Mohon tunggu...
Ali Muakhir
Ali Muakhir Mohon Tunggu... Penulis - (Penulis Cerita Anak, Content Writer, dan Influencer)

Selama ini ngeblog di https://www.alimuakhir.com I Berkreasi di IG @alimuakhir I Berkarya di berbagai media dan penerbit I (cp: ali.muakhir@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jatuh Cinta Pada Pesona Pulau Kelor

27 Oktober 2015   18:44 Diperbarui: 28 Oktober 2015   08:04 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belanda juga membangun benteng serupa di Pulau Onrust dan Pulau Kelor. Belanda sempat membangun jembatan penghubung dan jalur bawah laut antar benteng. Benteng dan jembatan akhirnya hancur karena serangan yang bertubi-tubi dari tentara Inggris dan hempasan gelombang tidal dari aktivitas Gunung Krakatau tahun 1883.

Mendengar sejarah tersebut, Lelaki Berciput langsung ngelap keringat, betapa dahulu orang-orang Belanda makmur hidup di bumi Nusantara, bahkan di pulau-pulau kecil yang ada di kepulauan seribu ini.

Kompasianer melanjutkan perjalanan menuju Pohoh Jodoh, sebelum kemudian istirahat sejenak sebelum mengeksplor Pulau Onrust dan Pulau Kelor.

Oh iya, di sebelah reruntuhan benteng ada pohon yang tinggi menjulang. Ada patung elang yang cukup besar. Elang Bondol. Kalau kita melihat ke atas pohon, di atas pohon itulah Elang Bondol tersebut bersarang. Hingga sekarang, sarangnya masih ada. Jika kita ke sana dan sedang beruntung, bisa melihatnya sedang bertengger di atas pohon.

Selain memelihara elang, Pulau Bidadari juga tempat yang nyaman bagi biawak. Biawak bebas berkeliaran di sini karena di sini menjadi habitat biawak yang nyaman. Binatang lainnya adalah kijang totol yang jinak dan cantik, secantik bidadari.

Merinding di Pulau Onrust

Sepertinya, siapa pun yang mengunjungi Pulau Onrust bakal merinding disko begitu sampai di sana dan mendengar sejarahnya. Lelaki Berciput pun merasakan hal yang sama, apalagi mendengar ceritanya langsung dari kuncennya.

Matahari sudah condong ke barat ketika dua perahu yang ditumpangi rombongan kece badai para kompasianer dan Kementrian Pariwisata mendarat di Pulau Onrust. Sejak dari jauh, pulau tersebut terlihat mati.

Para kompasianer digiring masuk reruntuhan bekas rumah sakit. Di rumah sakit inilah, dahulu sekitar tahun 1800, saat wabah lepra melanda batavia para penderita diobati dan diungsikan. Bukan apa-apa, saat itu penderitanya sangat banyak sehingga perlu rumah sakit khusus untuk menangani mereka.

Pulau Onrust selain untuk menampung penderita lepra, juga menampung jamaah haji saat musim haji tiba. Mereka ditampung untuk mengecek kesehatan pasca pergi haji, siapa tahu di antara mereka ada yang sakit atau membawa penyakit dari luar. Tiap musim haji, Pulau Onrust menjadi pulau paling sibuk di kepulauan seribu.

Fasilitas yang dibangun di Pulau Onrust selain rumah sakit, asrama haji, penjara, juga tempat penampungan air yang sampai sekarang masih berfungsi, hanya karena sudah tidak kondusif, sekarang penampungan tersebut ditutup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun