Kota Pangandaran sangat dikenal dengan keindahan pantainya yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Hal ini tak mengherankan karena terdapat beragam spot wisata bahari yang menarik, seperti Pantai Pelatar Agung, Pantai Karang Tirta, Pantai Pasir Putih, Pantai Timur, Pantai Barat, Pantai Madasari, Pantai Batu Hiu, Pantai Karapyak, Pantai Batu Karas, dan banyak pantai lainnya. Di sejumlah tempat wisata pantai tersebut, tersedia beragam wahana untuk memenuhi kepuasan para pengunjung.
Â
Seiring perkembangan zaman, teknologi canggih turut memainkan peran penting dalam pengembangan wahana pantai seperti Banana boat, jet ski, hingga ATV (All-Terrain Vehicle). Semua wahana ini dapat dinikmati dengan syarat mematuhi peraturan dan SOP penggunaannya. Namun, bagaimana jika wahana-wahana ini justru melanggar SOP dan tidak mengikuti aturan yang berlaku? Tentu saja hal tersebut dapat menimbulkan bahaya dan merugikan beberapa pihak.
Di pantai timur  maupun barat Pangandaran, banyak disewakan kendaraan berupa ATV(All-Terrain Vehicle). Namun,ATV (All-Terrain Vehicle) yang seharusnya digunakan di pesisir pantai malah turun ke jalan raya sehingga menyebabkan berbagaai kerusuhan.
Penggunaan ATV (All-Terrain Vehicle) di jalan raya sering kali menimbulkan dampak negatif yang perlu diperhatikan. Meskipun ATV dirancang untuk digunakan di berbagai medan, termasuk jalur khusus ATV, penggunaannya di jalan raya tetap saja dapat menimbulkan berbagai masalah.
ATV mengganggu kelancaran lalu lintas.
ATV seharusnya digunakan di tepi pantai, namun sayangnya, sebagian besar pengguna memilih mengendarainya di jalan raya. Bahkan, penyedia layanan sewa ATV lebih banyak berada di tepi jalan raya. Hal ini berpotensi menimbulkan masalah bagi kelancaran lalu lintas jika penggunaan ATV terus meluas ke jalan raya.
Menurut kesaksian Pak Asep selaku sekretaris Balawista Kota Pangandaran, bahwasanya penggunaan ATV di jalan raya memang sangat menganggu kelancaran lalu lintas pengguna jalan.
 "Ieu (ATV) sering nyiptakeun macet di daerah, khususna kusabab ieu jalan raya, eta (ATV) kedah gaduh jalur khusus."
"(Hal itu (ATV) sering membuat kemacetan area lalu lintas, apalagi ini jalan raya, harusnya itu (ATV) ada track khususnya)".kata Pak Asep.
"ATV membuat lalu lintas menjadi lebih lambat dan tidak teratur.saya seringkali terlambat pergi ke suatu tempat,apalagi saat akhir pekan,itu macet sekali. Saya merasa ATV itu tidak cocok untuk digunakan di jalan yang seharusnya diperuntukkan untuk kendaraan bermotor dan mobil." Ucap pak Yusuf sebagai pengguna kendaraan bermotor di daerah Pantai Pangandaran.
ATV menyebabkan banyak kecelakaan
Tak hanya mengganggu kelancaran lalu lintas, ATV yang disewakan juga sering menyebabkan kecelakaan yang seringkali memakan korban.
"Biasana unggal minggu pasti aya kacilakaan, sahenteuna hiji atawa dua urang anu paling rame nyata dinten  Saptu sareng Minggu, naon deui, seueur anu nyupiran budak leutik, di jalan tol biasana seueur anu nyetir, sakapeung tabrakan sareng supir motor atanapi mobil".
 ("Biasanya setiap minggu pasti ada aja yang kecelakaan,setidaknya satu atau dua orang. Paling padat itu Sabtu dan Minggu,apalagi yang mengendarai itu kebanyakan anak di bawah umur, kalau di jalan raya itu biasanya banyak yang semena-mena mengendarainya, kadang tabrakan sama pengendara motor atau mobil".) ucap Pak Asep.
Pada saat yang sama, Pak Asep juga mencatat bahwa angka kecelakaan akibat penggunaan ATV di Pangandaran meningkat sebesar 40% dari tahun sebelumnya karena peningkatan jumlah penyewaan ATV yang terus bertambah dari waktu ke waktu.
Penggunaan ATV yang menjadi pemicu kecelakaan memang menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan warga sekitar, terutama bagi para pejalan kaki yang harus lebih waspada ketika berada di jalan raya.
"Penggunaan ATV di jalan raya memang dapat meningkatkan risiko kecelakaan bagi pejalan kaki seperti saya, karena kecepatan ATV dan ketidakmampuan pengendara untuk mengendalikan kendaraan yang cepat . Ditambah lagi ATV memiliki kecepatan yang bervariasi dan tidak sesuai dengan kendaraan lain di jalan raya, menyebabkan potensi tabrakan atau kecelakaan" ucap Mas Reno selaku pejalan kaki di sekitar Pantai Pangandaran.
"Kuring ngarasa teu aman leumpang di jalan atawa jalur pedestrian sabab ATV mindeng ngaliwat dina speed tinggi, komo deui urang teu bisa mastikeun sakabeh pengendara ATV bisa naek og, ieu bda jeung motor sapdah nu mana nu rider bisa dibuktikeun ku ngabogaan SIM. " Tambah Pak Yayat.
"(Saya merasa tidak aman berjalan di jalan raya atau lintasan pejalan kaki karena ATV sering kali melintas dengan kecepatan tinggi,apalagi kita tidak dapat memastikan semua pengendara ATV mampu mengendarai dengan baik,kan itu berbeda dengan sepeda motor yang kemampuan pengendaranya bisa dibuktikan dengan adanya SIM)" Tambah Pak Yayat.
Menurut kesaksian lain dari Pak Irman sebagai pengendara motor, penggunaan ATV memang sangat mengganggu, mereka jadi harus lebih berhati-hati lagi agar menghindari kecelakaan. ''Saya jadi harus hati-hati lagi,takutnya nanti malah nabrak mereka (pengguna ATV)" kesaksian Pak Irman.
Penggunaan ATV di jalan raya tak sepenuhnya mematuhi SOP yang diberikan oleh pihak Balawista
Karena ATV tidak dilengkapi dengan dokumen lalu lintas yang sah, seharusnya penggunaan ATV dilarang di jalan raya. Selain itu, seringkali ATV yang disewakan diisi oleh lebih dari 4 orang, melebihi kapasitas SOP yang seharusnya hanya boleh menampung 3 orang. Praktik ini dapat meningkatkan risiko kecelakaan secara signifikan
Seiring meningkatnya kecelakaan yang disebabkan oleh penggunaan ATV di jalan raya, pihak Balawista mengeluarkan SOP baru yang mewajibkan semua pengendara ATV menggunakan helm saat berkendara. Namun, tampaknya masih banyak pengguna ATV yang mengabaikan SOP ini dengan tidak memakai helm.
Dalam mengapresiasi keindahan alam dan wisata yang ditawarkan di Kota Pangandaran, perlu diakui bahwa perkembangan teknologi telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan wahana pantai. Namun, di tengah semangat berekspansi tersebut, penegakan aturan dan SOP penggunaan wahana menjadi krusial.
Solusi terbaik untuk mengatasi masalah tersebut menurut pihak BALAWISTA adalah dengan menyediakan track khusus bagi penggunaan ATV
"Saya dan rekan-rekan saya tentunya berharap semoga secepatnya dari pemerintah disediakan track khusus untuk penggunaan ATV demi kesejahteraan kita bersama" Ucap Pak Asep selaku sekretaris Balawista.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H