Seemingly to blame the government/ menyalahkan pemerintah tentang case kemiskinan yang terjadi di Aceh. So, what is the solution? satu solusi yang mau aku sampaikan adalah memaksimalkan semua potential yang ada tanpa adanya rasa superior diantara gender roles (Which will be explained on the next chapter.) Anyway, let me give you an example about consumerism theory in America.Â
Jadi masyarakat America itu memiliki work ethic yakni percaya akan devotion to hard-work, duty, thrift, self-decipline, and responsibility. Bahkan ada jargon "This is America, the harder you work the more success you will gain". Americans may appear materialistic but they also idealistic. They believe in the significance of work beyond the earning of a salary. Nah, memang sih perbedaan etos kerja orang-orang Amerika itu I would say like crazy. Nah! Bagi kamu yang mungkin udah nonton "Emily in Paris" pasti tau nih perbedaan antara Emily dan orang-orang Prancis lainnya, at once they said to Emily. "Emily, Americans life is to work and we work to life."
Do we dare to work like that in this very competitive world? Atau jangan-jangan we are pointing to government seakan-akan ini tunggal salah pemerintah karena kita tidak tau siapa lagi yang harus disalahkan, atau memang kita tidak berani tunjuk diri sendiri atas kesalah kita?
Tentang case kemiskinan sendiri, apa benar salah pemimpin 100%, dan anyway sampai sejauh mana sih kita sudah berusaha? Apa kita udah pakai waktu kita 100% wisely? Atau cuma banyak menghabiskan waktu spin-spin scatter di warkop? Mungkin bisa jadi, yang katanya kita terlalu sibuk tapi belum productive? Kamu sibuk atau productive? Pernah gak sih at once kamu bertanya ke diri sendiri am I really that busy? Or I just make it up? Bagaimana sih sibuknya kalian? How you define sibuk? Atau sebenarnya nya bukan sibuk, tapi tidak bisa manage waktu mungkin?
A lot of questions to answer!
That's why aku pribadi, instead of blaming dan menyalahkan sana-sini, I prefer untuk mengajak teman-teman semua untuk menjadi part of solution gitu, jangan sampai perkataan Megawati: "Milenial banyak mengeluh dan manja" menjadi kenyataan. Mau nge-quote kata manis dari film start-up nih! "Don't let someone's opinion about you becomes reality."
Sebenarnya pembahasan ini panjang sekali, but I just make it brief dan merangkum some of pivotal points. If you have your thoughts, I'd love to hear that :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H