Mohon tunggu...
al hafidz _13oke
al hafidz _13oke Mohon Tunggu... Aktor - Pelajar mahasiswa

EDP 🐪🦁👶 We Hope Be the UBERMENSCH. We life for all cityzen of the eart

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melukis Tragedi

29 November 2022   02:28 Diperbarui: 29 November 2022   02:41 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mungkin sebaiknya kita duduk, lalu mulai bercerita di bawah jingganya bohlam. Menceritakan tragedi kematian Onta di padang pasir, Singa di hutan belantara dan Mawar yang mulai mekar. 

Barangkali manifes kamu di ibaratkan onta yang menanggung beban di pundaknya dan barangkali juga seperti singa yang mencengkram mangsa atau mawar yang di gemari bunganya  tapi di benci durinya?

Sesekali diri kita tak ingin di pahami orang lain, karena dipahami oleh orang lain adalah hal memalukan sekaligus penderitaan. 

Lalu pada eratnya malam dengan angin hangat pencair es; ada yang bergerak hidup, ada kegelisahan, ada kontradiksi sebagaimana dirasakan bulan April.

Sedemikian rupa sehingga secara terus-menerus kita diingatkan pada musim dingin yang akan lewat dan pada kemenangan atasnya, pada kemenangan yang tiba, yang harus tiba, yang mungkin saja sebenarnya sudah tiba! 

Ucapan syukur atasnya mengalir secara berlimpah-limpah, seolah-olah sebuah peristiwa yang di luar harapan terujudkan secara tiba-tiba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun