Mohon tunggu...
Analgin Ginting
Analgin Ginting Mohon Tunggu... Human Resources - Penulis dan Motivator Level 5

Peduli, Memberi dan Berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Empat Faktor Keunggulan Shin Tae-yong sebagai Pelatih PSSI

7 Juni 2021   20:59 Diperbarui: 7 Juni 2021   22:08 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shin Tae Yong Saat Melatih Pemain Nasional Usia Muda. Sumber Kompas.com

Semua pencinta sepak bola Tanah Air tersentak akan sebuah keputusan yang dibuat Shin Tae Yong saat dia memulangkan Nurhidayat Haji Harris dari Dubai.  Padahal tinggal beberapa hari lagi PSSI akan bertanding melawan Thailand dalam babak kualifikasi Piala Dunia.  Padahal lagi saat pertandingan persahabatan melawan Afghanistan, Nurhidayat ikut bermain.

Belakangan ada info bahwa Nurhidayat dipulangkan karena dinilai indispliner saat acara makan di hotel tempat Tim PSSI menginap.  Karena disiplin soal makananlah Nurhidayat pemain yang pernah dipercaya sebagai Kapten PSSI U-19 dipulangkan jauh jauh dari Dubai. 

Pada tanggal 3 Juni kembali pelatih Shin Tae Yong membuat kejutan yang kali ini sangat menggembirakan, saat PSSI berhasil menahan imbang Thailand dengan skor 2-2.  Indonesia dalam 5 tahun terakhir tidak pernah memenangkan pertandingan melawan Thailand yang menjadi  salah satu tim terkuat di Asia Tenggara. 

Keberhasilan PSSI menahan Thailand  karena upaya pemain yang sangat luar biasa.  Terlihat tidak takut, terlihat sangat percaya diri dan semangat bertanding yang sangat gigih dalam duel duel perebutan bola sampai menit terakhir.  Semangat pantang menyerah sudah berhasil ditanamkan Shin Tae Yong dalam diri semua pemain dipadukan dengan teknik bermain yang lumayan tinggi, dan kerja sama antar pemain yang makin padu sehingga menghadirkan sebuah tontotan yang sangat menarik.

Apakah ada hubungan antara memulangkan Nurhidayat dengan menahan seri Thailand  2-2 ?  Menurut saya disitulah substansinya,   disitulah  keberhasilan Coach Shin Tae Yong yang pernah mempermalukan Jerman pada Piala Dunia 2018 lalu saat Tim Korea Selatan yang dilatih nya berhasil menang 2-0. 

Beberapa faktor bisa diuraikan dari cara melatih Shin Tae Yong, yang menurut saya sebentar lagi akan dinobatkan sebagai  salah satu pelatih terbesar Indonesia yang sejajar dengan Wiel Coerver dan Toni Pogacnik. Atau mungkin lebih besar.  Mengapa ? Karena  Shin Tae Yong punya satu kelebihan yang bisa disebutkan dalam satu kata,  Menyeluruh. Menyeluruh dalam dua bidang.

Yang pertama menyeluruh memandang pemain.  Shin Tae Yong memperlakukan seluruh para pemain yang dipanggilnya menjadi cikal bakal Tim Nasional Indonesia tidak hanya dari kemampuan bermain, tapi juga menjadikan karakter dan kesehatan para pemain sebagai factor utama.  Pengalaman bertanding, teknik bermain yang sangat dekat dengan bakat bakat alami tidak hanya menjadi factor penentu siapa yang layak menjadi pemain andalan, tapi juga karakternya dan asupan makanannya.  Shin Tae Yong menempatkan  teknik bermain dan pengalaman bertanding menjadi faktor nomor 3 untuk keberhasilan seorang pemain sepak bola, setelah karakter dan asupan makanannya. 

Kerja kerja kerja,  bermain sampai detik terakhir, matilah di lapangan, adalah beberapa kata yang   sering  disebutkan Shin Tae Yong untuk memacu karakter para pemain.  Shin Tae Yong yakin sekali kalau karakter  sudah terbentuk, maka teknik bermain lebih gampang untuk dikembangkan .  Terbukti dengan sangat baik, satu satunya pemain yang punya pengalaman international saat melawan Thailand adalah Evan Dimas.  Usia rata rata   pemain pun baru 22.8 tahun.  Tim Indonesia di Dubai adalah tim yang mempunyai usia rata rata paling muda. 

Jangan makan gorengan, makanlah makanan yang mengandung protein tinggi.  Berkali kali Shin Tae Yong menekankan hal ini.  Dan dia terapkan kepada semua pemain dengan sangat ketat.  Karena menurutnya kemampuan bertahan bermain sampai 90 menit  sangat ditentukan asupan makanan.  Selama ini PSSI hanya garang bermain sampai babak pertama atau maksimal menit ke 65 atau menit ke  75. Evan Dimas dan Asnawi Mangkualam sanggup bermain sampai menit ke 95.  Woow. 

Jadi saat Nurhidayat melanggar disiplin asupan makanan, wajarlah Shin Tae Yong  segera memulangkannya.   Sekaligus menjadi  shock therapy untuk para pemain yang lain.  1. Karakter, 2 Asupan makanan dan ketahanan fisik, 3 teknik dan pegalaman bermain adalah tiga  fokus pembinaan Shin Tae Yong

Yang kedua menyeluruh dalam melatih dan mengembangkan pemain.  Shin Tae Yong bukanlah type pelatih yang hanya mencari kemenangan.  Tapi lebih dari itu dia ingin meletakkan dasar dasar pemain professional yang sangat menyeluruh.  Meskipun Shin Tae Yong terkenal sebagai pelatih yang sangat ahli strategi, tapi dia juga mengajak pelatih khusus fisik dan ahli gizi, pelatih kiper, pelatih mental dan karakter.  Shin Tae Yong adalah pelatih yang mengutamakan kolaborasi, melatih secara tim yang memberikan porsi latihan secara total. 

Tidak tanggung tanggung dia juga mengajak sebagai anggota  tim kepelatihannya seorang yang pernah menjadi kepala pelatih tim nasional putri Korea Selatan.    Sanggat membanggakan. 

Hasilnya apa, hasilnya adalah sebuah tim yang sangat menjanjikan.  Saat saya menulis tulisan ini, hanya beberapa jam lagi menjelang pertandingan Vietnam melawan Indonesia.  Saya yakin akan banyak tercipta gol dan Indonesia akan unggul 3-2.  Mari kita nantikan.     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun