Mohon tunggu...
Sang Petualang
Sang Petualang Mohon Tunggu... karyawan swasta -

*)hidup ini adalah perjuangan & pengorbanan... *)terus belajar berpindah menuju yang terbaik... *)selalu semangat dalam berusaha.. *)jangan lupakan DUITS (doa,usaha,ikhtiar,tawakal & sabar) *)Ingin mnedapatkan pasangan yg sholekah,,bisa membimbing k jln Ilahi..

Selanjutnya

Tutup

Money

Tuhan Tak Pernah Tidur..

24 November 2011   05:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:16 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu 'alaikum,

::: Tuhan Tak Pernah

Tidur :::

Malam telah larut saat saya

meninggalkan kantor.

Telah lewat pukul 11 malam.

Pekerjaan yang

menumpuk, membuat saya

harus pulang selarut ini.

Ah, hari yang menjemukan saatitu.

Terlebih, setelah

beberapa saat berjalan,

warna langit tampamemerah.

Rintik hujan mulai turun.

Lengkap sudah, badan yang lelah

ditambah dengan "acara"kehujanan.

Setengah berlari saya mencari tempat

berlindung. Untunglah,

penjual nasi goreng yang mangkal di pojok jalan,

mempunyai tenda

sederhana Lumayan, pikir

saya. Segera saya berteduh,

menjumpai bapak penjual

yang sendirian ditemani rokok dan lampu petromak

yang masih menyala. Dia

menyilahkan saya duduk.

"Disini saja dik, daripada

kehujanan...," begitu

katanya saat saya meminta ijin berteduh. Benar saja,

hujan mulai deras, dan kami

makin terlihat dalam

kesunyian yang pekat.

Karena merasa tak nyaman

atas kebaikan bapak penjual dan tendanya, saya

berkata, "tolong bikin mie

goreng pak, di makan disini

saja. Sang Bapak tersenyum, dan

mulai menyiapkan tungku

apinya. Dia tampak sibuk.

Bumbu dan penggorengan

pun telah siap untuk di

racik. Tampaklah pertunjukkan sebuah

pengalaman yang tak dapat

diraih dalam waktu

sebentar. Tangannya

cekatan sekali meraih botol

kecap dan segenap bumbu. Segera saja, mie goreng

yang mengepul telah

terhidang. Keadaan yang

semula canggung mulai

hilang. Basa-basi saya

bertanya, "Wah hujannya tambah deras nih,orang-

orang makin jarang yang

keluar ya Pak?" Bapak itu

menoleh kearah saya, dan

berkata, "Iya dik, jadi sepi

nih dagangan saya.." katanya sambil menghisap

rokok dalam-dalam. "Kalau

hujan begini, jadi sedikit

yang beli ya Pak?" kata

saya, "Wah, rezekinya jadi

berkurang dong ya?" Duh. Pertanyaan yang bodoh.

Tentu saja tak banyak

yang membeli kalau hujan

begini. Tentu, pertanyaan

itu hanya akan membuat

Bapak itu tambah sedih. Namun, agaknya saya

keliru... Tuhan itu tidak pernah

istirahat, begitu katanya.

"Rezeki saya ada dimana-

mana. Saya malah senang

kalau hujan begini. Istri

sama anak saya di kampung pasti dapat air

buat sawah. Yah, walaupun

nggak lebar, tapi lumayan

lah tanahnya." Bapak itu

melanjutkan, "Anak saya

yang disini pasti bisa ngojek payung kalau

besok masih hujan.....".

Degh. Dduh, hati saya

tergetar. Bapak itu benar,

"Gusti Allah ora sare". Allah

Memang Maha Kuasa, yang tak pernah istirahat buat

hamba-hamba-Nya. Saya

rupanya telah keliru

memaknai hidup. Filsafat

hidup yang saya punya,

tampak tak ada artinya di depan perkataan

sederhana itu. Makna nya

terlampau dalam, membuat

saya banyak berpikir dan

menyadari kekerdilan saya

di hadapan Tuhan. Saya selalu berpikiran,

bahwa hujan adalah

bencana, adalah petaka

bagi banyak hal. Saya selalu

berpendapat, bahwa rezeki

itu selalu berupa materi,dan hal nyata yang bisa

digenggam dan dirasakan.

Dan saya juga berpendapat,

bahwa saat ada ujian yang

menimpa, maka itu artinya

saya cuma harus bersabar. Namun saya keliru. Hujan,

memang bisa menjadi

bencana, namun rintiknya

bisa menjadi anugerah bagi

setiap petani. Derasnya juga

adalah berkah bagi sawah- sawah yang perlu diairi.

Derai hujan mungkin bisa

menjadi petaka, namun

derai itu pula yang menjadi

harapan bagi sebagian

orang yang mengojek payung, atau mendorong

mobil yang mogok.

Hmm...saya makin bergegas

untuk menyelesaikan mie

goreng itu. Beribu pikiran

tampak seperti lintasan- lintasan cahaya yang

bergerak di benak saya."Ya

Allah, Engkau Memang Tak

Pernah Beristirahat"

Untunglah,hujan telah reda,

dan sayapun telah selesai makan. Dalam perjalanan

pulang, hanya kata itu yang

teringat, Gusti Allah Ora

Sare.....Gusti Allah Ora

Sare..... Begitulah, saya sering

takjub pada hal-hal kecil

yang ada di depan saya.

Allah memang selalu punya

banyak rahasia, dan

mengingatkan kita dengan cara yang tak terduga.

Selalu saja, Dia memberikan

Cinta kepada saya lewat

hal-hal yang sederhana.

Dan hal-hal itu, kerap

membuat saya menjadi semakin banyak belajar.

Dulu, saya berharap, bisa

melewati tahun ini dengan

hal-hal besar,dengan

sesuatu yang istimewa.

Saya sering berharap, saat saya bertambah usia, harus

ada hal besar yang saya

lampaui. Seperti tahun

sebelumnya, saya ingin ada

hal yang menakjubkan

saya lakukan. Namun, rupanya tahun ini

Allah punya rencana lain

buat saya. Dalam setiap doa

saya, sering terucap agar

saya selalu dapat belajar

dan memaknai hikmah kehidupan. Dan kali ini

Allah pun tetap

memberikan saya yang

terbaik. Saya tetap belajar,

dan terus belajar, walaupun

bukan dengan hal-hal besar dan istimewa. ku berdoa

agar diberikan

kekuatan...Namun, Allah

memberikanku cobaan

agar ku kuat

menghadapinya.* ku berdoa agar diberikan

kebijaksanaan...Namun,

Allah memberikanku

masalah agar ku mampu

memecahkannya. ku

berdoa agar diberikan kecerdasan...Namun, Allah

memberikanku otak dan

pikiran agar kudapat

belajar dari-Nya ku berdoa

agar diberikan

keberanian...Namun, Allah memberikanku persoalan

agar ku mampu

menghadapinya. ku berdoa

agar diberikan cinta dan

kasih sayang..... Namun,

Allah memberikanku orang-orang yang luka

hatinya agar ku dapat

berbagi dengannya. ku

berdoa agar diberikan

kebahagiaan...Namun, Allah

memberikanku pintu kesempatan agar ku dapat

memanfaatkannya.

Karena Allah tahu yang terbaik buat hambanya,

Meskipun menurut kita itu yang yang sulit untuk dijalankan..

wassalamu 'alaykum warokhmatullahi wabarokatuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun