompok nelayan, perbaikan gedung HNSI, pembangunan jalan setapak Donan, Kali Anget, perbaikan 20 rumah di Kampung Laut, perbaikan rumah jaga dan paving block di SDN 9, dan perbaikan musala juga di kelurahan Donan kampung nelayan Teluk Penyu.
“Sinergi yang dilakukan BUMN hari ini menjadi langkah kecil yang sejalan dengan semangat Presiden RI untuk menciptakan Poros Maritim di Indonesia, sebagai upaya untuk menghidupkan perekonomian berbasis pesisir,” kata Bu Rini usai memotong tumpeng ulang tahun di panggung acara. “Kami sangat mengapresiasi semua pihak yang terlibat,” pungkasnya.
Program Peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan di sekitar pesisir yang dilakukan melalui program Corporate Sosial Responsibility (CSR) dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) pada setiap kampung nelayan di lima pantai berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan.
Ibu Rini dan jajarannya serta awak media kemudian menyeberang menggunakan perahu boat menuju Pulau Nusakambangan dan Pantai Pasir Putih. Ibu Rini ikut menanam mangrove di Pulau Nusakambangan, melihat-lihat benteng pertahanan yang dibuat Pemerintah Jepang di Pulau Nusakambangan serta menikmati madu asli hutan, durian, dan es kelapa asli Pulang Kambangan. Tak lupa, Ibu Rini memborong madu asli dari petani madu di Pulau Nusakambangan.
Penuh Penyu
Menurut cerita salah satu warga yang saya temui usai Ibu Rini meninggalkan acara, Teluk Penyu yang terdapat di kecamatan Cilacap Selatan dahulu banyak penyu yang hidup dan berkembang biak dengan baik di pantai tersebut.
Penyu-penyu yang awalnya hidup nyaman di sana kemudian berimigrasi ke pantai-pantai lain di Indonesia seperti pantai di bali dan lombok karena padatnya lalu lintas kapal laut, kawanan penyu tidak berani lagi datang ke Pantai Teluk Penyu untuk bertelur.
Secara geografis, Teluk Penyu sangat cocok untuk bertelur dan berkembang tukik penyu, mengingat kondisi lingkungan yang tidak terlalu panas serta tidak adanya hewan predator yang memakan telur penyu dan kawanan penyu. Karena banyaknya penyu di tepian pantai itulah, pantai ini disebut Pantai Teluk Penyu.
Tidak jauh dari Pantai Teluk Penyu ada sebuah benteng peninggalan Belanda yang telihat sangat misterius, Benteng Pendem. Kemudian hamparan Pulau Nusakambangan dan pasir putih yang bisa dikunjungi dengan mengunakan perahu.
Jadi, kalau Kompasianer berwisata ke Pantai Teluk Penyu, sekali berwisata beberapa destinasi akan terlampaui. Semoga saja apa aksi BUMN untuk negeri berdampak baik terhadap masyarakat kampung nelayan dan wisata di daerah.
@KreatorBuku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H