Mereka cerdas, tapi kita tidak kalah cerdas. Perbaiki sistem pengawasan yang ketat di kantor. Jalinlah jejaring pertemanan yang luas. Bangun reputasi kita dengan prestasi, dan tidak boleh malu-malu untuk menunjukkan prestasi kita.
Kita sendiri juga harus konsisten. Sistem pengawasan itu juga harus kita taati. Menjalin pertemanan yang luas juga perlu dirawat dengan silaturrahim. Prestasi yang dicapai juga bukan karena jalan pintas. Untungnya, di zaman now ini kita punya banyak platform untuk membangun prestasi dan memperbanyak kontribusi.
Tidak usah menjauhi orang-orang dengan "kepribadian gelap" itu. Dekati saja, dan "tampar" mereka dengan prestasi kita.
Setuju?
Hafid Algristian, dr., SpKJÂ
Psikiater RS Islam Surabaya Jemursari
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Sumber:Â
[1] S. M. Maxwell, "An Exploration Of Human Resource Personnel And Toxic Leadership," Walden University, 2015.
[2] A. Furnham, S. C. Richards, and D. L. Paulhus, "The Dark Triad of Personality: A 10 Year Review," Soc. Personal. Psychol. Compass, vol. 7, no. 3, pp. 199--216, 2013.
[3] K. J. Templer, "Dark Personality, Job Performance Ratings, And The Role Of Political Skill: An Indication Of Why Toxic People May Get Ahead At Work," Pers. Individ. Dif., vol. 124, pp. 209--214, Apr. 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H