Mohon tunggu...
Ruang Waktu
Ruang Waktu Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Penulis merupakan anak bungsu dari Dua bersaudara, beliau tidak terlalu mahir dalam dunia kepenulisan namun keberanian dan rasa ingin mencobanyalah yang membawa ia terjun didalamnya. Baginya "kehidupan adalah misteri yang patut kita langkahi tak perlu berlari cukup memaknai dan berjalan sesuai kata hati". Sebagaimana moto hidupnya "Tiada Air tanpa Hujan tiada kebahagiaan tanpa ujian". Tulislah apa yang ingin kau tulis jika perkataan dari lisan tak lagi bisa terwakilkan. Salam Hangat✨ #janganlupaikhtyar @dhin_hayati✍️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Firasatmu

4 Oktober 2022   14:09 Diperbarui: 15 Oktober 2022   09:11 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat hujan turun
Malam gelap segera tiba
Seorang gadis belum jua pulang

Sang ibu merindukan..
Ia terlihat cemas
Namun ia tetap meyakinkan dirinya
Bahwa anaknya tetap baik-baik saja

Guntur terdengar dimana-mana
Rintikan air hujan kian bergelombang
Terketuk suara pintu
Nyaring berbunyi
Slot pintu tak terkunci

"Assalamualaikum mah" ucap sang gadis menyapanya
Namun anak kecil ponakannya yang mungil itu yang menjawabnya "Hay.. waalaikumsallam bibi.. abahh" dengan riangnya
Sosok gadis itu bertanya "Dimana nenek berada ? Apakah ada di rumahmu?" Sang ponakan yang lucu itu menjawab"Iyah.. nenek ada dirumah Kaka" begitu ujarnya. Sedikit bercanda gadis itu serontak berkata "Ahh massa..kok gak ada?" Dan gadis lucu itupun bergegas kerumahnya sambil tertawa. Gadis itupun langsung masuk kerumah karena terdengar suara ibunya yang memanggil "De...Ini mamah dirumah", "Mah" jawab sang gadis.
"Mamah hawatir knapa belum pulang udah sore takut kenapa-kenapa, mungkin ini kali ya dek yang namanya firasat ibu kepada anak.. dan dulu juga mungkin Almh. Nenekmu juga sama selalu mempunyai rasa hawatir" ucap sang ibu, anak gadis itupun hanya menjawab dengan senyuman dan berkata dalam hati "Iya mah .. kita dekat saja ada banyak firasat yang mamah rasakan, apalagi nanti jika aku mendapatkan suami yang jauh" serontak gadis itupun berfikir seperti itu. Dan ia langsung menghela nafasnya

Yaa.. tuhan...
Semoga kau berikan aku jodoh yang bisa membimbingku dan keluarganya yang senantiasa sangat menyayangiku tak jauh beda dari sosok ibu yang kini bersamaku" doa sang gadis dalam lamunannya. Sang gadis itupun merasa tak rela jika harus pergi meninggalkan keluarganya tapi apapun takdirnya semoga tuhan menguatkan kita semua Aamiin

Tamat..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun