Mohon tunggu...
Ali Muakhir
Ali Muakhir Mohon Tunggu... Penulis - (Penulis Cerita Anak, Content Writer, dan Influencer)

Selama ini ngeblog di https://www.alimuakhir.com I Berkreasi di IG @alimuakhir I Berkarya di berbagai media dan penerbit I (cp: ali.muakhir@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jatuh Cinta Pada Pesona Pulau Kelor

27 Oktober 2015   18:44 Diperbarui: 28 Oktober 2015   08:04 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada Apa di Rumah Bidadari?

Pulau Bidadari adalah satu dari seribu pulau yang ada di kepulauan seribu. Selain resort dan bangunan-bangunan pendukungnya, pulau dengan luas daratan kurang lebih 6,03 hektar tersebut menyimpan beberapa keunikan. Sebut saja misalnya Benteng Martello, Pohon Rezki, Pohon Jodoh, Elang Bondon yang masih ada sarangnya, dan Biawak.

“Ini pohon rezeki,” terang Yosh Aditya dari Kementrian Pariwisata menunjuk pohon besar yang berada di dekat pantai bagian kiri resepsionis resort Pulau Bidadari. “Konon, rezeki kita akan banyak kalau kita foto sambil memegang pohon rezeki atau kalau mau lebih banyak rezekinya memeluk pohon rezeki dengan dua tangan,” lanjutnya membuat para kompasiner kepalanya penuh dengan bohlam yang menyala.

Bagaimana mungkin memeluk pohon dengan diameter yang lebih dari dua meter itu hanya dengan dua tangan? Mimpi kali, ya … kalau syaratnya cuma foto sambil pegang pohon saja sih, nggak masalah.

Konon karena mitos tersebut, tiap orang yang datang ke sini selalu menyempatkan diri untuk foto bersama pohon tersebut. Bahkan, kalau kebetulan wisatawan sedang ramai, bisa antre panjang.

Kompasianer melanjutkan perjalanan menuju reruntuhan Benteng Martello Pulau Bidadari. Kenapa musti lengkap menyebutkan bentengnya, soalnya Benteng Martello ada juga di Pulau Kelor dan Pulau Onrust.

Benteng Martello Pulau Bidadari zaman Belanda dulu digunakan sebagai tempat pertahanan dari serangan musuh yang ingin menyerang Jakarta lewat jalur laut. Meriam-meriam yang digunakan pun sampai sekarang masih ada di sekeliling benteng.

Menurut sejarah, pada abad 17, Pulau Bidadari, Pulau Kelor, dan Pulau Cipir menjadi salah satu pulau basis pertahanan VOC sekaligus penunjang aktivitas di Pulau Onrust, pulau yang aktivitasnya paling sibuk pada saat itu.

Pada sekitar tahun 1850, Belanda membangun menara pengawas untuk melindungi dan memperkuat armada lautnya, menara pengawas yang kemudian dikenal dengan nama Benteng Martello. Benteng selain berfungsi sebagai menara pengawas juga didesain sedemikian rupa agar dapat mengakomodir berbagai kebutuhan tentara kolonial.

Benteng memiliki beberapa ruang bawah tanah, salah satu fungsinya sebagai gudang amunisi. Bangunan berbentuk lingkaran dengan diameter 23 meter dengan sejumlah jendela di seluruh sisinya, dimaksudkan agar senjata bisa bermanuver hingga 360 derajat. Sementara untuk mengakomodir kebutuhan air bersih, di bagian tengah benteng dibangun tembok bundar mungil yang berfungsi sebagai bak penampung air.

 

Keunikan di Pulau Bidadari. Searah Jarum Jam Pohon Rezeki, Benteng Martello, Kijang Totol, dan Pohon Sejuta Cinta. (Foto @Kreatorbuku)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun