Mohon tunggu...
Alhakim Satrio
Alhakim Satrio Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Manajemen-S1

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengidentifikasi Permasalahan Kewajiban Dalam Menyusun Laporan Keuangan

12 Desember 2024   21:51 Diperbarui: 12 Desember 2024   21:50 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aktiva Tidak Berwujud: Hak paten, merek dagang, goodwill.

Aktiva sering digunakan oleh perusahaan karena merupakan alat utama untuk menjalankan operasi bisnis, seperti mesin untuk produksi atau kas untuk membayar biaya operasional. Digunakan untuk menghasilkan pendapatan dan meningkatkan nilai perusahaan.

  • Passiva

Pasiva adalah kewajiban atau utang yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pihak lain.

Contoh pasiva meliputi:

Utang Jangka Pendek: Utang dagang, utang pajak.

Utang Jangka Panjang: Pinjaman bank, obligasi.

Pasiva digunakan untuk mendanai aktiva. Misalnya, perusahaan mengambil pinjaman (pasiva) untuk membeli mesin produksi (aktiva).

Jadi menurut saya Perusahaan lebih sering menggunakan aktiva dalam aktivitas sehari-hari karena aktiva adalah sumber daya yang mendukung operasi bisnis.

Berikut adalah bentuk resiko - resiko

  • aktiva lancar, merupakan aset yang dapat dicairkan atau diubah menjadi uang tunai dalam waktu singkat. Aktiva lancar umumnya habis dalam waktu kurang dari satu tahun. Risiko aktiva lancar yaitu dapat dikaitkan dengan kemungkinan gagal bayar konsumen perusahaan dan besarnya piutang yang tidak tertagih dalam periode tertentu.
  • Investasi jangka Panjang, Merupakan strategi keuangan yang dilakukan dengan menempatkan dana dalam aset untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu yang panjang, biasanya lebih dari lima tahun. 

Risiko investasi jangka Panjang yaitu,

Risiko pasar: Risiko ini juga disebut risiko sistematis, yang terjadi karena sentimen keuangan. Risiko pasar yang ekstrem bisa menyebabkan kerugian modal.

Risiko suku bunga: Kenaikan suku bunga dapat membuat nilai aset berbunga, seperti pinjaman dan obligasi, memburuk.

Risiko inflasi: Inflasi bisa membuat nilai investasi jangka panjang tidak maksimal.

Risiko likuiditas: Risiko ini terjadi ketika sulit menyediakan uang tunai dalam jangka waktu tertentu.

Risiko valas: Risiko ini disebabkan oleh dinamika perubahan nilai tukar di pasar.

Risiko negara: Risiko ini juga bisa disebut dengan risiko politik.

Risiko kredit: Risiko ini terjadi ketika pihak yang berhutang tidak mampu membayar kembali utangnya.

  • Aktiva tetap, Merupakan harta atau aset yang dimiliki oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasionalnya dalam jangka waktu yang panjang. Risiko aktiva tetap, yaitu dapat dikaitkan dengan revaluasi aktiva tetap yang dapat menyebabkan beban penyusutan yang lebih besar di tahun-tahun mendatang. Hal ini dapat mengurangi laba perusahaan dan meminimalkan pajak terutang yang dibayarkan oleh perusahaan.
  • Aktiva Tetap Tidak Berwujud, Merupakan aset yang memiliki nilai ekonomi, tetapi tidak dapat dilihat atau diraba secara fisik. Aset ini dapat memberikan hak keekonomian dan hukum kepada pemiliknya. Risiko Aktiva Tetap Tidak Berwujud, yaitu penurunan nilai. 

Penurunan nilai pada aktiva tetap tidak berwujud dapat terjadi karena:

Aset tak berwujud dengan masa manfaat terbatas harus menjalani pengujian penurunan nilai secara berkala.

Aset tak berwujud yang memiliki masa manfaat tak terbatas harus diuji setiap tahun untuk penurunan nilai.


Berikut cara mengetahui permasalahan-permasalahan pada :

  • Kewajiban lancar
  • Periksa aging schedule untuk utang dagang untuk melihat utang yang melewati jatuh tempo.
  • Bandingkan rasio lancar (Current Assets / Current Liabilities) dengan standar industri.
  • Evaluasi arus kas operasi untuk melihat apakah cukup untuk membayar kewajiban jangka pendek.
  • Kewajiban jangka Panjang
  • Periksa rasio solvabilitas, seperti Debt-to-Equity Ratio (Total Debt / Total Equity) dan Interest Coverage Ratio (EBIT / Interest Expense).
  • Tinjau jadwal pembayaran utang untuk memastikan tidak ada potensi gagal bayar (default).
  • Audit laporan keuangan untuk memastikan kewajiban jangka panjang telah dicatat dengan benar.
  • Kewajiban lain-lain
  • Tinjau catatan kaki laporan keuangan untuk menemukan kewajiban yang bersifat kontinjensi.
  • Diskusikan dengan bagian hukum perusahaan untuk memahami risiko terkait litigasi atau perjanjian hukum.
  • Audit internal untuk mengidentifikasi kewajiban yang belum diakui.
  • Kewajiban didistribusi
  • Analisis laporan utang dagang (Accounts Payable Report) untuk melihat utang distributor yang sudah jatuh tempo.
  • Periksa riwayat pembayaran ke distributor untuk memastikan pembayaran dilakukan tepat waktu.
  • Diskusikan langsung dengan distributor untuk mengetahui jika ada keluhan terkait pembayaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun