* Teman sebaya: Interaksi dengan teman sebaya membantu anak belajar berbagi, berkolaborasi, dan menyelesaikan konflik.
  * Sekolah: Lingkungan sekolah yang positif dan suportif dapat memfasilitasi perkembangan sosial-emosional anak.
* Budaya: Nilai-nilai dan norma budaya dapat membentuk pemahaman anak tentang emosi dan perilaku yang sesuai.
3. Pengalaman Belajar
 * Pengalaman langsung: Melalui pengalaman sehari-hari, anak belajar mengidentifikasi dan mengekspresikan emosi mereka, serta belajar dari konsekuensi dari tindakan mereka.
 * Pendidikan: Pendidikan formal dan informal dapat membantu anak mengembangkan keterampilan sosial-emosional melalui program-program seperti pembelajaran sosial-emosional (social-emotional learning/SEL).
4. Faktor Kesehatan
 * Kondisi fisik: Kesehatan fisik yang baik memungkinkan anak untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai aktivitas sosial.
 * Kondisi mental: Gangguan mental seperti kecemasan atau depresi dapat mengganggu perkembangan sosial-emosional anak.
Bagaimana cara mendukung perkembangan sosial-emosional anak?
 * Berikan dukungan emosional: Dengarkan dan validasi perasaan anak.