Dunia sedang diuji dengan masalah yang bisa dikatakan dalam kondisi kritis, ketika maraknya wabah virus corona (COVID-19) Â hampir di semua penjuru negeri.Â
Dalam situs resmi WHO ( World Health Organization)  COVID-19  adalah penyakit baru yang dapat memengaruhi paru-paru dan saluran udara. Itu disebabkan oleh virus yang disebut  coronavirus.Â
Penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan kecil dari  hidung atau mulut ketika seseorang yang terinfeksi virus ini bersin atau batuk. Sejumlah Aspek mulai dari ekonomi, transportasi, hingga kehidupan sehari-hari nyaris tak ada yang bisa berkelit dari serangan virus corona. Karena seiring berjalannya waktu terus menerus menyebar dan banyak orang terkena dampaknya, bahkan sampai banyak yang meninggal dunia.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian meminta kepal daerah mulai tingkat Gubernur, Wali kota maupun Bupati melakukan antisipasi penyebaran virus corona didaerahnya masing-masing dengan meningkatkan pencegahan kontrol infeksi serta pencegahan penyebaran lanjutan kepada petugs kesehatan, pengunjung dan pasien lainnya.Â
Tak sedikit juga banyak kepala daerah yang melalukan upaya pencegahan dengan melarang warganya beraktivitas dalam kerumunan orang banyak. Alhasil banyak kegitan yang mengundang orang untuk berkumpul banyak dihentikan. Seperti halnya kegiatan belajar di sekolah maupun kampus melalui surat edarannya resmi meliburkan kegiatan belajar di sekolah atau di kampus.
Dengan adanya problematika yang ada sehingga menyebabkan pemberhentian kegiatan belajar di kelas bukan berarti berhenti untuk menuntut ilmu. Teknologi informasi seperti adanya gawai harus bisa dimaanfaatkan secara positif dengan menggunakan gawai sebagai sarana pendidikan dan mencarai ilmu pengetahuan.Â
Sehingga pelajar yang saat ini bisa memanfaatkan segala macam bentuk teknologi dalam proses kegiatan pembelajaran. Peran pendidik seperti guru di ruang kelas akan semakin menantang dan membutuhkan kreativitas yang sangat tinggi.Â
Jika peran pendidik masih mempertahankan sebagai penyampai pengetahuan, maka akan kehilangan peran seiring dengan perkembangan teknologi dan akan ketinggalan zaman.Â
Kondisi tersebut harus diatasi dengan menambah kompetensi pendidik yang mendukung pengetahuan pada bidang teknologi informasi. Sehingga di era yang serba digital dan online ini ketika melakukan pemberhentian formal ke kelas pun bisa mengeksplorasi serta penciptaan melalui pembelajaran mandiri.
Sistem pembelajaran berbasis teknologi informasi terutama pembelajaran online, dikenal dengan istilah LMS (Learning Management System). Sebuah sistem untuk mengelola proses pembelajaran , yang berisi sistem terintegrasi antara model, materi, media hingga guru dan siswa yang tentunya dikembangkan terlebih dahulu.Â
Banyak LMS yang dikembangkan oleh para developer software, seperti Moodle, Edmodo, maupun website-website LMS seperti Quipperschool. Tak terkecuali, perusahaan raksasa internet, Google juga memiliki LMS gratis yakni Google Classroom yang menawarkan konsep virtual class.
Adanya aplikasi Google Classroom bisa menjadi solusi sebagai alat bantu  pelajar agar lebih mudah dalam mendapatkan pelajaran dimanapun, tanpa harus bertatap muka  disaat-saat dunia sedang genting dengan maraknya virus corona.Â
Adanya platform virtual class yang membantu proses cara mengajar dengan model pembelajaran inovatif berbasis e- learning. Bertujuan untuk melakukan kolaborasi, koneksi, akses terhadap informasi, visualisasi yang menarik, mendorong memahami suatu pelajaran secara cepat. Sehingga akan memberikan pengalaman terbaik bagi pendidik dan pelajar saat melakukan kegiatan belajar mengajar.
Ada beberapa manfaat yang bisa dirasakan dari adanya Google Classroom terhadap proses kegiatan mengajar.Â
Pertama, proses setting yang cepat dan nyaman segingga hanya tinggal daftar melalui email bisa langsung membuat sebuah akun Google Classroom. Saat itu juga bisa memulai membagikan tugas-tugas dan melakukan pembelajaran secara virtual classroom. Seorang guru atau dosen memungkinkan akses ke kelas pada Google Classroom dengan menambahkan daftar siswa atau kode unik yang ada pada Google Classroom.
Kedua, menghemat waktu  pengguna karena tidak lagi harus mendownload tugas yang diberikan. Seorang guru atau dosen tinggal membuat dan mendistribusikan dokumen untuk siswa atau mahasiswa secara online. Guru juga dapat menentukan peringkat, memberikan umpan balik untuk semua tugas dan melakukan penilaian menggunakan aplikasi Google Classroom.Â
Dengan demikian, dengan mudahnya seorang siswa mengetahui hasil penilaian tugasnya secara cepat serta bisa belajar secara online dimana saja. Semuanya dilakukan secara paperless, sehingga tidak ada waktu yang terbuang untuk mendistribusikan dokumen fisik seperti makalah atau tulisan kertas  ke ruang guru atau dosen.Â
Siswa dengan mudahnya menyelesaikan tugas untuk memenuhi deadline waktu yang diberikan, karena setiap ada tugas yang diberikan dengan otomatisnya akan ada pada notifikasi di layar gawai.
Ketiga, meningkatkan kerjasama dan komunikasi sehingga  bisa melakukan kolaborasi online yang efisien. Guru atau dosen dapat mengirimkan pemberitahuan kepada siswa tentang kegiatan pembelajaran online tertentu.Â
Di sisi lain, siswa atau mahasiswa memiliki kesempatan untuk memberikan umpan balik dan komentar seperti halnya mengomentari di aplikasi media sosial dengan memposting langsung ke aliran diskusi di Google Classroom.Â
Dengan demikian, jika membutuhkan bantuan karena kesulitan memahami suatu tugas atau ingin mempelajari leih lanjut tentang topik tertentu, bisa mendapatkan masukan langsung dari teman sekelas.Â
Pada dasarnya , Google Classroom meningkatkan aspek pembelajaran sosial pendidikan online, yang memungkinkan siswa untuk mendapatkan keuntungan dari pengalaman dan keterampilan teman sekelas.
Keempat, dengan adanya Google Classroom semuanya berada dalam satu lokasi penyimpanan data terpusat. Siswa dapat melihat semua tugas-tugas dalam folder tertentu, guru dapat menyimpan bahan e-learning dan kegiatan untuk tahun ajaran secara cloud dan semua peringkat atau nilai dapat dilihat dalam aplikasi.Â
Tidak perlu khawatir tentang dokumen hilang atau penilaian hilang, karena itu semua tersimpan dalam LMS (Learning Management System). Siswa ataupun mhasaiswa juga bisa bisa melihat dan mempelajari pelajaran yang sudah lama dengan mudah, karean data atau materi yang telah lalu akan tetap ada dan tersimpan pada Google Classroom.
Kelima, berbagi sumber data dan informasi secara cepat, daripada harus mengirim email individu untuk setiap siswa, ataupun harus mengirim pesan WhatsApp kepada setiap siswa. \
Kini dengan mudahnya tinggal langsung mengakses aplikasi Google Classroom dan dapat memberikan materi e-learning tambahan yang bisa menguntungkan siswa. Ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pelajaran terbaru yang berhubungan dengan pelajaran belum lama guru sampaikan.
Dengan segala problematika yang ada, pemberhentian proses belajar mengajar dikelas karena maraknya wabah virus corona (COVID-19) tidak menjadi alasan bagi pelajar untuk terus menimba ilmu.Â
Sehingga penggunaan aplikasi Google Classrom yang menggunakan konsep virtual class, bisa memberikan dampak positif kepada orang disekitar dalam menghadapi kenyataan bahwa dunia sekarang sedang tidak baik-baik saja dengan adanya COVID-19
Penulis menyarankan aplikasi google classrom sebagai media pembelajaran alternatif yang bisa digunakan oleh siswa atau mahasiswa sehingga membantu proses pembelajaran jarak jauh dengan seorang guru atau dosen.
DAFTAR PUSTAKA
Pappas, C. (2015, Mei 3). eLearning Industry. Retrieved from eLearning Industry Web site
Machendrawaty, Nanih. Ilmu Mantik. Bandung : CV. Mimbar Pustaka, 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H